" Kenapasih dia?"Marc menyenggol pelan bahu Drake yang tengah duduk disampingnya. Matanya melirik pada sosok yang tampak melamun didepanya.
"Nggak tahu." Pemuda yang sejak tadi sibuk bermain dengan gadgetnya itu hanya mengendikkan bahunya. Pasalnya sejak mereka bertemu di meja taman Kampus 15 menit lalu. Ia juga melihat sahabatnya itu terus terdiam, entah memikirkan apa.
"Hah...," Marc mendesah pasrah. " Aku hanya takut dia kesurupan setan Hua Hin. Pasalnya dia jadi begitu sejak pulang dari pernikahan kakakku kan?"
"Haish, jangan menakutiku! nanti kalau beneran dia kerasukan bagaimana? Kan jadi serem." Drake yang mendengarnya langsung bergidik ngeri, sebab pemuda yang hobi mengucir rambutnya itu memang sebenarnya penakut.
Marc hanya merotasikan bolanya malas, ia enggan menanggapi ocehan sahabat badboynya itu. Fokusnya kini justru teralih pada Ohm yang kini tengah menatap mereka kesal.
"Bisa tidak, kalian itu tidak berisik didepanku."
"Aha! terimakasih Tuhan. Telah kau kembalikan Ohm Pawat pada kami." Marc menumpukan kedua tanganya didepan dada, pose berdoa. Membuat Drake yang melihatnya langsung menggeplak kepalanya pelan.
"Dasar gila!"
"Kau yang gila!" Marc menyahut tak kalah cepat. Ia menatap Drake sengit.
Namun pemuda yang sedikit lebih muda darinya itu hanya menatapnya acuh, ia justru menatap intens pada sosok yang lainya.
"Tapi serius Ohm, kau itu kenapasih?"
" Memang aku kenapa?" Ohm justru menatap kedua temanya dengan raut polos tanpa dosa sama sekali. Hingga membuat Marc berdecak kesal.
" Nah kan? "
Ia lalu melirik Drake seolah meminta dukungan. Membuat pemuda beralis tebal itu dengan enggan meletakkan gawainya dan memfokuskan atensinya penuh pada dua sahabatnya.
" Bisa jujur pada kami Ohm. Sebenarnya apa yang terjadi padamu di Hua Hin?" Ia menatap serius pada sosok yang kini masih terdiam didepanya.
" Ya, kau bertingkah aneh sejak saat itu."
Mereka akhirnya menyampaikan uneg-uneg yang mereka pendam sejak terakhir mereka bertemu. Tepatnya setelah kepulangan mereka dari Hua Hin seminggu lalu.
Mereka merasa jika Ohm menjadi lebih pendiam dari biasanya, bahkan terkadang pemuda berzodiac Aries itu tampak melamun disaat kelas pagi pun belum juga dimulai.
Ada jeda sejenak sebelum Ohm menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya yang tampak menatapnya dengan raut serius. Sebab, seberapa rusuh mereka bertiga, ia sangat tahu jika kedua sahabatnya akan selalu mengkhawatirkanya.
Ia menghela napas pelan, lalu menatap Marc dan Drake dengan raut serius. Membuat kedua sosok dihadapanya langsung bersiap untuk mendengarkanya.
"Bagaimana rasanya melakukan one night stand dengan seseorang, tapi paginya ia menyuruhmu melupakanya dengan mudah."
Namun Ohm tetaplah seorang Pawat yang terkadang tidak jelas dimana otaknya bermuara. Maka tidak heran jika arah pembicaraan mereka terkadang berlawanan arah.
"Hah!"
Kedua sahabatnya hanya sanggup melongo mendengar ucapanya.
"Sudahlah, lupakan saja." Ia mendengus kesal, menatap kedua sahabatnya yang tampak melongo bagai keledai bodoh.
"Tunggu! Bukan begitu Ohm. Hanya saja, kau melamun hanya untuk memikirkan hal itu?" Marc menggaruk kepalanya tak mengerti.
"Ayolah Ohm, ini seperti kau tidak pernah meniduri anak orang. Kita bahkan tahu seberapa sering kau menggauli wanita. Beruntung tidak ada yang tiba-tiba datang karena hamil anakmu." Drake menyahut malas, pemuda itu menatap jengah kearah sosok yang kini justru menampakkan mimik anak Anjing minta dipungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue & Grey
FanficNanon pikir menyembunyikan jati dirinya dari embel -embel keluarga 'Kirdpan' akan membuat hidupnya tampak normal. Itu benar, hampir selama 25 tahun ia menikmatinya tanpa kendala apapun. Namun garis Tuhan tidak akan pernah semulus itukan. Banyak h...