Selesai makan, Isabel melihat ada toko pakaian bayi, jadi ia langsung pergi ke sana saat Ken sedang membayar.
Kenan menatap arah pergi nya Isabel, setelah membayar ia langsung menyusul Isabel.
Isabel melihat-lihat pakaian bayi yang ada disana, ia merasa gemes sekali dengan pakaian itu, ia melihat harga pakaian bayi itu, untungnya tak semahal pakaian lain yang dijual disini.
Isabel membeli sepasang baju bayi dan sepatu, Ken yang dari tadi melihatnya, Isabel sangat lucu dan gemes.
Kenan langsung membeli semua pakaian bayi yang ada di toko itu, Isabel terkejut .
“hah ! Apa kau gila ?! Kamu beli baju sebanyak itu untuk siapa ?”.“untuk bayi kita sayang”.
“aku tidak mau, aku tidak jadi beli”
“ya sudah kalo tidak mau, aku bakar saja toko ini”
“APA !? YA SUDAH AKU BELI, tapi hanya sepasang”
“ya sudah terserah kamu”
Diam-diam Kenan membeli semua pakaian bayi itu tanpa sepengetahuan Isabel.
Saat di dalam mobil tiba-tiba Kenan berkata
“Isabel, lain kali jangan coba-coba untuk kabur dariku”“aa...aku.. aku hanya tidak nyaman”
“jika tidak nyaman kau bisa mengatakannya padaku, tidak perlu kabur”
“emm...”
Isabel menangis dalam diam, air matanya mengalir begitu saja, Kenan menatapnya dan memegang kedua pipinya.
“kenapa ?.. ada yang sakit.. ? Kamu kenapa ?”“jangan menyentuhku”
Isabel terkejut dan ketakutan saat Ken menyentuhnya, ia menghempaskan tangan Ken, namun Ken tak hanya diam, ia memegang tangan Isabel dan berkata.
“jangan menangis, maafin aku yang memarahi mu, aku hanya takut jika sesuatu terjadi padamu”
“apa pedulimu ?, Jangan sentuh aku, aku mau pulang”.
“ya sudah kita pulang”
“aku mau pulang ke rumahku !”
“kau !.... Baiklah terserah kamu, kalian ! pergi ke rumah nyonya, kita akan mengantarnya pulang”
Para bodyguard menjawab
“baik tuan”
Mereka tiba di rumah Isabel yang kumuh itu, tempat dimana Ken memperkosa dirinya.
Isabel masuk ke dalam rumah diikuti oleh Ken dari belakang, saat hendak masuk, tiba-tiba tangan Ken menahan pintu besar itu.
“Ah... Apa yang kau lakukan?”“biarkan aku masuk dan kita bicara”
“tidak ada yang perlu dibicarakan”
“kamu yakin jika berkaitan dengan nenekmu”
Isabel membiarkan Kenan masuk ke dalam, lalu ia bertanya
“ada apa dengan nenek, tolong jangan membodohi ku lagi, aku sudah cukup capek hiks.. aku kangen nenek hiks....”.“maafin aku, aku membawa nenekmu ke Jerman untuk perawatan yang lebih baik, jangan menangis, kita akan kesana jika dokter sudah mengizinkan kamu untuk berpergian ke luar negeri”.
“apa ? Jadi nenek ada di Jerman ?”.
“iaa.. sudah jangan menangis, dan tinggallah bersamaku agar aku bisa menjagamu”.
“tidak aku akan tinggal disini”.
“tolong jangan keras kepala, demi bayi kita dan nenek tinggallah di rumahku”.
Tiba-tiba perut Isabel sakit, ia sedikit mengerutkan wajahnya dan Ken yang panik bertanya
“Ada apa ! Apa yang sakit, kau kenapa ?”“pe..perutku, ini keram”
Kenan refleks menyentuh perut Isabel dan tiba-tiba sakit di perutnya hilang secara perlahan
“sayang.... Jangan buat mama sakit dong sayang...”“i.. ini...”
“ada apa ?”
“ra..rasa sakitnya berkurang”
“hah ? Ternyata bayiku ingin manja sama ayahnya ya..., Aku akan membuat air hangat untukmu, tunggu disini”
“memangnya kamu tau cara masak air ?”
“tentu saja aku tau, aku pernah tinggal di tempat seperti ini sebelum aku menjadi seperti sekarang”.
Isabel terdiam saat Kenan mengatakan ia pernah tinggal di tempat kumuh seperti ini.
Ken menyodorkan minuman hangat itu di hadapan Isabel dan menyuruh Isabel untuk meminumnya secara perlahan.
Sambil duduk Kenan bercerita tentang kehidupan masa lalunya pada Isabel.