Suasana Kampus setiap harinya memang tidak pernah sepi. Apalagi dijam- jam sebelum kelas dimulai seperti ini. Banyak mahasiswa yang masih sibuk duduk disana- sini sekedar ngobrol atau bahkan beberapa mengerjakan tugas yang belum mereka selesaikan malam harinya. Dan sisanya adalah mereka yang berlalu lalang, entah itu yang baru datang dari rumah atau mereka yang baru mengunjungi temanya di Fakultas lain. Termasuk mereka- mereka yang selalu memenuhi kantin setiap pagi untuk sarapan.
" Hei Ohm?"
Dua sahabat dekatnya, Marc dan Drake menyapanya begitu melihatnya sudah duduk dimeja kantin sendirian.
" Kau tidak sarapan?"
Drake bertanya begitu ia mendudukkan dirinya dihadapan Ohm. Pemuda itu menatap heran pada mejanya yang kosong tanpa makanan atau setidaknya jika sahabatnya sudah selesai makan akan ada bekasnya yang tersisa.
Namun Ohm yang tengah sibuk dengan ponselnya hanya menggeleng sekilas sebelum menjawab pelan. " Aku sudah sarapan, tadi Prigkhing sempat mampir ke Asrama dan membawakanku masakan Mama."
" O...."
Drake hanya mengangguk masa bodoh. Lalu menumpukkan tanganya didagu sambil celingak-celinguk menatap sekitar. Kebiasaanya, menikmati pemandangan katanya. Maksudnya beberapa gadis cantik, yang terkadang seksi plus sedikit centil yang suka makan disekeliling mereka. Tentu saja niatnya adalah untuk mendekati Ohm yang tengah bersama mereka tentu saja.
" Ni punyamu."
Marc yang baru muncul menaruh dua buah piring diatas meja. Satu nasi dengan tempura udang dan tumis sawi kesukaan Drake. Sedangkan satunya tumis dading babi cincang dengan sayur kesukaanya. Setelah itu ia mengeluarkan 3 minuman teh kemasan dingin dari dalam tasnya. Lalu membagikan pada dua sahabatnya itu.
" Kenapa kau menaruhnya didalam tas?" Drake yang melihat langsung nyeletuk, tanpa sadar jika ucapanya cukup membuat Marc sedikit tersinggung. Lihatlah aura mukanya yang langsung menjadi sedikit masam.
" Tanganku cuma dua, bagaimana aku bisa membawa semuanya." Marc menjawab kesal. Ia lalu duduk anteng untuk makan. Masa bodoh dengan ocehan tidak penting Drake. Dia kesini tujuanya untuk makan.
" Kau sih." Ohm bicara tanpa suara kearah Drake, lalu melirik pada Marc yang tengah anteng makan. Maksudnya, dia nyalahin Drake karena pemuda itu selalu nyuruh Marc membawakan pesananya. Bukanya mesan sendiri. "Ngambekkan dia."
Sedangkan Drake, pemuda itu hanya mengendikan bahu sebagai jawaban atas omelan Ohm tadi.
Ohm hanya menggelengkan kepalanya akan tingkah sahabat bar- barnya itu. Sudah dibantuin bawa, eh kalau nyeletuk suka ngeselin. Beruntungnya Drake punya Marc yang sabar dan mau disuruh- suruh sama dia.
" Hei, Ohm...."
Seorang gadis yang duduk dibangku sebelah kiri meja mereka memanggilnya, dengan tangan yang melambai dan muka yang tersenyum sumringah, penuh harap. Berharap sosok yang ia panggil setidaknya menoleh.
" Hai juga..., "
Namun justru Drake yang menyahut, pemuda itu memang kelewat PD jika menyangkut soal wanita. Siapa yang dipanggil siapa yang jawab, bodok amat. Prinsipnya hidupnya kalau cantik ya jangan dilewatkan. Selama ia tidak merebut punya teman, semua akan baik- baik saja.
Sedangkan Marc, pemuda itu memang terlalu lurus hidupnya. Bahkan Ia sendiri tidak yakin bagaimana dengan orientasi sexsualnya. Pacaran dengan wanita tidak pernah, apalagi dengan laki-laki. Hidupnya ya cuma dengan mereka, atau paling mentok dengan Phi Arm, seorang desaigner GMMTV yang memang kadang suka mondar- mandir di Kampus mereka.
Lupakan tentang Marc, Drake justru kini mengernyit heran begitu tak mendapati suara sahabatnya yang lain. Pemuda yang akan selalu gercep jika menyangkut soal wanita, Ohm tidak akan pernah melewatkan yang namanya wanita cantik. Biasanya dalam hitungan menit saja, ia bisa langsung membawa gadis itu pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanfictionNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...