6. THE NEW ONE

1.8K 256 46
                                    

HAPPY READING!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!!!

Hari yang melelahkan namun juga menyenangkan.

Setelah mengantarkan gadis yang telah Leo klaim sebagai 'rose queen'-nya, kini di sinilah laki-laki tampan itu berada. Pada sebuah bungalow indah milik Evan yang entah kenapa nampak begitu sunyi tidak seperti biasanya.

Tidak ada pelayan. Tidak jangankan pelayan, bahkan satu suara saja tidak dia dengar, jangan lupakan dengan gelapnya tempat itu yang benar-benar berhasil membingungkan Leo.

Dia memarkirkan mobilnya, kemudian mengambil langkah pelan mendekati pintu utama yang terbuka, seraya terus memperhatikan sekeliling. Otaknya tidak berhenti berputar untuk memikirkan banyak hal.

"Apa daun telah gugur sekarang?" Leo membuka suara. Ia sadar di tempat yang gelap tanpa cahaya itu, terdapat orang lain selain dirinya.

Dan, hal itu terbukti ketika sebuah tawa terdengar.

"Tidak ada daun yang gugur, hanya saja sekarang sudah ada domba yang lupa akan bulu-nya sendiri sampai ingin memakai bulu singa. Merasa hebat?"

Alis kiri Leo terangkat mendengar balasan itu. Suara yang begitu ia kenali. Laki-laki tenang dengan banyak sebutan, namun yang sering disebut sebagai perenggut. Dia, Efron Eleos Ivandher, berjalan dengan langkah pelan mendekati Leo.

"Bagaimana sebuah janji bisa di ingkar dengan begitu mudah?" sekali lagi sebuah pertanyaan keluar dari mulut Eron. Keduanya kini berhadapan langsung. Tapi, mendengar pertanyaan yang Leo tau ke mana arahnya, ia langsung membuang wajah ke sisi kiri.

Eron menyeringai juga terkekeh sinis melihat tingkah Leo. Dia tidak lagi berucap sepatah katapun, hanya kembali menarik langkahnya mendekat ke arah dinding—pergi untuk menyalakan lampu utama.

Napas Leo tercekat di tenggorokannya. Salivanya terasa sulit untuk ditelan karena seseorang yang tatapannya langsung bertemu dengan netra indahnya ketika cahaya menderangi tempat tersebut. 

Seperti biasa, topeng yang menutupi wajah itu tetap tidak bisa menutupi tajamnya tatapan yang bisa bikin ribuan orang jatuh bertekuk lutut di hadapannya.

Dialah, sang 'Demon', si pemilik kekuasaan sesungguhnya.

"Senang bermain, Leo?"

Leo tersentak di tempatnya. Matanya berkedip beberapa kali, namun tidak bisa mengeluarkan jawaban. Lidah yang terkenal tajam bak duri mawar itu, kini kelu, tidak dapat digerakkan. Seolah ada sesuatu yang menahannya di dalam sana.

"Apa tangan itu masih ingin digunakan?" pertanyaan dari pria di depan sana kembali terdengar. Kali ini kepala Leo mengangguk cepat.

Untuk ribuan rencana yang terpatri dalam otaknya, dia tentu masih menginginkan tangan ini. Hanya orang bodoh yang akan merelakan tangannya begitu saja. Walaupun ia tau semua ini terjadi karena salahnya. Karena dia yang berani menyentu sesuatu milik sang Demon.

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang