" Kalian cepat sekali, jika menyangkut soal makan?"
Sesosok pemuda dengan setelan khas anak kuliahan, kemeja putih dengan bawahan celana panjang warna hitam. Namun yang membedakan hanyalah bagaimana cara ia berpenampilan. Lihatlah, kemeja yang digulung hingga siku, kancing paling atas yang tidak terpasang dan kemeja yang tidak masuk kecelana dengan benar. Membuatnya tampak seperti berandalan Kampus yang sesungguhnya.
" Yoi Bro," seorang disana menjawab semangat sedang sosok yang lainya hanya mengacungkan jempolnya disela- sela menguyah menu pesananya.
" Kupikir kau tidak akan datang?" Sosok yang lebih putih, Marc bertanya begitu melihat Ohm mendudukan diri dihadapanya dan Drake.
" Kenapa bisa begitu?" Netra Ohm memicing, sedang tanganya dengan sigap mencomot sepotong udang goreng dari dalam piring Drake.
" Pesan sendiri, bangsat." Drake menggeram marah, udang adalah makanan favoritnya. Dan dengan seenak jidatnya temanya yang baru muncul itu mencomotnya cuma- cuma.
" Halah, nanti biar aku saja yang bayar."
" Beneran?" Drake langsung menampilkan wajah yang sumringah.
" Heem,..." Ohm hanya mengangguk malas sebagai jawaban.
" Punyaku bagaimana?" Marc yang mendegarnya langsung spontan menyahut. Berharap juga akan dibayari oleh cucu pemilik perusahaan real estate itu.
" Bayar sendirilah, kau kan kaya.
" Heleh, dia juga kaya." Marc menunjuk Drake tak terima.
" Yang benar kita semua ini kaya!"
" Nah," Drake mengacungkan 2 jempolnya yang langsung disambut tawa oleh ke 2 temanya.
" Dasar! Hahaha...."
Ohm Pawat, Marc Pahun dan Drake Laedeke adalah tiga serangkai yang berkenalan sejak duduk dibangku kelas satu menengah atas. Ohm yang terlalu percaya diri, Marc yang sembarangan dan Drake yang hobi ngajakin ribut, entah kenapa mereka bertiga bisa cocok satu sama lain.
Saat ini ketiga pemuda yang menuntut ilmu di Srinakharinwirot University itu tengah menikmati makan siang mereka di Kantin Kampus yang cukup sepi siang ini.
" Tumben sepi?" Ohm yang baru datang dari memesan makanan, mengomentari keadaan.
" Dih, random." Marc mendengus kesal.
" Lagian yang aneh itu kau Ohm? Untuk apa kau datang kesini dihari minggu coba. Kau kan tidak ada jadwal kuliah Weekend." Drake yang tengah bermain game di ponselnya menyahut, menyuarakan isi kepalanya yang ia yakin pasti sama dengan Marc disampingnya.
Mereka bertiga memang mengambil fakultas yang berbeda. Itu memungkinkan mereka untuk tidak bertemu setiap saat. Ohm mengambil jadwal hari kerja sedangkan Marc dan Drake mengambil jadwal di hari Weekend.
" Hehehe.... " pemuda kelahiran maret itu hanya tertawa gaje. "Aku hanya bosan berada di Asrama."
" Hei, bukankah kau bilang sedang ada dirumah kemarin sore."
" Yup, aku telpon juga dia bilang begitu." Marc menyahut, " Serius ini aneh sekali?" Kali ini antensinya sudah sepenuhnya pada sosok sahabat yang duduk dihadapanya.
" Aneh apanya?"
" Ya aneh aja nggak Drake? Biasanya kan dia selalu pulang kerumah setiap Weekend."
" Heem...." Drake menjawab semangat menjawab uraian Marc. " Dia juga pamit padaku lewat chat kemarin." Drake menunjukkan pesan dari Ohm yang belum ia hapus dari laman Line-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanfictionNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...