Sejak terlepas dari dunia mafia, Kenan tidak mampu untuk mencari Istrinya yang hilang itu karena kurangnya koneksi, untung saja Marsha dengan orang sewaannya itu pintar dan memiliki koneksi jadi mudah baginya untuk menemukan Isabel.
******
Isabel tersadar dari pingsannya, dirinya bingung dengan tempat di sekitarnya, ia tidak tau apa yang terjadi, ia melihat seseorang membuka pintu yang ternyata adalah Hendrik.
“ka..kau !”“iya sayang, kamu udah sadar ? Are you oke?”.
“apa-apaan ini pak ? SAYA MAU PULANG !!”.
“Apa maksudmu sayang, ini rumah mu, rumah kita”.
Hendrik mendekati Isabel Deng membawa nampan yang dipenuhi makanan, ia hendak menyentuh Isabel, namun Isabel menghempaskan tangannya dengan cepat.
*Plak !*
“JANGAN SENTUH AKU !”.“Oke fine, makanlah”
“Aku ga mau !”
“ayolah sayang, sedikit aja”.
*Prang*, nampan yang berisi makanan itu pun terjatuh ke lantai, Hendrik yang emosi langsung berdiri dan membentak Isabel.
“KAU ! KALAU KAU TIDAK MAU MAKAN TIDAK USAH !”.
Isabel terkejut karena Hendrik yang membentaknya, dirinya pun tak mampu menahan air matanya itu.
“hiks...hiks...aa..aku mau pulang hiks....”.Hendrik menatap Isabel menarik nafas dan berusaha meminta maaf.
“i'm sorry, aku minta maaf, jangan nangis oke ? Kamu mau apa ?”“hiks...hiks...AKU MAU PULANG !”.
“Huff... ini kan rumah kita, ayo dong sayang stop nangisnya”.
“Kenn.... Tolongin aku... hiks....hiks....”
Hendrik semakin marah mendengar Isabel yang menyebut nama Kenan, daripada ia meluapkannya, Hendrik lebih memilih untuk keluar.
Isabel meringkuk di samping tempat tidur dan menangis, ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa keluar dari tempat ini, ia mencari ponselnya namun tidak ada di kantongnya atau di manapun, kini dirinya benar-benar terjebak.
Hendrik selalu meminta para pelayan menyiapkan makanan untuk Isabel namun selalu ditolak dan Isabel masih duduk meringkuk di samping tempat tidur, kadang ia menangis sampai tertidur, Hendrik selalu menggendongnya naik ke kasur kembali dan menyelimuti dirinya.
Setelah beberapa hari Isabel hanya minum air dan tidak makan, membuat Hendrik khawatir dengan dirinya dan bayinya, jadi ia memutuskan untuk mengambil makanan itu kepada Isabel dan memaksanya untuk makan bagaimanapun caranya.
“makan lah sayang, kamu udah seharian belum makan”.“berhenti memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu !”
“baiklah baik, tapi makanlah dulu”.
“AKU GA MAU !”.
“ayolah sedikit saja demi bayimu”.
Isabel teringat dengan bayinya itu, ia akhirnya memakan makanan yang diberikan Hendrik.
“aku bisa makan sendiri !”.“iaa baiklah, makan yang banyak”.
“singkirkan tanganmu itu !”.