Chapter 7

3.9K 499 97
                                    

Hai guys... Kalau ada typo bisa ditandain yaa... Biar nanti aku revisi pas lagi senggang

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

.

.

"Mama, di Swiss ada yang jual dango tidak?" tanya Sakura pada sang mertua yang kini sibuk mengelus rambutnya. Keduanya sedang menikmati waktu senggang diruang keluarga. Dengan manja Sakura berbaring di pangkuan ibu mertuanya, dan Mikoto pun dengan senang hati mengelus rambutnya.

Jangan tanyakan kemana perginya kaum lelaki dirumah ini. Mereka sedang berolahraga diruang gym. Olahraga rutin di Minggu pagi, katanya...

Mikoto tersenyum lucu mendengar pertanyaan aneh Sakura. "Dango? Sepertinya tidak ada, sayang. Pertanyaanmu lucu sekali."

"Hehe... Hanya penasaran saja ma, barangkali ada" jawabnya sambil terkikik.

"Kau tidak sedang mengidam kan?" tanya Mikoto dengan mata menyipit.

"Apa? Cucu menantuku mengidam? Jadi bibitnya sudah berbuah yah? Tokcer juga kau Sasuke. Kakek bangga!" Terdengar suara Kakek Madara yang ikut bergabung kedalam pembicaraan. Entah sejak kapan ketiganya sudah berada diruang keluarga juga. Sakura bahkan tidak tahu kalau mereka sudah selesai berolahraga.

Sakura pun spontan bangun dari posisi berbaringnya ke posisi duduk. Rasanya tidak sopan berbaring seperti itu didepan laki-laki, meskipun sekarang mereka adalah keluarga.

"Loh, kakek sudah selesai berolahraga? Cepat sekali, jangan-jangan hanya pemanasannya saja yaa?" ucap Sakura mengalihkan pembicaraan.

"Apa berita tadi benar, Sakura? Kakek dengar kau mengidam" kata Kakek Madara yang justru kembali menanyakan hal yang sama. Sepertinya niatan Sakura untuk mengalihkan pembicaraan gagal total.

Sakura tersenyum... Ia berdiri dan menggandeng lengan Kakek Madara, membantu mengarahkannya untuk duduk. "Mama tadi cuma menebak saja kek. Sakura tidak sedang mengidam kok. Kalau hal membahagiakan seperti itu terjadi, Sakura pasti akan langsung memberitahu semuanya" jelasnya.

"Begitukah? Ahh sayang sekali... Padahal bagus kalau benar-benar mengidam--" Ucap Kakek Madara lesu. Ia lalu melirik kearah Sasuke yang sudah mengambil posisi didekat ibunya. "--Kakek tarik pujian yang tadi, Sasuke. Ternyata kau tidak setokcer itu! Huu..." lanjutnya sambil menunjuk Sasuke dengan tongkatnya.

Sakura terkikik mendengar ucapan Kakek Madara yang luar biasa lucu. Rasanya kakek akan sukses jika bekerja sebagai seorang komedian. Entah kenapa, semua yang keluar dari mulutnya terdengar seperti lelucon.

Sasuke sendiri kini terlihat mengerutkan dahinya kesal. Belum lagi dengan semua orang yang kini tersenyum geli kearahnya. "Sebetulnya bukan kurang tokcer kek, tapi kurang intens saja. Soalnya Sakura cuma kuat satu ronde tiap malamnya" Jawabnya sambil tersenyum miring kearah Sakura.

'Si kampret ini' batin Sakura menggigit bibirnya kesal. Rasanya ia ingin menggerutu mengelak ucapan Sasuke, namun ia tahan mengingat mereka tidak sedang berdua.

Sebagai gantinya, Sakura mengadu kepada Kakek Madara. "Kakek, lihat Sasuke! Dia meledekku..." Ucapnya.

"Iyaa iyaa, Sakura tidak salah, Sasuke yang salah. Sudah sudah, jangan bersedih. Kakek akan membelamu..." Ucap Kakek Madara. Setelahnya ia langsung memarahi Sasuke, layaknya memarahi anak kecil yang mengganggu cucunya ditaman bermain.

Give Me A Little TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang