*****
Dokter yang waktu itu mengoperasi nenek bernama Ben, usianya sama dengan Ken. Ben ternyata adalah salah satu sahabat Kenan yang belajar di bidang kedokteran.Ben adalah murid terbaik saat di kuliahnya dulu, bahkan ia mendapat segudang prestasi yang luar biasa.
Saat Ben ingin pulang kembali ke Jerman, Kenan menelepon Ben untuk merawat nenek Isabel dan Ken setuju saja, saat itu ia masih tidak tau kalau itu adalah nenek Isabel, Ben mengetahui hal itu saat sudah sampai di Jerman.
Ben merawat nenek dengan sepenuh hati selama 3 bulan terakhir ini.
*****
Ben keluar dari ruangan setelah selesai mengecek nenek, Isabel yang gelisah langsung menghampirinya dan bertanya.“dok.. bagaimana keadaan nenek saya ?”.
“tenang nona, untuk saat ini kondisi nenek anda cukup stabil, anda tak perlu khawatir”.
“apa saya boleh menemui nenek sekarang ?”.
“ia silahkan, tapi jangan membuatnya syok lagi”.
“baik dok”.
Isabel masuk ke dalam meninggalkan Ken dan Ben berdua di luar. Ben mengajak Ken untuk mengobrol di ruangannya.
“Ken, aku mau ngomong sama kamu, kita ke ruanganku aja”.
“hem”.
Di dalam ruangan
“silahkan duduk”.
“thank you”.
“Ken, gue sahabat lo kan ?”.
“ia”.
“sebenarnya apa yang terjadi, kok lo bisa berhubungan dengan gadis itu ?”.
“i'm sorry ben, aku ga bisa jelasin ke kamu sekarang”.
“kenapa ? Kamu pikir aku ga tau apa yang terjadi sama gadis itu ?”
“WHAT ?!”
“Yah aku tau gadis itu diperkosa sekitar 4 bulan yang lalu sampai-sampai dia hamil, dan yang gue ga paham kenapa lo bisa sama dia ? Jangan bilang lo orang yang uda menodai dia ?”.
“huff... Fine, aku kasih tau kamu, aku memang ayah dari bayinya, aku juga ingin memperbaiki semuanya, bahkan hubungan ku dengannya juga ingin aku perbaiki, aku juga ingin bertanggung jawab, aku akan menikahinya setelah ia melahirkan”.
“Ken..., Lo tau kan dunia lo itu berbahaya bagi gadis itu ?”
“yah i know ben, dan aku bakal ngelindungi dia”.
“aku ga tau lagi mau ngomong apa, but i hope you really can protect her, dia udah banyak menderita, jangan buat dia menderita lagi Ken”
Sambil menepuk pundak Ken, Ben keluar dari ruangan dan memeriksa pasien lain.
Kini Ken berdiri di depan ruangan neneknya, ia menatap dari luar, ia melihat Isabel masih menangis memegang kedua tangan neneknya.
*****
Isabel di dalam ruangan, ia mengobrol dengan nenek cukup lama hingga akhirnya nenek sadar.
“nenek... Hiks..aaa...hiks.. nenek”