*BERSEMI DI NEGERI SAKURA*®Sherry Kim
WARNINGREMAKE.
Happy reading ....
Yunho menatap kamar kosong itu: tempat tidur rapi tidak ada yang berantakan, steril, seperti makam putih. Firasat bahwa tempat tidur itu sudah seperti ini berhari-hari membuat Yunho menyerbu ke lemari pakaian dan membuka pintunya. Ia menghembuskan napas, tidak sadar ia sudah menahan napas sedari tadi. Pakaian Jaejoong masih lengkap bahkan gaun pelayan dan dompet kain itu. Jaejoog tidak akan pergi tanpa dompet itu bukan?
Di mana namja itu? Kejengkelan dengan cepat melingkupinya ia sudah menguatkan diri untuk menemui Jaejoong. Bahkan ia ngebut berkilo-kilo meter untuk cepat kembali ke Kyoto. Ia sudah menetapkan diri atas semua kemungkinan yang akan di katakan Jaejoong padanya. Ia berharap menemukan Jaejoong di kamar putih, mungkin membaca buku atau berdandan. Lupakan yang terakhir ia sudah cukup mempesona tanpa riasan apapun.
Hari belum malam saat Yunho menyerbu masuk dan menaiki tangga tanpa berkata apa-apa. Dua pelayan pria menatapnya heran. Seorang pelayan di atas terkesiap melihatnya. Biasanya kepala pelayan di beritahu terlebih dahulu atas kedatanganya, tapi akhir-akhir ini Yunho tidak melakukam kebiasaanya. Ia bahkan kembali tanpa seorang pelayan atau pengawal. Mereka tertinggal jauh di belakang. Tidak biasanya Yunho melakukan sesuatu tergesa gesa seperti ini. Bahkan ia sudah sampai Tokyo dan tidak bertemu dengan Go Ahra. Ia malah menyuruh salah satu pengawal untuk mengunjungi keluarga Go atas namanya.
Yunho turun ke aula dan melihat seorang pelayan menaiki tangga dengan nampan makanan di tanganya. "Dimana namja itu?" tanya Yunho tiba-tiba.
"Siapa ,My Prince?"
"Namja Korea itu," sahut Yunho tidak sabar. Gadis itu sepertinya ketakutan. "Saya... saya tidak tahu." Yunho berjalan melewatinya, dan memanggil salah satu pelayan pria seraya menuruni tangga. "Dimana, namja Korea itu?"
"Saya belum melihatnya, My Prince."
"Dan kau," Simen, yang sudah mengenal Yunho seumur hidupnya dan tahu amarahnya tidak lebih dari pada ledakan emosi tak berbahaya. Tiba-tiba begitu ketakutan sampai tak bersuara. Karena raut wajah Yunho yang cemas, dan karena Simen ingat kata-kata yang dibisikkan kepada Radion. "Sebaiknya kau berharap kau tidak ada disini ketika pangeran tahu tentang ..." wanita itu tidak meneruskanya. Ia mengayunkan tongkat, memukulnya.
"Dimana lidahmu, Simen." bentak Yunho membuyarkan lamunan Semen. "Saya ...yakin dia terlihat di dapur tadi." Yunho sudah tiba di selasar, hanya setengah meter di sana. Dan tubuh Simen seakan menciut. "Saat ini..." ia harus berdeham, satu dua dan tiga kali "Saat ini saya tidak tahu. My Prince."
"Siapa yang tahu?" Tidak ada yang tahu? Sejak kapan orang-orangnya berpura-pura bodoh di depanya. Ia memberenggut ke arah dua pengawal dan pelayan itu. Ia kembali ke dalam rumah dan berteriak. "Jaejoong."
"Untuk apa kau berteriak teriak , Yunho." tanya Aoko. Keluar dari ruang duduk ketika Yunho melewatinya. "Sungguh kau tak perlu berteriak untuk memberi tahu kau sudah kembali. Walaupun kenapa kau kembali secepat ini?"
Yunho berputar menatap bibinya "Dimana namja itu? Dan kalau kau menghargai kedamaian dan ketenangan, jangan tanya padaku siapa dia. Kau tahu benar siapa yang sedangku bicarakan."
"Namja Korea itu, tentu saja,"sahut Aoko tenang. "Kami tidak salah menempatkanya, kau tahu, walau dia pernah kabur satu kali, mencuri salah satu kuda orang desa. Untunglah Yihan ada di sana dan membawa namja itu kembali."
Berbagai emosi berkecamuk dalam diri Yunho. Kaget karena Jaejoong sudah mencoba pergi. Lega karena Jaejoong ada di sini walaupun Yunho kesulitan mencari tahu dia berada di mana. Dan kecemburuan besar, panas ,aneh bahwa seorang saudara tirinya yang tampan dan perayu ulung, Yihan, bertemu dengan Jaejoong~nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Fire
Narrativa StoricaRemake novel Johanna lindsay. Dengan title yang sama * bersemi di rusia* 18+ Demi mencegah adiknya kawin lari , Kim Jaejoong menyamar dalam pakaian pelayan wanita dan membuntuti adiknya. Siapa sangka ditengah jalan dirinya diincar Pangeran Jung Yu...