•••
Seokjin bergegas keluar dari rumah sakitnya Dan mengendarai Alphard-nya untuk kembali ke mansion, begitu diberi kabar oleh Namjoon.
Adik bungsunya sedang sakit.
Tapi sepanjang jalan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. Jantungnya berdetak excited karena akhirnya, mereka bisa membawa Jungkook pulang, kembali ke rumah.
Dokter muda itu kemudian berlari memasuki mansion. Sampai ke kamar Jungkook saat Namjoon baru meletakkan tubuh sang adik diatas ranjang.
Jungkook terlelap dalam perjalanan tadi, jadi Namjoon mengangkatnya sampai ke kamarnya.
Saat pintu dibuka dari luar, Namjoon dengan cepat memberi kode pada Seokjin agar tidak terlalu berisik.
"Sssttt, Hyung.. dia tidur"
Seokjin tersenyum lembut saat mendekat. Tangannya bergerak untuk mengusap surai si bungsu dengan perlahan.
.
.Jungkook terbangun saat langit mulai menggelap. Kepalanya pening, mungkin akibat dari kecelakaan kecil pagi tadi.
Anak itu lantas mendudukkan diri, sadar bahwa dia berada di ruangan yang berbeda dengan flatnya.
Ini Kamarnya.
Ruangannya yang dipenuhi kenangan, yang kebanyakan bersama kedua malaikatnya.
Jungkook kemudian terdiam dan menatap pada kakinya. Mencoba menggerakkan pergelangan kaki kanannya yang diperban itu.
Ringisan lirih keluar dari bibirnya begitu merasakan ngilu, kulit sekitar pergelangan kakinya bahkan membiru.
'Kalo seperti ini, bakal lama buat kabur dari sini'
Batinnya kesal.Ada alasan sebenarnya kenapa dia terus kabur dan bersikeras tidak mau tinggal di mansion megah ini.
Beberapa hari mendatang adalah hari Peringatan kematian 3 tahun Tiffany & Daehan. Dan saat itu, sanak keluarga inti akan berkumpul untuk bersama-sama berziarah.
Itu yang bikin Jungkook sedikit khawatir.
Orang-orang diluar mengenalnya dengan sifatnya yang jahil dan ceria. tapi nyatanya dibalik itu semua, Jungkook adalah seorang pecundang.
Sejak masuk ke keluarga Kim. Dirinya tidak begitu saja diterima. Caci maki selalu dilontarkan padanya terang-terangan di belakang Daehan & Tiffany. Jungkook tumbuh dengan diperlakukan jauh berbeda dengan Jihoon yang notabene juga sama sepertinya.
Meskipun dia tidak pernah menangis didepan banyak orang. Nyatanya relungnya tetap terluka. Dan itu membuat Jungkook menjadi gugup tiap kali berhadapan dengan orang-orang yang tidak menyukainya.
Karena itu, selama ini dia selalu menghindar dan mencari alasan tiap kali peringatan kematian kedua malaikatnya datang.
'klek
Jungkook otomatis mengalihkan pandangannya pada pintu yang dibuka dari luar.
Dari sana, Si bungsu mendapati presensi Hyung tertuanya, masuk dengan senyumnya yang lembut. Membawa nampan berisi makan malam untuknya.
Si Hyung kemudian duduk di sisi ranjang.
"Adek makan dulu"
Jungkook merasa tidak enak untuk menolak saat Seokjin menyuapinya. Jadi dia hanya menerima dan makan dengan tenang.
Tak lama kemudian, pintu ruangan itu terbuka lagi. Kali ini, Jungkook jadi lebih lega karena ternyata Taehyung yang masuk.
"Aku juga mau disuapi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Naughty Bunny - JJK x BTS
Fanfiction"Halo dek, makin gembul aja. Jangan main dijalan lama-lama ok, nanti manisnya dibawa angin" "Hiiiih.. siapa ya, Kenal ?" Taehyung terbungkam seketika. Terdiam Menatap Jungkook dan teman-temannya yang melongos dengan santai. Sesaat kemudian, senyumny...