Pawat Chittsawangdee, pemuda yang biasa disapa Ohm itu adalah putra pertama dari pasangan Kian Chittsawangdee dan Disha Araya. Ayahnya hanyalah seorang guru SMA biasa, sedangkan Ibunya adalah seorang Manager dari PS group. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Real estate. Perusahaan milik ayahnya atau bisa dibilang Kakek Pawat dari pihak ibu.
Sebagai seorang cucu dari pemilik perusahaan yang kekayaanya sudah tidak diragukan lagi. Membuat hidupnya sudah pasti akan jauh dari kata sengsara. Bahkan ruang lingkup pertemananya pun tidak hanya sebatas teman-teman sekolahnya melainkan putra dari beberapa kolega bisnis keluarganya. Termasuk sahabatnya Drake yang merupakan putra dari pemilik perusahaan Baja.
Seperti saat ini, setelah tadi seharian berada diperusahaan ibunya. 'Kakeknya bilang, dia harus mulai belajar mengurus perusahaan. Karena ibunya adalah anak tunggal, jadi mau tidak mau Pawat adalah calon pewaris.'
Jadi satu hari dalam satu minggu, ada masanya dia harus terjun ke perusahaan untuk belajar langsung memantau perusahaanya.
" Iya, Marc. Sebentar lagi sampai. Tepat disamping Siam centerkan tempatnya?"
Tadi siang, kedua sahabatnya menghubunginya lewat chat, jika mereka akan makan malam bersama disebuah Cafe. Dan karena ia belum tahu pasti tempatnya jadi ia minta Marc untuk Sherlock.
" Iya, Iya... tinggal belok kiri ini. Sudah ya, lampunya sudah mau hijau."
Setelah mematikan ponselnya dan menaruhnya sembarangan dikursi samping kemudi. Ohm segera memutar stir mobilnya untuk belok kekiri menuju Cafe yang memang tempatnya hanya tinggal beberapa puluh meter dari persimpangan.
Setelah melaju kira- kira 5 menit, mobil keluaran Hyundai itu akhirnya memasuki sebuah parkiran Cafe. Tepat disamping mobil milik Mark dan Drake yang sangat ia kenali.
" Hei bung, kukira kau nyasar?"
Drake adalah orang pertama yang menyapa Ohm begitu pemuda itu keluar dari mobil hitam metaliknya.
" Ayolah aku tidak sebodoh itu untuk membaca google maps." Pemuda yang masih memakai setelan resmi, kecuali jasnya yang ia lempar begitu saja dijok belakang mobilnya itu menatap Drake jengah.
" Habis kau lama sekali, lihat Marc bahkan harus nahan bab karena kau lama." Drake menunjuk Marc yang tengah duduk menelungkupkan kepalanya di dashboard mobil yang pintunya ia biarkan terbuka.
" Sial Drake, jangan mengada- ngada." Marc menoyor kepala Drake pelan. Sedang yang ditoyor justru tertawa ngakak.
" Lagian kenapa kalian tidak langsung masuk dulu sajasih." Ohm berjalan mengikuti dua sahabatnya yang berjalan memasuki Cafe.
" Kita kan Friend jadi harus masuk bareng - bareng dong biar kelihatan kompak." Marc dan Drake langsung merangkul bahu Ohm membuat yang dirankul hanya mendesah pasrah.
"Terserahlah."
~ Blue & Grey ~
" Prig, bisa minta tolong fotokan aku?" Jan menyerahkan ponselnya pada Prigkhing yang tengah duduk didepanya.
" Tentu Phi" dengan semangat gadis kelahiran November itu segera meraih ponsel Jan dan mulai fokus mengambil angle yang pas untuk memotret.
Dan setelah mendapat hasil yang sekiranya bagus, ia segera menyerahkanya kembali pada sang empunya ponsel. Yang langsung diterimanya dengan senang hati.
Maka dengan semangat Jan membuka aplikasi chat, bermaksud mengirim pesan pada sang pemberi hadiah. Tanda bahwa ia merasa senang dengan pemberianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanfictionNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...