BM| FEIND

1.5K 192 203
                                    

Hi, kita ketemu lagi.
Ada yang nunggu update-an cerita ini?

Humm.. kalo boleh tau, pembaca 'BEHIND ME' dari mana aja, nih?

Kalian tau cerita ini dari mana?

And, sebelum mulai baca!
Aku kasih peringatan duluan, ya!!
Disini ada kata-kata kasar yang tidak aku sensor, harap bijak dalam membaca. Jangan ditiru, ya⚠️⚠️

Jangan lupa juga untuk vote, dan ramaikan komentar... dukung kelanjutan cerita ini dengan cara itu, ya, luv♥️

Oke, lets go!!

HAPPY READING
💘💘💘

Beberapa hari setelah pengambilan keputusan itu, keadaan kembali seperti biasa. Sebagaimana sifat Rahel yang selalu menjadikan orang kembali asing walau pernah dekat, maka seperti itulah yang terjadi pada dirinya dan juga AdlES. Ia selalu melakukan hal itu pada semua orang yang ia anggap sebagai hama sebentar dalam hidupnya, pengganggu, dan akan pergi tidak lama lagi.

Amel yang mengetahui keputusan itu saja nampak sangat cuek. Ia tidak peduli dengan mereka, yang ia ketahui pasti, Rahel hanya akan dekat dengannya, sisanya bisa menjaga dari jauh. Jangan jadi ular yang mendekat hanya karena sesuatu.

Dan sekarang, seperti malam minggu untuk para remaja lain, Amel sudah bersiap dengan dress yang begitu manis berwarna hitam dan sangat pas ditubuhnya, memamerkan bentuk tubuh idealnya yang mungkin sangat diidam-idamkan oleh sepersekian kaum hawa. Dengan dress tersebut, Amel nampak begitu sexi, apalagi ditambah dengan make up yang menghiasi wajah cantiknya.

Didalam mobil, Amel memutar beberapa lagu kesukaannya. Tujuannya adalah ke salah satu club, yang menjadi tempat perjanjiannya dengan Rahel.

"Argh, sialan!" umpatan itu terdengar saat Amel baru saja keluar dari mobilnya dan pintu mobil tersebut tidak sengaja membentur seseorang dibelakangnya.

"Ouh, hello? Who is that?" Amel melangkah cepat keluar dari mobilnya untuk melihat orang itu. "Are you okay?" tanya Amel ikut menunduk melihat gadis itu yang tengah membungkuk, memegang perutnya.

"Are you fucking kidding me? You hurt me, and you asking me that i'm okay, or not? Of course, no, bitch!" Gadis itu membentak kuat, wajahnya memerah antara rasa sakit diperutnya dan juga amarah membuat Amel mengerutkan dahinya.

"Oh, god, damn it. Ada yang melawak disini," ujar Amel kembali menegakkan dirinya, menatap gadis didepannya. "Gue mencoba membantu dengan pertanyaan baik itu, dan lo balas dengan sangat kasar? Lidah itu masih ingin ditempat atau ingin keluar dari tempatnya, hm?"

"Berhenti mengeluarkan ancaman bodoh itu, jalang! Bayar ganti rugi atas rasa sakit ini!"

"Lihatlah siapa yang baru saja membuktikan jika dialah jalang sebenarnya."

Wajah santai Amel kembali menjadi umpan yang sungguh baik. Lawannya sekarang sudah terbakar namun semakin terbakar saat melihat ia yang masih terlihat begitu santai.

"Berani sekali lo mengeluarkan kata seperti itu, Nona tidak tau diri!" gadis tadi kembali bersuara. "Lo udah nabrak gue, ya, harus tanggung jawablah, malah nge-bacot! Mobil aja punya, tanggung jawab kagak, ck."

"Lidah lo hati-hati ditempatnya, hei. Rasa ingin bertanggung jawab tadinya ada, but, liat tingkah anjing didepan ini, seketika semua itu hilang."

BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang