13. Surat
Hino membaca kertas usang yg dipegangnya ternyata disana tertulis sebuah pesan Extrainer untuk dirinya.
"Hino kalo kamu menemukan surat ini aku ingin bercerita sedikit melewati surat ini cerita pertama kali kita bertemu .
Kita bertemu pada saat Hino berusia 13 tahun dan aku 16 tahun saat itu aku memang langsung jatuh cinta padamu kau sangat cantik dan imut.aku berusaha mendekati mu, saat Hino berusia 15 tahun aku gak nyangka kalo Hino nerimana perasaan ku aku sangat senang sekali.Saat aku tidak ada Hino gak boleh jatuh dalam kesedihan kamu harus tetap bangkit karena kamu gak sendirian kamu masih ada Rio, Bibi Rinka , dan keluarga mu
Dan ada satu hal yang belum sempet aku ceritain ke Hino, aku mempunyai adik berusia sama seperti Rio dia lebih tua 2 tahun darimu jika Hino bertemu dengan nya kumohon tolonglah dia, dan terima kasih sudah mau menerima aku walaupun kamu sebenarnya menganggap aku sebagai kakak kamu tidak sadar sama perasaan mu sendiri kamu sebenarnya menganggap ku sebagai kakak bukan seorang pria tetapi aku tetap bahagi dan senang suatu saat nanti kamu akan bertemu orang yang lebih mencintaimu daripada aku dan saat itu pulam kamu merasakan seperti apa cinta pertama.
Jaga bunga edelweis dan aku ingin Hino memberikan bunga edelweis ke orang yang dicintai Hino.
Lufya juga sayang sama kamu jadi aku dan Lufya mengucapkan selamat tinggal Hino!Itu adalah pesan yang ditinggal kan Extrainer untuk Hino, tanpa sadar Hino meneteskan air mata nya.
Terakhir Hino menangis pada saat umur 13 tahun.
"Thank you kak Rainer,"
"I've learned a lot from you" ucap Hino sambil menangis.
Rio yang sedang dibalik pintu kamar Hino langsung mendobrak pintu kamar Hino dan Rio langsung memeluk Hino.
"Hey kau menangis?, Jangan menangis payah!"ucap Rio.
"Aku baru pertama kali melihat kau menangis Hino"batin Rio.
"Bukan kau doang yang sedih aku dan bibi Rinka juga sedih kumohon terimalah kenyataan Hino hadapilah!"ucap Rio.
"Sejak awal aku memang menerima kenyataan Rio"ucap Hino.
"Lantas kenapa kau mengurung diri?"ucap Rio.
"Aku hanya ingin beristirahat saja"ucap Hino.
"Baiklah, kau membuat aku khawatir saja"ucap Rio.
"Apakah Lufya meninggalkan surat?"
"Tidak, aku hanya dikasih barang berharganya sebelum ia meninggal"ucap Rio.
"Oke, aku akan bangkit kembali,"
"Kita harus mencari anggota mulai sekarang"ucap Hino
Keesokan harinya Hino memutuskan untuk pergi ke kediaman paman Felix untuk menjenguk keluarga nya, perjalanan kerumah paman Felix harus menyebrangi sungai dan melewati hutan lalu Melawati desa orang.
Dan akhirnya Hino sampai, Hino langsung mengetuk pintu kecil milik rumah paman Felix.
"Paman"teriak Hino.
"Oh kau Hino, masuklah"ucap Felix.
"Terimakasih paman"ucap Hino.
"Bagaimana kabarmu paman?."
"Aku Baik, kau?."
"Aku Baik paman."
"Kondisi orang tua dan adikku bagaiman?."
"Adikmu sudah sehat dan sudah menjalani Hidup normal sementara orang tuamu juga sudah sehat walaupun tidak bisa seperti dulu orang tua dan Paman mu tidak akan bisa bertarung lagi"ucap paman Felix.
"Bisakah aku ketemu dengan mereka?ucap Hino.
"Ikuti aku"ucap paman Felix.
Hino mengikuti langkah paman Felix, Hino melihat keluarga nya yang sedang berkumpul dan Hino langsung memeluk kedua orangtuanya.
"Ayahh ibu!!!"teriak Hino.
"Maafin Hino, Hino gak sempet nengok kalian"ucap Hino.
"Gak apa-apa toh kamu juga banyak tugas yang harus kamu jalanin kan?"ucap ibu sambil mengusap rambut Hino.
"Kakak!!"teriak adik Hino.
"Kakak! Aku khawatir dengan kakak"ucap Romi Alaska.
Romi Alaska adalah adik Hino yang lebih muda 3 tahun ia memiliki sihir angin dan senjata utamanya adalah panah.
"Aku Baik baik saja Romi"ucap Hino sambil tersenyum.
"Paman apakah paman bisa bertarung kembali?"ucap Hino.
"Paman mu tidak bisa bertarung lagi Hino" ucap Felix.
"Benarkan paman?"ucap Hino.
"Iya bener ucapan Felix aku tidak bisa bertarung lagi"ucap paman.
"Yang hanya bisa bertarung adalah adikmu karena adik mu tidak terluka parah"ucap Felix.
"Baiklah"ucap Hino.
"Hino yang menyerang Desa Batubara adalah pasukan Lion black"ucap ayah.
"Aku sudah tau, 3 tahun yang lalu kami pasukan wolf white membantai pasukan mereka aku tidak tau apa kami menang apa kalah intinya aku berhasil mengalahkan anggota dan kepercayaan nya yang bernama Marsela dan aku berhasil melukai Anak dari kapten itu"ucap Hino .
"Tapi yang tersisa hidup dari pertarungan kejam itu hanya aku , Rio, dan bibi Rinka sisanya mereka tiada"ucap Hino.
"Makanya aku merasa bersalah dan menyesal tidak bisa melindungi rekan-rekan ku padahal aku punya lambang bunga edelweis"ucap Hino.
"Tidak apa-apa kamu sudah melakukan yang terbaik mungkin mereka yang tiada sudah tenang diatas sana"ucap Ayah.
"Lantas apa tujuan selanjutmu Hino?"ucap paman.
"Aku akan menjadi ksatria aku berencana untuk membuat masyarakat yang ada di negri ini tau kami punya pasukan Wolf White dan aku juga akan mencari anggota yang banyak,"
"Aku sudah memutuskan kepada Rio dan bibi Rinka untuk menjadikan pasukan wolf white seperti pasukan lainnya bukan pasukan misterius dan tidak dikenal lagi,"
"Maka dari itu dalam waktu pendek aku akan pergi ke kota 'flowers' untuk mencari anggota dan kami sementara akan tinggal disana"ucap Hino.
"Apapun itu kami dukung Hino"ucap ibu.
"Terimakasih kalian sudah mau mendukung ku sampai sini,"
"Tapi apakah aku boleh menjadikan Romi anggota pertama ku?"ucap Hino.
"Kau ingin memasuki adikmu ke pasukan mu?"ucap Felix.
"Iya paman"ucap Hino.
"Aku setuju kak, sudah waktunya aku mengenal dunia pertarungan"ucap Romi.
"Baguslah, berarti kau ikut denganku untuk pulang ke markas"ucap Hino.
"Iya kak"ucap Romi.
Part nya cukup sampai sini aja.
Guys do you like Hino characters or not?
Sorry kalo cerita ini freak but I've been trying, and aku menulis cerita ini with all my heart.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAMBANG EDELWEIS
Misteri / ThrillerKisah cerita tentang Seorang gadis yang dikucilkan dan dibenci oleh warga desa ia adalah Hino Alaska, tetapi dia tidak menyerah! Justru dia meraih pangkat yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Ikuti kisah perjuangan Hino Alaska dan perjalanan cinta...