Blue & Grey 4

660 66 4
                                    

HUA HIN

Sebuah kota wisata pantai terkenal di Thailand yang terletak sekitar 200 km dari pusat kota Bangkok. Kota yang akan selalu ramai saat akhir pekan ini, bisa ditempuh kira-kira 2 sampai 3 jam menggunakan perjalanan darat.

Banyak wisatawan maupun masyarakat  lokal yang berkunjung ke Hua Hin untuk sekedar berjemur di bawah sinar matahari, belanja, atau sekedar  menikmati kuliner lezat bahkan keseruan dunia malam di Bar terdekat.

Malam baru menunjukkan pukul 7 malam, saat Mitsubishi Xpander seharga 200 juta lebih yang dikendarai Nanon memasuki sebuah Resort megah yang terletak tepat dipinggir Pantai. 

Resort megah milik keluarga Siriphongchawalit, Ayahnya Mike Chinnarat suaminya Jan. Ayah Mike adalah Menteri Luar negeri Thailand yang berdomisili di Singapore, sedangkan Ibunya adalah seorang Dosen di Universitas ternama dan Mike sendiri adalah seorang Pengacara muda berbakat yang telah banyak menangani berbagai kasus hukum di Thailand saat ini.

Begitu keluar dari mobilnya, pemuda berusia 25 tahun itu menatap kagum pada suasana Resort yang telah disulap menjadi begitu indah. Lampu hias yang menghiasi sepanjang setapak penghubung,  ditambah deretan mobil mewah yang berjejer disepanjang parkiran. Membuat ini terlihat seperti pernikahan ' The Real  Crazy Rich ' seperti yang tengah booming abad ini.

Dengan setelan tuxedo warna hitam, rambut yang diatur rapi, membuat pemuda dengan tinggi badan 183 cm itu tampak seperti seorang pengusaha muda yang tengah digandrungi.

" Wah, Kau sungguh beruntung Jan." Nanon menghampiri sahabatnya yang tengah berdiri bersama sang suami, lalu memeluknya erat. "Selamat ya." Yang tentu langsung dibalas oleh Jan dengan senang hati.

Setelah melepaskan pelukannya pada Jan. Nanon kemudian menyalami Mike, "Selamat Bro, jaga sahabatku. Oke."  Yang tentu langsung dijawab anggukam semangat oleh Mike.

" Tentu, itu sudah pasti." Mereka kemudian saling berpelukan  satu sama lain.

Nanon dan Mike memang pernah bertemu beberapa kali, itu karena  perusahaan keluarga Nanon pernah  meminta Mike untuk menjadi kuasa hukumnya. Atau terkadang pemuda itu akan menjemput Jan di Cafenya.

" Sendirian Non?" Janhae bertanya. Mike sudah pergi untuk menghampiri para sahabatnya yang baru saja datang. Sehingga kini hanya tinggal mereka, ditambah beberapa tamu undangan yang terkadang menyalami Jan sipengantin wanita.

" Jangan meledek." Nanon mencebik kesal, "Kau pikir aku akan datang dengan siapa?"

" Hehehe... makanya jomblo jangan kelamaan, cari pacar gih."

" Mentang- mentang sekarang sudah ganti status, ngeledek lu."

Dan satu- satunya putri dari keluarga Supasap itu hanya nyengir tanpa dosa.

" Ni, hadiahmu."

" Apa ini?" Jan menerima amplop putih besar yang disodorkan Nanon dengan kernyitan bingung.

" Buka saja."  Nanon mengangguk, menyakinkan. Membuat gadis yang tahun ini menginjak 25 tahun sama seperti Nanon itu membuka Amplopnya.

" Waow, serius ini Non?" Gadis yang selalu ceria itu menatap tak percaya dengan apa yang ia lihat.  Nanon memang kaya, tapi ia sungguh tak menyangka sahabatnya itu akan memberikan sebanyak ini. 

2 buah tiket bulan madu ke Belanda lengkap dengan Hotel dan sebuah
Credit Card yang entah berapa isinya, Jan sedang malas untuk mengira- ira. Bukankah ini kado yang sangat fantastic. " Tapi ini berlebihan Non." Ia berucap tak enak hati.

" Itu sepadan, karena  kau telah mengurus Cafeku dengan baik selama ini. Tanpa kau Cafeku takkan seperti sekarang ini Jan.  Eitss,..." Nanon tiba- tiba  menatap sahabatnya itu galak. 
"Tapi ingat, hanya seminggu kubiarkan kau bersenang- senang. Setelah itu,  kau harus kembali mengurus Cafe seperti biasanya."

Blue & GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang