BM| BODYGUARD

1.5K 211 38
                                    

HAPPY READING!!
🔥🔥🔥

"My Queen," panggilan itu membuat Rahel yang tengah berjalan sontak menghentikan langkahnya. Didepannya, terdapat seorang laki-laki yang belum ia temui sedari tadi. Laki-laki yang biasanya selalu mengganggu kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada.

"What do you think about the dance last night, Leo? It's hot news, now," tanya Rahel menaikan sebelah alisnya sembari tersenyum miring.

Leo yang mendengar menghembuskan nafas kasar. "Tidak ada sesuatu yang lebih terdengar bodoh dari pada berita itu!" ujarnya melangkah mendekat pada Rahel yang masih setia berdiri ditempatnya.

"Oh, lihat betapa munafiknya serigala kecil ini." Rahel terkekeh sinis.

Dalam pemikiran semua orang bahkan pada para sahabatnya, Leo nampak begitu terbawa suasana, ikut senang dengan apa yang diberitakan. Lalu sekarang?

Sepertinya ini bukan perubahannya, melainkan kalian yang melupakan karakternya.

Leo sedari awal memiliki sesuatu yang melenceng dari AdlES, seperti saat bagaimana ia mulai berani menjawab Demon, serta berani mengajak Rahel jalan. Itu semua tentu saja sudah menjadi sedikit pegangan untuk banyaknya kejadian yang akan terjadi nanti.

Dan, Rahel, gadis itu sadar akan semua. Ini bukan sebuah permainan besar yang memerlukan banyak orang sebagai pemain, namun, ini hanya permainan kecil yang memerlukan lebih banyak orang sebagai tumbalnya.

"Jangan bilang kek gitu. Gue bahkan hanya ingin menjauhkan Ratu ini dari-"

"Tidak. Tidak perlu sebaik itu, Leo." Rahel menyela cepat, kepalanya menggeleng pelan. "Serigala harus tau diri, bukan, pada siapa dia tengah berbincang sekarang?"

Sebuah perkataan yang lebih merujuk pada sindiran itu, sontak membuat Leo terdiam beberapa saat.

Ia tidak mungkin melupakan bagaimana perangai Rahel dalam waktu sesingkat ini, bukan?

Huh, melihat tidak ada jawaban dari Leo, lantas Rahel langsung mendengus pelan. Gadis cantik itu menepuk bahu Leo kemudian berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Leo sendiri.

Hari ini, Rahel merasa benar-benar diatas dari mereka semua. Lihatlah seberapa banyak ia akan meninggalkan orang-orang itu.

***

Senja yang dinantikan tiba. Malam sebentar lagi akan menunjukan dirinya dengan bulan yang sudah tidak sabar menjalankan tugasnya ditemani oleh sang bintang.

Di Lavendaria School, terlihat masih terdapat banyak siswa-siswi yang berada disekolah itu. Mereka nampak berjalan hendak pulang, dan sebagainya.

Rahel dan Amel juga sama dengan mereka semua, bedanya mereka masuk pada golongan orang-orang yang tengah pulang.

Di koridor, dalam perjalanan mereka ke tempat parkir, Amel terus mengoceh. Gadis cantik itu tidak berhenti berbicara tentang masalah tadi, bahkan godaannya yang sempat keluar saat mereka dikantin tadi, sekarang menjadi ribuan kata makian untuk laki-laki yang tadi dengan beraninya menyentuh sahabat karibnya.

Rahel terkekeh pelan. Ia lebih memilih diam dan mendengarkan dari pada ikut bersuara yang kemudian akan menjadikannya orang bodoh seperti...

"Dan, kenapa tadi lo hanya diam? Si babi itu bahkan lupa pada siapa dia tengah berhadapan! Arghh, pengen gue belah ginjalnya!" geram Amel, benar-benar marah.

"Mel, kendalikan kata-kata lo!" tegur Rahel setelah mendengar seluruh amarah Amel.

"Ya, gimana gak marah, coba. Dia pegang pinggang lo, dan bodohnya, dia juga bahkan kacangin gue? Bangsat, semurah apa harga kacang itu?!"

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang