3.

2 0 0
                                    

3. Sekarang

Dua tahun berlalu semenjak Hino meninggalkan tempat kelahirannya kini Hino menjadi gadis yang kuat dan cerdas serta mahir dalam bermain pedang. Sebenarnya rumor yang dibicarakan oleh warga Desa Batubara itu tidak benar, Hino mempunyai kemampuan khusus es dan air serta bola mata sebelah kiri milik Hino bisa berubah menjadi biru bila Hino kekuatan nya sedang di atas rata-rata Hino juga dijuluki "strong Edelweiss girl" oleh anggota pasukan wolf white.

Hino sedang menjalankan misi bersama seorang pria yang memiliki rambut hitam pekat dan memiliki luka goresan di area pinggir mata serta memiliki paras tampan nan dingin.

Hino menyerang musuh dari jarak jauh menggunakan senapan jarak jauh yang merupakan  senjata kedua Hino selain pedang, dan pria yang disamping nya membawa pedang yang memiliki warna merah pekat.

Dor .... Dor..  dor

Suara tembakan yang keras peluru yang menembus jantung lawan Hino berhasil menembak bagian lemah manusia sedangkan pria yang disampingnya langsung mengeluarkan pedang dan berlari kilat ke area musuh dan langsung menebas 5 musuh manusia binatang buas itu(musuhnya manusia serigala).

"Hey Rio kurasa peluru yang kuciptakan itu sangat mematikan ya,"

"Dan insting dan teknik menembak ku juga semakin tajam dan berkembang" ucap Hino.

"Itu menurutmu saja tapi menurut ku itu sangat payah"ucap Rio

Pria yang memiliki sikap acuh dan dingin serta memiliki paras tampan dan luka diarea pinggir mata dia bernama Rio, Rio berusia 17 tahun 2 tahun lebih dewasa dari Hino.

"Dasar! Hey Rio jika sikapmu Masih menyebalkan kau akan jomblo seumur hidup tau" ucap Hino dengan nada ejek

"Kau pikir aku memikirkan hal bodoh seperti mu dihidupku tidak ada yang namanya cinta" ucap Rio sinis.

"Oh ya? Jangan menyesal ya jika Rio menelan ludah sendiri."

"Masa bodo!."

"Cih.. dasar sok keren!" Batin Hino.

"Hino!"panggil Rio.

"Apa?"

"Aku dengar dari kapten Roberto kau punya lambang bunga edelweis ya, diarea pundakmu?."

"Iya kau benar, memang nya kenapa?."

"Tidak apa-apa aku hanya ingin bertanya saja"ucap Rio.

"Kau sendiri apakah punya tanda di tubuh mu?"tanya Hino.

"Tidak, aku hanya memiliki luka"ucap Rio

"Pembohong"Batin Hino.

"Hino kau pernah mendengar seorang pria dijuluki "singa kematian"

"Tidak, aku baru dengar,"

"Kenapa dia bisa dijuluki singa kematian?."

"Aku kurang tau tapi pasti dia sangat hebat makanya dijuluki singa kematian yang tau tentang pria hebat itu kapten Roberto"ucap Rio.

"Benarkah? Okeh aku akan bertanya kepada kapten Roberto nanti."

"Ya"ucap Rio.

Akhirnya mereka sampai ke markas wolf white mereka segera masuk dan langsung disambut oleh anggota pasukan wolf white.

"Hino, Rio bagaimana misinya apakah berjalan lancar?" Ucap extrainer

Extrainer adalah seorang pemuda tampan dan memiliki sikap hangat dan lembut serta mempunyai kulit putih seperti susu dan berusia 18 tahun.

"Sangat lancar kak Rainer!!!"ucap Hino dengan nada riang.

"Sebaiknya kalian berdua beristirahat dulu"perintah Roberto.

"Aku ingin mengobrol sama kak Rainer kapten"ucap Hino dengan nada lesu

"Tidak! Kau harus istirahat"ucap Roberto tegas.

"Menurut saja Hino"ucap Extrainer dengan nada lembut

"Oke baiklah"ucap Hino

"Tch dasar pasangan yang menjijikan"Batin Rio.

Hino langsung pergi ke kamar nya dan berdiri didepan kaca besar miliknya.

"Siapa pria singa kematian itu?apakah dia sangat hebat ?" Ucap Hino.

"Jika aku bisa bertemu dengan nya aku sangat ingin bertarung!"ucap Hino.

.....

Part 3 sampai sini aja

Cerita ini murni karangan saya sendiri asli imajinasi saya sendiri bila ada kesamaan dengan orang lain itu diluar dugaan saya.











LAMBANG EDELWEISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang