Setelah penerima telepon itu tiba, ia langsung bertanya di mana keberadaan Isabel.
Ternyata penerima telepon itu adalah Kenan.Kenan menuju ICU, ia sangat panik dan khawatir, dirinya mondar-mandir di depan ruangan itu, hingga akhirnya dokter keluar dan berkata hanya bisa menyelamatkan salah satunya.
Kenan tak tau harus berkata apa, ia tidak mau kehilangan Isabel ataupun anaknya, ia tidak rela jika harus memilih salah satu, air mata ia tahan, lalu mengambil nafas yang dalam dan memutuskan untuk menyelamatkan Isabel.
Siapa sangka, keduanya berhasil diselamatkan, namun bayi harus di dalam inkubator karena usianya yang belum sempurna.
Dokter keluar dan mendorong kereta ranjang dan sebuah inkubator keluar, Ken menatap bayi itu dan melihat ke arah dokter.
"selamat pak, bayi bapak baik-baik saja, begitu juga dengan Istri Bapak".
"hah..bayiku.. istriku..".
"ia pak.., jenis kelaminnya perempuan".
"cantik...".
Ken mengeluarkan air mata nya, ia menangis dalam diam, mengikuti dokter yang mengantar Isabel ke ruang inap, dan bayinya di tempatkan di ruang khusus inkubator.
Sepanjang malam, Kenan menunggu Isabel, ia terus memegang tangan Isabel.
Kenan menelepon seseorang, menyuruh mereka untuk mencari tau mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan siapa pelaku yang melakukan ini pada Isabel.
Kenan masih setia menatap Isabel yang di bagian hidungnya dipasangkan oksigen.
Tiba-tiba sebuah telepon masuk dan Kenan menerima telepon itu, akhirnya ia tau pelaku sebenarnya.
Jessy si pengendara yang ingin mencelakai Isabel, ia geram dan akhirnya pergi ke tempat Jessy.
Melihat kedua orang tua Jessy yang panik karena keadaannya yang terluka cukup parah di tambah kehadiran Kenan disana.
Papa Jessy menghampiri Kenan.
"tuan Fuiton ? Aa..ada apa anda kemari, apa anda ingin menjenguk putri saya ?"."hah ? Menjenguk ? SAYA AKAN MEMENJARAKAN ANAK ANDA !".
"APA ! APA MAKSUDMU ?".
"putrimu dengan sengaja mencelakai ISTRI SAYA DAN ANAK SAYA !".
"APA !".
Terlihat mereka terkejut apa yang dikatakan oleh Kenan, bahkan mata mereka terbelalak saat mendengar apa yang dikatakan oleh Kenan.
Baru saja ingin bertanya, tiba-tiba dokter berkata.
"maaf tuan, nyonya, kaki nona Jessy terjepit dan mengalami kebusukan dan harus diamputasi".Mendengar hal itu, seketika Ibu Jessy pingsan, sang suami terburu-buru menangkap istrinya itu.
Kenan merasa bahwa ini semua adalah karma yang harus didapatkan oleh Jessy.Setelah mendengar berita itu, Kenan kembali ke ruangan Isabel, ia berencana membuat perhitungan dengan wanita itu jika ia sudah sadar.
Saat ingin melewati kamar Isabel, Kenan menatap ke ruang Inkubator, ia melihat bayinya disana, ia meminta izin pada dokter untuk menemui bayinya.
Saat masuk, Kenan harus benar-benar dalam keadaan bersih, mencuci tangan dan lain sebagainya.Ken memasukkan tangannya ke dalam bayi yang menangis itu, bayi itu menggenggam jari Papanya dan terdiam.
"maafin papa ya sayang, papa ga berhasil melindungi kamu sama mama, hiks... Kau harus cepat sembuh, papa akan sangat menyayangimu putriku".