" Phi yakin tidak ingin ikut pulang denganku?"
Prigkhing sureeyaret, gadis 17 tahun yang menjabat sebagai adik kandung dari Ohm pawat itu bertanya memastikan. Tadi setelah pulang dari sekolah, ia memang sengaja mampir ke Asrama sang kakak yang memang terletak tidak jauh dari tempatnya menuntut ilmu.
" Tidak Prig, aku lelah." Ohm Pawat menjawab lesu. Saat ini kedua saudara kandung itu memang tengah menikmati makan malam seadanya buatan sang Kakak. Ya, walaupun hanya sebatas nasi goreng dengan telur gulung.
" Phikan bisa tidur dimobil jika lelah, toh bukan phi yang nyetir ini." Sang adik yang tengah menikmati nasi gorengnya menjawab. Beruntung ia punya kakak yang bisa masak. Setidaknya dalam keadaan tertentu sang kakak bisa diandalkan.
" Ya, tapi aku sedang malas pulang. Akhir- akhir ini kegiatan kampusku tengah sibuk- sibuknya. Lagian besok sore phi juga harus latihan basket sampai malam."
" Baiklah, kalau begitu."
Gadis berambut keriting yang saat ini menjabat sebagai gadis SMA itu mengangguk pelan." Hei, jangan cemberut ok." Ohm mendekati adiknya yang tengah mencuci piring bekas makan mereka tadi, lalu mengusak rambut adiknya gemas.
Ia paham bagaimana perasaan adiknya itu. Walaupun mereka bagai Tom and Jerry jika bertemu. Tapi Prigkhing memang paling dekat denganya setelah sang Ayah. Ditambah akhir- akhir ini, ia memang jarang pulang kerumah karena tengah sibuk ujian. " Biasanya kalau aku pulang, kau juga ngelayap entah kemana."
" Itu karena phi suka ngeselin. Dan lagi phi pulang saat aku ada latihan Voli." Prigkhing yang tengah mengambil air dingin dari kulkas menyolot galak.
" Iya, iya. Phi minta maaf ok. Mungkin minggu depan phi akan pulang. Phi punya libur seminggu, setelah pertandingan basket selesai."
" Benaran?"
" Hem...."
" Ok. " Prigkhing mengangguk, disela- sela memainkan ponselnya. " Baiklah kalau phi tidak pulang. Aku akan pulang sekarang saja. Kasihan Phi Nueng menungguku dimobil sejak tadi."
Nueng adalah sopir pribadi keluarga Pawat yang tugasnya mengantar dan menjemput Prigkhing dari sekolah. Ya, walaupun gadis bisa nyetir sendiri. Tapi aturan sekolah jelas tidak memperbolehkanya membawa mobil sendiri, karena umur mereka yang belum legal.
" Lagian kenapa tidak kau ajak naik sajasih. Biasanya juga dia ikut kesini."
Asrama Ohm memang berada dilantai 4, Asrama yang bisa dibilang cukup mewah untuk kalangan anak kampus sepertinya. Sebenarnya jarak antara rumah dan Kampus pemuda itu tidak terlalu jauh, hanya saja orang tuanya ingin ia merasakan hidup mandiri dan mulai bertanggung jawab.
Gadis itu menguap sebelum menjawab, " Dia bilang ada urusan disekitar sini, makanya aku naik sendiri tadi." Lalu melanjutkan menyisir rambutnya yang basah karena keramas. Ia memang sengaja mandi di Asrama kakaknya, agar nanti saat sampai rumah bisa langsung tidur.
" Phi Nueng kirim pesan kalau dia sudah dimobil sekarang." Prigkhing memperlihatkan pesan pada ponselnya kearah sang kakak yang tengah berdiri didepanya.
Sedangkan Ohm yang melihatnya hanya mengendikkan bahunya acuh.
" Phi bener- bener tidak ikutkan?"
"Hem."
Setelah selesai merapikan penampilanya, Prigkhing lalu meraih tasnya yang tadi ia letakkan diatas sofa depan Tv. " Ya sudah aku pulang dulu, kasihan phi Nueng kalau kemalaman." Yah, walaupun sopirnya itu tinggal bersama mereka dan akan pulang saat akhir pekan.
" Hati- hati dijalan. Sampaikan maaf buat Ayah dan Mama, karena tidak bisa pulang." Ohm ikut mengantarkan adiknya itu didepan pintu Asramanya.
" Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanfictionNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...