2. AdlES

2.3K 247 26
                                    

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

***

"Apa anda berpikir untuk mencari tau tentang dia, Nona?" Seorang pria dengan balutan pakaian bernuansa formal berwarna hitam di tubuhnya bertanya, pada dia yang tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Apa seorang ratu harus mengotori tangannya untuk iblis kecil seperti itu?" suara itu, tidak lembut namun pelan, tegas dan terasa seolah menusuk masuk ke indra pendengar dengan begitu tajam, membuat pria tadi langsung menunduk takut.

"Lisan saya salah berucap, mohon dimaafkan, Nona." Ia berkata tegas diantara rasa takut, kemudian kembali mengangkat kepalanya. "Akan saya—"

"Cukup diam dan lihat dengan baik keberlangsungan permainan ini!" sela wanita itu, berdiri dari kursinya. "Jangan ikut campur sampai ada perintah langsung dari-ku, mengerti?!"

"Siap, dimengerti, Nona!"

Mendengar balasannya, wanita itu menyunggingkan seringai tipis, sebelum pada akhirnya memutuskan pergi tanpa sepatah kata lagi, diikuti pria tersebut di belakangnya.

Dunia memiliki ribuan permainannya, bahkan takdir-pun ikut serta. Karena itu, permainan kali ini akan sangat menyenangkan di mainkan dengan lebih banyaknya orang baru yang ingin ikut.

Petak umpet, dan catur.

Siapapun yang bisa membuat rencana terbaik, dia-lah yang akan selamat dari permainan pembawa maut dan kemalangan ini.

***

Sang surya menyilau, kembali melaksanakan tugasnya berganti dengan sang rembulan untuk menerangi bumi dengan cahaya indah yang penuh akan manfaatnya, walau seringkali tidak disukai oleh beberapa insan penghuni planet biru tersebut. 

"Stop it! Jangan diambil, ihh, itu punya gue." Suara rengekan dengan intonasi yang begitu tinggi memenuhi lapangan basket Lavendaria High School, mengundang seluruh perhatian tertuju pada seorang gadis di tengah lapangan sana.

Saat ini, kelas yang sering dijuluki sebagai kelas 'Berlian Lavendaria' yakni XI-1, tengah melaksanakan mata pelajaran olahraga. Dan seluruh muridnya, berkumpul di lapangan basket bersama dengan guru yang mengajar.

Dia, Amelinda Hestia Azkar, salah satu dari para murid yang ada di lapangan itu, yang mendengar rengekan kuat dari seseorang di depan sana—memutar kedua bola mata-nya. Ia nampak begitu muak dengan gadis itu.

"Berisik. Cari perhatian di jalan aja sana!" Tatapan tajam Amelinda tertuju pada gadis itu. Dia memang seperti itu. Akan langsung berucap jika tidak suka, tidak peduli lawannya akan sakit hati, ataupun lawannya lebih dari dirinya.

Namun, tidak dapat dipungkiri jika orang-orang di situ merasa senang dengan teguran Amel. Pasalnya, gadis yang baru saja merengek manja itu, sudah melakukan hal itu entah ke berapa kalinya, dan itu sangat mengganggu. Dia menghentikan permainan para laki-laki dengan sifat manja-nya yang ingin memiliki bola mereka.

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang