"humphh—ahaha maaf.. jeongin maaf!" felix minta maaf berkali kali sambil susah payah menahan tawa.
"kak, tega banget jadi orang..." felix akhirnya terbahak namun cepat mengeluarkan sapu tangan untuk mengeringkan wajah dan pakaian jeongin.
"maaf jeongin! tadi itu reflek, kan aku juga kaget" kata felix menggelengkan kepala masih teringat kejadian tadi di pertunjukan lumba lumba.
mereka kebetulan mendapatkan kursi di paling depan. menyenangkan sebenarnya karena mereka bisa melihat lumba lumba dari dekat.
jeongin bahkan bisa memberi makan untuk salah satu lumba lumba.
hanya saja, saat pertunjukan atraksi terakhir, lumba lumba itu meloncat melewati lingkaran hulahup sang pelatih. sialnya, pelatih itu berdiri tak jauh dari posisi felix.
jadi ketika sang lumba lumba loncat kembali masuk ke dalam air, terdapat hempasan air besar yang membasahi para penonton terutama yang duduk di depan.
felix sendiri segera menarik jeongin jadi bentengnya dan bersembunyi di balik punggung lebarnya.
"hahaha, udahh wajahnya kan udah kering. bajunya juga ditinggal sebentar pasti juga kering, toh nggak sampe basah kuyup" kata felix masih tertawa geli.
"kak felix iseng banget. stop ngetawain aku." dengus jeongin masih kesal karena dijadiin payung sama felix.
"aihhh jeongin ngambek? ntar aku traktir makan siang deh~ sekarang senyum ya?" kata felix mencubiti pipi jeongin dan bertingkah lucu agar dia mau memaafkannya.
hanya saja, jeongin lagi beneran kesal. dan sepertinya dia ingin sedikit modus sama felix. toh, jeongin juga terhibur saat felix menunjukkan afeksi seperti ini.
"cium dulu." felix pun mengalah dan tersenyum mendekatkan wajah mereka. ia meraih wajah jeongin dan mencium bibirnya sekilas.
"nah. sudah puas?" tanya felix menyatukan kening mereka dan menatap jeongin dalam dalam.
jeongin meletakkan tangan kirinya untuk memeluk pinggang felix. tangan kanannya mengelus pipi lembut felix kemudian menggeleng.
ia mendorong felix mengajaknya pergi ke lorong yang agak sepi, "kak felix...."
setelah menubrukkan punggung felix di dinding, jeongin gantian melumat bibirnya. ia menyelipkan lidah di dalam mulut felix sambil lututnya mendorong dorong selangkangan felix.
kruuyuuuuk
mereka berhenti saling berpandangan saat mendengar suara tersebut. jeongin menepukkan jidatnya dengan wajah memerah.
felix tertawa mendengar suara monster lapar dari perut jeongin.
"laper banget ya? ya udah kita makan dulu terus 'makan' akunya ntar malem aja" kata felix sambil mengedipkan sebelah mata.
jeongin abaikan rasa malu sekejap setelah mendengarkan kalimat nakal felix. akhir akhir ini lelaki itu memang lumayan sering menggoda jeongin.
bukan maksudnya jeongin protes sih, justru bangga dengan sisi liar felix yang satu itu.
jam sudah menunjukkan jam empat sore. pantas saja kalau jeongin merasa lapar. mereka segera memesan makan siang atau bisa dibilang makan sore di kafe akuarium.
kafe itu sangat indah dengan desain futuristik tanpa meninggalkan unsur alami dengan daun daunan. di salah satu dindingnya ada akuarium tinggi berisi segala macam ikan hias.
itu adalah makan siang yang tenang dipenuhi canda tawa. mereka mengambil beberapa selfie sebelum kemudian menikmati nasi goreng seafood.
sebelum pulang, mereka mampir sebentar di toko oleh oleh.
"kayaknya aku mau beli oleh oleh buat nagisa" kata jeongin melihat lihat segala macam suvenir mahluk laut.
ada ganci, boneka, mainan, sampai baju dengan desain hewan laut semuanya ada.
"tapi nagisa sukanya anjing. mana ada anjing di akuarium." kata felix bergumam. ia diam lama di tempat boneka hiu sebelum meninju salah satunya dan mengikuti langkah jeongin.
"ada kak, anjing laut." jeongin tertawa dengan recehnya dan felix memukul main main dada seungmin.
"ahahaha ini kecil banget. kayak boneka. apa bener nagisa ukurannya segini?" tanya jeongin tertarik pada onesie berhoodie yang berbentuk karakter hewan.
"ini cukup kayaknya" kata felix.
"nagisa suka yang mana kak?"
"baby shark." kata felix cepat mengambil onesie hiu berwarna biru.
"itu mah maunya kakak" kata jeongin teringat antusiasnya felix tadi saat lihat hiu putih. felix jadi merengut mendengarnya. memangnya kenapa? hiu lucu kan?!
"paus beluga ya kak? ini juga gemes." kata jeongin menunjukkan onesie berwarna putih itu.
"jangan, nanti susah nyucinya." felix menggeleng. mereka pun berkeliling lagi sebelum akhirnya menemukan jalan tengah yaitu mengambil onesie lumba lumba saja.
"udah kak, aku bayar dulu." felix mengangguk melambaikan tangan pada kepergian jeongin.
ia melihat lihat gantungan kunci sambil memikirkan jeongin yang semangat perhatian pada nagisa.
felix menghela napas berat, padahal jeongin selalu memerhatikannya dan nagisa. padahal jeongin selalu ada untuk felix.
kenapa felix harus fokus dengan hal hal negatif yang bahkan belum terjadi?
felix tersenyum getir.
dasar, aku bodoh sekali selama ini...
© ECLAIR, 070222
karena bisa jadi ini book terakhir gue sebelum fokus nerjemahin buku, pengen tahu sejauh ini book favorit kalian yang mana? nyebutin lebih dari satu juga gapapa kok :D
KAMU SEDANG MEMBACA
❪ 恋 ❫ ECLAIR • jeonglix ✔
Fanfiction🎠 ꒰ jeongin x felix ꒱ ━━━ ❝ tahan je! dia udah punya anak! ❞ ❝ je, mau ikutan mandi bareng? ❞ ••• [ desc.] jeongin mahasiswa pemburu kerja sampingan. ia diterima menjadi house keeper oleh seorang pria single beranak satu yang sialnya sangat seksi d...