7. TANZEN

1.7K 241 33
                                    

HAPPY READING!!🦁🦁🦁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!!
🦁🦁🦁

Setelah kejadian di rooftop tadi, Rahel dan Amel akhirnya kembali ke kelas mereka karena bel masuk. Suasana kelas nampak seperti biasanya, hening dan tanpa suara selain kegiatan dari para murid di dalamnya.

Rahel berjalan lurus tanpa ekspresi sedikitpun di wajahnya, sedangkan Amel menatap ke sekelilingnya, setiap sudut dari kelas itu. Entah kenapa dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Bukan apa, tapi Amel memang selalu seteliti itu.

Dan, yeah, Amel benar. Di belakang bangku mereka, terdapat murid baru tadi, ia duduk sembari menyembunyikan wajahnya dilipatan tangannya yang berada di atas meja.

Amel tersenyum miring. "Ternyata ular memang selalu berbisa, dan tidak bagus untuk diajak bermain."

Mendengar itu, Rahel yang sedari tadi ternyata mengikuti arah pandang gadis itu hanya bisa tersenyum sinis.

"Bangau akan berbohong untuk terlihat lebih cantik dari Gagak, Elang menyakiti untuk menjadi pengganti cawi, maka sang ular, akan memainkan peran menjadi anjing yang selalu diatur sekarang," balas Rahel membuat Amel langsung tertawa.

"Ahaha, lo emang terbaik dalam membaca situasi, Rahel!" Amel tersenyum penuh misteri.

Orang-orang belum mengenal bagaimana sahabatnya ini, sifat beracun itu bahkan hanya dia pemiliknya tanpa diketahui orang-orang selain Amel seorang.

"Tunggu tanggal mainnya, dan semua akan selesai."

***

Perjalanan suasana sekolah telah berlalu, selesai dengan seluruh murid yang pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing, sama halnya dengan apa yang Rahel lakukan sekarang.

Dikarenakan acara keluarga akan dilaksankan pukul 19.00 nanti, Amel terpaksa harus pulang lebih dulu, meninggalkan Rahel sendiri. Walaupun sebenarnya gadis itu benar-benar tidak rela, namun Rahel juga ikut memaksanya. Dan akhirnya tinggallah Rahel sendiri.

Gadis cantik dengan rambut sepinggang itu melangkah terus, lurus tanpa menoleh ke kanan maupun ke kiri, mengabaikan berapa pasang mata yang tengah menatapnya, sisa dari beberapa murid yang belum pulang.

Dalam langkahnya, tiba-tiba terdengar sahutan suara langkah kaki lain yang berasal dari sisi kirinya, membuat Rahel menghembuskan nafasnya. Tanpa menoleh-pun dia tau siapa orang itu, dari aroma parfum yang ia kenali.

"Hello, my rose queen," sapa orang itu memberikan mawar yang tengah ia pegang pada Rahel.

Rahel menghentikan langkahnya diikuti oleh orang itu. Tatapannya jatuh pada mawar merah di depannya kemudian beralih pada sang pemilik.

"Hi, Leo," balas Rahel mengambil bunga tersebut dengan senyum tipis di wajahnya.

Senyum Leo semakin mengembang mendengar balasan dan diterima mawarnya oleh Rahel.

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang