BM| DEMON'S LETER

2K 186 393
                                    

HAPPY READING!!***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


HAPPY READING!!
***

Hawa dingin terasa menusuk di malam tanpa hiasan bintang maupun sang rembulan kali ini, yang mana menemani sosok berperawakan cantik di balkon sebuah mansion keluarga terkenal.

Gadis itu duduk manis di sofa, menikmati embusan angin malam yang dinginnya terasa sampai ke tulang-tulang, namun, baginya itu tidak ada apa-apa. Karena ini sudah menjadi kebiasaannya.

Justru, suasana seperti inilah yang begitu baik untuknya. Otaknya selalu bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya jika seperti ini. Sebagaimana sekarang, otak itu berputar pada beberapa kejadian yang terjadi kemarin sampai menjadi topik hangat untuk dibicarakan orang-orang.

Di mulai dari pengawalan AdlES untuknya sampai pada masalah pembunuhan yang menyeret Amel kedalamnya.

Berbicara soal adlES, sebenarnya tidak apa-apa jika mereka mengawalnya. Karena seperti yang pernah ia katakan pada mereka, "Ratu tidak mungkin berjalan tanpa pengawalan", jadi semua masih aman dalam kendalinya.

Namun, untuk permasalahan Amel?
Semua seolah diluar kendali dimana ada yang berusaha ingin menambah permainan didalam permainan yang tengah ia bangun. Tidak ada bukti jika Amel adalah pembunuhnya. Ah, bukan tidak, melainkan belum. Amel belum terbukti untuk apa yang dituduhkan padanya.

Gadis cantik itu pintar, Rahel tau itu. Dia tidak akan mengotori tangannya untuk sampah masyarakat yang hanya memiliki nilai serendah itu untuk diri sendiri. Gadis yang nyawanya direnggut itu hanyalah fosil yang tidak sengaja dipanjangkan umurnya, itu kata Amel.

Jadi sekarang, semua cukup jelas, bukan? Pembumbuhan dalam setiap permainan dunia sudah pasti harus didasari oleh aliran sungai merah, setelahnya kebencian kemudian perpecahan. Rahel suka seperti ini, Dan, orang yang merencanakan semua ini tentu tau jika mereka telah salah cari lawan. Menyentuh Amel berarti juga menyentuh dirinya.

Mari lihat seperti apa permainan mereka akan berjalan sejauh ini.

Rahel tersenyum miring ditempatnya mengamati sesuatu yang tengah ia pegang sekarang.

"Biarkan polisi bekerja dulu, Raneysha, setelah itu tutup mulut mereka dengan semua ini!" monolog Rahel.

Putri bungsu keluarga Alcander itu licik dalam senyuman kegelapan yang dia miliki.

Dalam kedamaian kesendiriannya itu, tiba-tiba dering ponsel memecahkan semuanya. Ekspresi Rahel berubah. Tatapan tajamnya menyorot pada benda pipih yang tergeletak begitu saja di permukaan meja sedari tadi.

Ponsel itu menyala, memperlihatkan sebuah nama yang tertulis, dimana menjadi penanda jika ada panggilan masuk untuknya.

Evan|AdlES

Melihat nama itu, seketika kekesalannya karena diganggu langsung merusut begitu saja. Rahel tersenyum miring, segera ia menggeser tombol hijau untuk menyambungkan mereka pada panggilan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang