••
Jungkook tidak pernah merasa keberatan selama ini.
Jika hanya di caci maki, di beri prasangka buruk, Jungkook tidak keberatan, itu memang sudah resiko.
Kau tidak bisa memaksa orang-orang untuk menyukaimu kan ?
Karena itu selama ini, Jungkook hanya diam, tidak berusaha mendekati karena dia sadar posisi. Mulut kerabat yang lain sudah cukup buat dia tahu batas, dan dia tidak ingin melangkahi batas itu.
Karena itu semua sudah konsekuensi.
Dia diangkat dan tiba-tiba ada dikeluarga yang mampu, sangat mampu malah. Sampai hidupnya terjamin, tanpa harus bersusah payah membanting tulang.
Jungkook bersyukur sekali karna Ayah & Bunda Kim mengangkatnya waktu itu.
Daehan dan Tiffany, dua malaikat Jungkook itu, sudah dua tahun mereka pergi menghadap yang maha kuasa.
"Ayah, bunda.."
Tersenyum memejam, Jungkook berdoa semoga mereka tenang, bahagia di sisi Tuhan di atas sana.Matanya terbuka kembali saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Dengan cepat dia memasang earphonenya, membuka ponsel dan berpura-pura berkonsentrasi pada Game-nya saat seseorang masuk.
Itu Yoongi, si kakak tertua kedua. Yang diam-diam jadi role modelnya.
Jungkook ingin sekali tumbuh besar Dan menjadi keren seperti Yoongi Hyung.
'Pokoknya yang Swag dan Cool !'"Sedang apa ?"
Sang abang yang duduk di sisi ranjang, menaruh atensi full kepadanya tak lantas membuat Jungkook beralih. Maniknya masih terpaku pada layar ponselnya yang menampilkan Game berlatar biru Dan hijau yang terkenal itu.
Kedua jempolnya bergerak serampangan berusaha mengendalikan navigasi pada mobile game itu, sementara matanya tidak fokus.
Jungkook hanya bermain untuk menghindarinya- dan Yoongi sadar akan itu.
Memilih pura-pura tidak tahu, si Hyung lantas tersenyum tipis. Membawa tangannya untuk memperbaiki beberapa helai rambut sang adik yang mencuat lucu.
"Jungkookie.. apa nggak kangen bunda ? Ayah pasti sedih kalau kamu nggak dateng menjenguk mereka"
Jungkook sempat terhenti dari 'bermainnya' hanya untuk beberapa saat, karena setelah itu jempolnya menekan-nekan layar dengan semakin brutal saat sadar hero-nya di keroyok musuh.
Beberapa detik sampai Jungkook berhasil melarikan diri dan membunuh satu minion. Jempolnya kembali bergerak santai.
"Rindu kok.. kangen banget.. rindu bunda.. rindu ayah"
"Kalau begitu, nanti-"
"Maaf ya Hyung, Jungkook tugasnya banyak, minggu depan mau kerja kelompok, udah janji sama temen-temen"
Ia tidak membiarkan si Hyung menyelesaikan kalimatnya -sengaja. Karena Jungkook tahu betul mengarah kemana obrolan ini."Hyung dan yang lain nanti duluan aja... Jungkook bakal menyusul"
Yoongi terdiam. Mendengar lontaran kalimat yang entah mengapa terasa menusuk dadanya. Padahal si bungsu berbicara dengan nada yang biasa saja. Tidak ada sarkas sama sekali.
Merasa tercubit, seolah-olah Jungkook seperti ini disebabkan oleh dia dan saudara-saudaranya.
//Emang bener kan😌
Mereka tidak begitu dekat dengan dia sebelum Sang ayah dan bunda tiada.
Jungkook sepenuhnya berpegangan pada kedua orangtuanya, Dan jujur saja, jika dibandingkan dengan mereka, Jungkook lebih banyak menghabiskan waktu bersama keduanya, sampai ikatan mereka bahkan lebih erat dari sekedar orangtua dan anak angkat.
Dan bodohnya, Yoongi baru menaruh perhatian pada hal itu sekarang.
He just realized, Jika dia dan saudara-saudaranya sebegini kehilangan, bagaimana dengan Jungkook ?
Yoongi ingat bahwa sang ibu pernah bercerita bahwa Jungkook takut petir.
"Adek Kookie gemes banget ya Yoongi hyung. kalo ada hujan, pasti larinya ke kamar ayah bunda"
Tiffany waktu itu berujar gemas padanya.Sudah 2 tahun berlalu,
Selama ini bagaimana dia bertahan ?
'ceklek
Suara kenop pintu yang dibuka lantas membuat perhatian keduanya teralih.
"Adekkk~ sarapan yuk !"
Hoseok masuk kedalam kamar Dan berujar keras, membuat Jungkook sedikit terlonjak terkejut.
Anak itu kemudian menatap Hoseok dengan kesal. Ke-trigger lagi dengan ketengilan Hoseok malam tadi.
"Ehhh, ada Yoongi hyung"
Hoseok yang menyadari kalau Jungkook tidak sendiri lantas tersenyum semakin lebar, mengerling jahil pada Yoongi yang dibalas tatapan datar."Kami nunggu kalian lhoo buat mulai sarapan. Ayo turun, Jungkook, nggak usah mandi dulu. Semalem kamu itu demam"
Mendengar itu, Yoongi kembali mengalihkan tatapan pada si bungsu. Tangannya terangkat untuk meraba dahi Jungkook, namun sebelum sempat menyentuh, sang adik langsung turun dari ranjang.
"Daddy Mana ?"
Jungkook bertanya cepat, tidak menyadari kalau Yoongi hendak memeriksa dahinya, dia lebih menaruh perhatian pada Hoseok."Daddy udah pergi, ada urusan"
Jungkook jadi gelisah. Dia tidak ingin berkumpul bersama yang lainnya, apalagi kalau tidak ada Alex.
Jungkook lantas segera masuk ke kamar mandi, meninggalkan keduanya."Anda kurang beruntung"
Hoseok berujar jahil pada Yoongi, dia memang melihat apa yang ingin dilakukan sepupunya itu tadi."Diam, Hoseok"
Yoongi membalas dingin, kemudian keluar dari ruangan itu, diikuti Hoseok yang berteriak sebelum mengekorinya"Dek, jangan mandi lhooo!!!"
Nyatanya, setelah beberapa menit turun Kebawah, Hoseok Dan sepupu-sepupunya kembali dibuat patah hati karena Jungkook kabur lagi.
"Hyung dan yang lainnya sarapan duluan aja, nggak usah nunggu Jungkook. Jungkook nggak mau telat ke sekolah !!!"
Begitu katanya saat di telfon Hoseok tadi. Padahal semua orang juga tahu kalau ini hari Minggu.
••
Hai 🖐️
Merry Christmas buat yang merayakan, Selamat berkumpul bersama keluarga✨Anw, kelamaan ya, TQ ya yang udah vote. besok up lagi, janji😄✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Naughty Bunny - JJK x BTS
Fanfiction"Halo dek, makin gembul aja. Jangan main dijalan lama-lama ok, nanti manisnya dibawa angin" "Hiiiih.. siapa ya, Kenal ?" Taehyung terbungkam seketika. Terdiam Menatap Jungkook dan teman-temannya yang melongos dengan santai. Sesaat kemudian, senyumny...