24. the revenge is over

4.5K 429 58
                                    

Hwaiting✊

•••

"Jungkook"
"Hyung minta maaf buat semuanya"

Samar-samar Jungkook mendapati suara dari salah satu Hyungnya.

Ini suara Seokjin.

Pendengarannya terasa berdengung jadi Jungkook hampir tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang dikatakan Seokjin.

Terdengar dekat, tapi jauh. Perasaan ini bikin Jungkook bingung sendiri.

"Pulang dek, pulang kerumah Kita, rumah ayah bunda, rumah Jungkook"

Rumah Jungkook ?

Rumah Jungkook....


'Dimana ?'


.
.



Jungkook menatap jauh pada awan yang perlahan menyatu, membentuk sekumpulan awan mendung.

Beberapa meter didepannya, ada Hoseok yang sibuk menata koper-koper kedalam bagasi mobil.

Mereka akan berangkat pagi ini.
Hanya dia dan Jimin sih, Hoseok akan menyusul bersama Alex setelah menyelesaikan beberapa urusan nanti.

"Hyung, emang nggak papa ya, kalo pesawat terbang pas lagi hujan"

Mata bambinya mengikuti tiap gerakan Hoseok dengan teliti, mulai dari menutup bagasi hingga menghampirinya.

Hoseok memberikan penjelasan yang membuat Jungkook jadi ingat sama seseorang.

"Nggak papa, pesawat emang udah diciptain sedekian rupa buat beroperasi di keadaan-keadaan tertentu".

'kira-kira kalau Namjoon Hyung, bakal jawab gimana ya ?'
Jungkook sempat terdiam sibuk dengan pikirannya, sampai Hoseok menepuk pelan bahunya.

"Adek beneran udah nggak takut hujan kan ?"

Jungkook angguk-angguk, kejadian kemarin itu setidaknya membawa hikmah buat Jungkook, pandangannya berubah soal Hujan.

Omong-omong, sudah 2 minggu berlalu sejak Jungkook keluar dari rumah Sakit, lukanya memang tidak parah, jadi tidak perlu perawatan intensif meskipun waktu itu dia sempat kehilangan darah cukup banyak.

Sejak saat itu juga, Jungkook juga belum pernah bertemu dengan Hyung-hyungnya yang lain.

Dia penasaran mereka dimana atau kenapa tidak pernah menemuinya, tapi tidak ingin menghancurkan suasana yang sepertinya sudah tidak boleh di ganggu.

Mungkin itu juga salah satu alasan kenapa Dia bermimpi aneh semalam.

Beberapa Jam kemudian, mobil Hoseok membawa mereka menyusuri jalanan perkotaan, menuju bandara, dan entah kenapa tiap detik membawa perasaan aneh untuknya.

Ini bukan karena hujan yang perlahan membasahi aspal, Jungkook juga tidak tahu pasti, tapi dia merasa berat, berat sekali rasanya, sampai-sampai tiba-tiba saja dia tidak sadar mulai menangis diam-diam.

kenapa jadi begini ?

Harusnya dia senang dengan jalan yang di pilihnya, apalagi dia sudah berjanji dengan Jimin. Mereka benar-benar akan pergi.

Jungkook ingin mengelak dengan keraguan yang mulai timbul.

Sementara itu, Hoseok dan Jimin yang duduk di jok depan tersenyum tipis. Diam-diam keduanya memperhatikan Jungkook sedari tadi.

"The revenge is over right, Jiminnie ?"

Si sulung Jung berujar pelan pada sang adik yang mendengus.

"You did a great job"

Diam-diam Putra bungsu Alex yang bandel itu tersipu begitu Hyungnya memberikan pujian.

.
.

Hujan mengguyur begitu deras saat mobil Hoseok sampai di satu kawasan familiar.
Tanpa Jungkook sadari, Hoseok mengambil jalan memutar tadi, berbalik arah dari tujuan awal mereka.

Jungkook yang memang sejak tadi tidak begitu memperhatikan jalanan sontak terkejut saat maniknya menangkap bangunan kokoh didepan.

Anak itu beralih pada Hoseok, meminta penjelasan.

"Hyung mau Jungkook selesaikan semuanya dulu, bisa kan ?"

Jungkook sontak terdiam, bibirnya bergetar menahan tangis yang tadi sudah reda.

"Hiks- Huwaaaaa Hyungggg!!!"

Bukan, itu bukan Jungkook yang merengek, tapi Jimin.

"Hyung.. pokoknya bilang ke Daddy, Aku mau pindah kesini aja Hyung, huhuhu~"

.
.
.

"Mereka sudah berangkat ?"
Yoongi memecah hening sedari tadi, bertanya pada kedua adiknya yang tersisa.

Mereka masih berkumpul untuk makan bersama seperti biasa, bedanya semuanya terasa sepi.

Tapi, mau bagaimanapun, mungkin memang seharusnya seperti ini, mereka tidak bisa mencegah apa yang terjadi kan. Jungkook harus bahagia.

"Mungkin, Hoseok udah nggak aktif 15 menit yang lalu"
Namjoon menjawab setelah melihat ponselnya. Taehyung hanya diam sedari tadi, memakan makanannya dengan tenang.

Hujan Hari ini deras sekali, sampai-sampai Taehyung hampir tidak bisa mendengar suara bell yang berbunyi.

'Tunggu, suara bel ?'

Taehyung mengernyit, menajamkan pendengarannya agar bisa lebih jelas mendengarkan.

'Ada tamu ? Di saat seperti ini ?'

Kernyitan dahi Taehyung semakin dalam, apalagi saat tahu kalau sepertinya cuman dia yang sadar, jadi dengan inisiatifnya, Taehyung berdiri dan meninggalkan ruang makan.

Sesampainya di ruang utama, Taehyung memutar kunci lantas membuka pintu.
Lalu terkejut sendiri atas apa yang dia lihat.

Taehyung sedikit tergagap, didepannya, Jimin menggerutu sambil mengusap-usap bajunya yang terkena hujan.

"J-Jimin ? Kenapa-"

"Ish, minggir !"
Jimin mendorong Taehyung tidak santai, membuatnya agak terhuyung kesamping.
Kalau tidak sedang kaget begini, kepala Jimin pasti bakal di jitak, tapi daripada itu perhatian Taehyung dengan cepat teralihkan, lagi-lagi dibuat terkejut saat mendapati presensi lain dibelakang sepupu seperpopokannya itu.

Ada kelinci manis yang sedang tersenyum kikuk dibelakang Jimin.

Sosok yang selama ini dirindukan dan mencoba dilepaskan meskipun berat.

"Hehe.. Jungkook numpang makan dulu, boleh ?"


•••

Our Naughty Bunny - JJK x BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang