🌵🌵
Malam harinya, (namakamu) sedang menyiapkan masker wajah untuk dirinya. Masker dari charcoal yang ampuh untuk mendetox kulit wajahnya.
Tok..tok..tok..
"Ada yang nyariin di bawah non" ucap Mbak Murni seraya menongolkan kepalanya di pintu kamar..
"Iya mbak, makasih ya" ucap (namakamu) menyimpan terlebih dahulu racikan masker nya sebelum memakai sendal rumahan untuk turun ke bawah.
Begitu sampai di bawah ia terkejut melihat ada Evan sedang mengobrol dengan Mama.
"Sini sayang, nih ada nak Evan bawain Mama Martabak Bangka duh baik banget kan?" Ucap Mama Rieta kesenengan, sambil memakab martabak manis toping kelapa.
(Namakamu) duduk di samping Evan. "Koh Evan kok gak ngabarin mau kesini? Kan aku bisa siapin apa gitu, mana sampe bawa kaya gini ke sini nya"
"Aku tadi abis beli ini aja, eh kepikiran sama Mama Rieta yang suka banget Martabak Bangka jadi sekalian aja deh" Evan tersenyum sangat manis.
"Nih buat kamu ada martabak telor, kesukaan kamu juga kan?" Evan menyodorkan satu bingkisan yang lain.
"Ih jadi ngerepotin, makasih ya Koh"
"Engga ngerepotin kok, santai aja"
Evan sebenarnya modus saja, ia tidak punya alasan lain untuk menemui (namakamu) dirumah nya. Tidak seperti Bryan yang selalu kerumah (namakamu) karena alasan sekolah.
"Udah ganteng, baik, pengertian, mapan kurang apa lagi coba. Cocok kan jadi calon mantu?" ucap Mama Rieta membuat Evan tersipu.
"Maa ih jangan gitu" (namakamu) merasa tidak enak dengan Evan. Siapa tahu Evan risih. Padahal mah Evan malah kesenengan di puji calon mertua. Eh.
"Maaf ya koh Evan. Mama emang kayak gitu" (namakamu) tak enak hati.
"Eh enggak kok malah aku seneng. Eh"
"Apa?"
"Eng..engga.. aku seneng kalo pemberian aku ini kalian suka. Iya kayak gitu maksud nya, tuh Tante aja habis banyak" Evan mengelak.
"Bisa aja kamu padahal salting" Mama Rieta tertawa membuat Evan gugup, kenapa Mama Rieta menebaknya dengan benar.
"Hahah engga Tante bercanda, yaudah lanjut aja ngobrol nya ya. Tante ke atas dulu ya. Btw makasih loh ya udah bawain kita ini"
"Iya tante sama-sama" Evan tak henti tersenyum.
Hingga Mama Rieta pergi meninggalkan mereka berdua.
"Koh Evan ada apa kesini? Maksud nya ya tumben aja gituu"
Evan memang terbilang jarang main kerumahnya sendiri selain bersama Bryan. Paling Evan sendirian kalau ada hal penting dan serius.
"Cuma main aja, gak boleh?" Canda Evan.
"Ya boleh lah. Kata siapa gak boleh ini"
"Siapa tahu kamu udah ada pawang nya gitu"
Mulailah kata-kata buaya nya muncul.
"Modus yaa. Ahaha aku masih free kok. Belum ada yang nyantol" (namakamu) tertawa.
"Kalo daftar boleh gak?"
(Namakamu) tersedak kuah martabak sampai matanya pedih. Evan dengan panik mencari air untuk (namakamu) minum.
"Maaf Koh aku kaget" (namakamu) melap mulutnya dengan tisu.
"Hehe iya lupain aja, udah kamu lanjut makan aja" Evan menjadi malu sendiri.
Sedangkan (namakamu) menganggap Evan hanya bercanda saja. Ia tidak ambil pusing.
🌵🌵
"Syang kamu habis dari mana sih?" Tanya seorang gadis cantik duduk di samping sang kekasih.
Diketahui ia adalah Michael yang tak lain dan tak bukan kekasih dari Jason Winata.
"Aku dari kantor, kenapa sih?" Jason merasa risih saat Michael mengendus-ngendus badannya.
"Bau kamu beda" Michael memicing curiga.
"Iyalah bau orang belum mandi" Jason meraih handuk dan berjalan ke kamar mandi.
"Kamu keluar dulu yah, aku mau mandi" Ucap Jason sebelum benar-benar menutup pintu kamar mandi.
"Hmm..kayak bau cewek" Michael berfikir apakah mungkin, ah tidak Jason tidak mungkin macam-macam.
Ia segera keluar kamar dan menunggu Jason di luar.
"Bener ya kamu gak macem-macem?" Tanya Michael cemberut.
Padahal mereka sedang makan tapi Michael tetap saja membahas itu.
"Udah yah aku makan dulu, kamu kalo mau ngajak ribut nanti dulu" Jason membungkam Michael yang hanya bisa mendengus kesal.
"Kamu jangan curiga, ngapain aku lirik cewek lain kalo kamu udah sempurna ya kan?" Omongan Jason memang buaya, bagaimana para cewek gak nempel sama dia.
"Hmm bener ya?"
"Iya sayang, udah ya makan sekarang"
Hanya itulah yang mampu Jason lakukan agar Michael tidak bertanya macam-macam dan pembicaraan mereka kemana-mana.
Selesai makan Jason memainkan ponselnya sedangkan Michael sudah pulang kerumah setelah selesai makan tadi.
(Namakamu)
Besok aku anterin lagi ya kesekolah nya.Send.
🌵🌵
Tring..
"(Nam) hp kamu bunyi nih" ucap Evan membuat (namakamu) keluar dari dapur dengan sepiring apel di tangannya. Tadi ia sudah makan berminyak dan lemak harus di imbangi dengan buah.
"Makasih ya koh, ini buah nya di makan dulu"
Evan memakan sepotong apel sambil memperhatikan (namakamu) yang membuka ponselnya.
"Aku denger dari Tante, kamu hampir kesiangan ya karena gak ada yang nganterin?" Tanya Evan.
Membuat (namakamu) terkejut dan belum sempat membalas chat yang baru saja masuk ke ponselnya.
"Iya Koh"
"Besok aku yang anterin"
(Namakamu) terdiam memandangi Evan dan layar ponselnya bergantian.
"Gak usah Koh, aku bareng sama Lydia aja" spontan (namakamu).
"Kemarin udah janji soal nya" (namakamu) tersenyum meyakinkan.
Evan hanya bisa pasrah dan tak bisa memaksakan (namakamu) lagi.
"Ohh yaudah kalo gitu"
Jason
Gak ngerepotin kan?Enggak lah, santai aja
Yaudah boleh
Send.
Lagi-lagi (namakamu) memilih Jason.
🌵🌵
P
ilih yang mana nih😌😣
...
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Aspect (END)
FanfictionBy : Miss_Toffu Kisah Cinta antara (namakamu), Evan, Bryan dan Jason. Di saat ketiga saudara menyukai satu perempuan yang sama, akankah mereka bersaing secara sehat, atau mungkin ada di antara mereka yang memilih mengalah. (Namakamu) yang harus me...