Sinar mentari yang muncul dari balik kaca jendela yang tidak tertutup gorden, membuat sosok yang tengah tertidur lelap itu terbangun.
Pemuda itu mendengus kesal ketika pancaran sinar mentari membuatnya silau. Ditambah deburan ombak yang cukup menganggu.
" Aw...."
Pemuda itu terbangun dan terduduk dengan posisi bingung. Pandanganya mengedar kesekeliling ruangan.
Sinar mentari pagi, deburan ombak. Bukankah Apartemen Nanon tidak menghadap matahari terbit jadi bagaimana mungkin cahaya matahari masuk. Dan lagi ombak, mustahil. Mana mungkin tengah kota ada ombak.
"Oh astaga," Nanon terdiam, semalam dipinggir pantai, pemuda menyebalkan dan Bir.
" Sial, apa yang kulakukan?" matanya membelalak begitu menyadari keadaanya dan sosok pemuda yang tengah tertidur bagai orang mati disampingnya.Nanon tidak akan lupa, dan pura-pura lupa dengan apa yang terjadi antara dia dan pemuda itu semalam.
Setelah membersihkan dirinya dikamar mandi, Nanon sempat ke Parkiran dan mengambil baju gantinya di mobil dulu tadi. Ia menghela napas, menatap sosok yang sejak tadi masih tertidur pulas dikasur.
" Kubangunkan atau tidak ya?" Nanon tampak dilema, matanya melirik jam di dinding kamar yang telah menunjukkan pukul 8 pagi.
" Tapi kalau nanti ditinggal teman- temanya, dia pulang naik apa?" Ia mengacak rambutnya, " Ah... kenapa anak ini selalu membuatku frustasi."
" Hei, Ohm." Dan dengan terpaksa, Akhirnya Nanon membangunkan pemuda yang jauh lebih muda darinya itu.
" Hem..." pemuda itu tampak menggeliat pelan, namun matanya masih tetap terpejam.
" Hei, bocah bangun!" Namun begitu Nanon berteriak kencang pemuda itu langsung terbangun dengan raut kaget.
" Phi!"
" Apa?" Nanon mendelik galak, membuat nyali Ohm menciut seketika. " Cepat mandi! Dan jangan mengungkit apa yang terjadi semalam."
Ohm tidak menanggapi, ia hanya pergi mandi seperti apa yang disuruh sosok yang kini tengah sibuk, entah menelpon siapa didekat jendela.
" Iya Phi, maaf ya. Aku belum sempat ketemu Mama. Tadi aku bangun kesiangan."
" Tidak apa- apa Non, aku yang minta maaf karena pulang duluan dengan Mama."
" Tidak masalah Phi, nanti aku akan pulang ke rumah."
" Serius?"
" Iya setelah dari Cafe, ada beberapa hal yang harus kuurus dulu disana. Jadi aku tidak janji akan datang jam berapa?"
" Baiklah."
Sambungan tertutup, Nanon menghela napas pelan. Siap tidak siap, ia harus mulai membenahi keadaankan?
Setelah meyakinkan dirinya, ia meraih telpon yang memang tersedia disana dan memesan sarapan untuk dimakan dikamar. Ia terlalu malas untuk keluar, bisa jadi rumyam jika Jan tahu apa yang telah terjadi antara dia dan Ohm semalam.
Tak berapa lama kemudian, sarapan yang dipesanya datang bersamaan dengan Ohm yang keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang jauh lebih segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanfictionNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...