1.

24 3 2
                                    

Jumat, 31 Desember 2021

"Kamu keras kepala ya!"mama Lyodra sangat marah.
" Bukan gitu ma, aku malas aja kalau harus ketemu papa sama Tante Lauren, "bukan tanpa alasan Lyodra malas bertemu dengan Tante Lauren, istri kedua papanya, pasalnya ia di suruh sendirian ke sana, bukan dengan mamanya ataupun kakaknya, Lydia.

" Pokoknya nanti siang kamu temuin papa kamu, kamu kira gimana kalau papa kamu nggak transfer uang lagi,"

"kenapa nggak mama aja atau kak Lydia"

"Gue ada kuliah nanti siang, jarak kampus ke tempat papa jauh,"Lydia menjelaskan dengan santai sambil memakan nasi gorengnya.

"Pokoknya kamu harus ke tempat papa kamu nanti siang, nggak ada bantahan,"mama Lyodra menegaskan tanpa bantahan. " Dengar kan?"

"Tapi kenapa harus mendadak dan di hari mama dan Kak Lydia nggak bisa? aku sendirian ma."

"Halah paling senang juga lo dapat uang,"Lydia menyerocos.

" Ya udah, lo aja sana yang sore Ke tempat papa!"

"Hei nggak sopan, panggil kakak!" Mama Lyodra meninggikan suaranya. "Ingat kamu ke sana nanti siang."

"Emang bisa nolak?"

"Nggak"jawab mama Lyodra singkat.

Hari ini sungguh Lyodra ingin melarikan diri dari kehidupannya, orang-orang akan sangat rindu berkumpul dengan papa kandungny, tapi Lyodra tidak ia sangat malas berhadapan dengan sikap papanya yang selalu menyepelekan perasaan Lyodra. Ibu tirinya yang bermuka dua menambah ketidak ketidakinginan Lyodra bertemu papanya.

Lyodra sangat yakin bahwa dia hanya sebagai tumbal agar Papanya selalu memberi uang kepada mama dan kakaknya dan pastinya sendiri.

Lyodra sangat bersemangat beranjak ke dalam sekolahnya, karena di sekolahnya itu ia akan melupakan segala permasalahannya.

Di sekolah sendiri Lyodra tak terlalu dekat dengan siapapun, ia hanya punya beberapa teman, yaitu Tiara, Ziva, Keisya dan Nuca.

"Ya elah kenapa ni anak, badmood banget baru pagi," Begitu Nuca menyambut kedatangan Lyodra pagi ini.
"Biasa masalah kecil."
"Ketemu papa lo lagi?"
"Hem iya,"
"Sendiri lagi?"
"Iya,"
"Nanti kalo lo emosian chat gue aja, atau mau gue temenin?"

Hanya Nuca yang pernah begini, menawarkan diri menemani Lyodra. Hanya Nuca juga orang yang bisa ia ceritakan segala hal yang dia rasakan. Nuca menjadi tempat curhat paling nyaman dan aman bagi Lyodra, selalu.

"Ngga usah,"Lyodra selalu menolaknya, pertama ia takut nanti Nuca akan jadi bahan pembicaraan papa dan ibu tirinya. Kedua ia sangat biasa dan harus terbiasa  mengahadapi segalanya sendirian.

" Nanti siang nongkrong yok guys,"itu Ziva, teman ceria yang selalu meramaikan kelas.

"Ayok, gas,"dan itu si duo kompak Tiara dan Keisya.

" Kita ke cafe biasa aja?"tanya Ziva.

"Ayok mah, kalo gue."duo kompak Tiara dan Keisya ikut saja kalo nongkrong.

"Ly lo gimana?“

"Sorry ya, gue ngga bisa ikut kali ini, mau ketemu papa,"

"Yah ngga asik dong," Keisya mengeluarkan suara manjanya sambil menggandeng tangan Lyodra.

"Have fun ya guys."Lyodra memasukkan buku-bukunya ke dalam tasnya.

"Gue balik duluan ya guys,"Lyodra beranjak duluan dari kelasnya.

"Semangat ya, kalo ada apa-apa hubungin gue aja,"Nuca menberikan kalimat penenang pada Lyodra.

Hanya senyum yang dapat Lyodra berikan untuk meyakinkan Nuca bahwa ia bisa melewati siang ini.

Selepas Lyodra pergi. Ziva dengan penasaran bertanya, " Nuc, ada apa-apa gimana maksud lo? Bukannya Lyly mau ketemu papanya kok bisa ada apa-apa?"

"Ya ngga kenapa-napa, kalo dia ada masalah gitu,"Nuca selalu menutup rapat rahasia yang Lyodra katakan kepadanya, Nuca sangat bisa dipercaya.

" Lah aneh, gue jadi makin bingung,"Ziva makin bingung dengan sikap Nuca.

"Udah sana, pulang, nongkrong," Nuca bukan bermaksud menyusir hanya saja dia malas kalau akan digali informasi darinya tentang Lyodra.

"Dih, byeee deh Nuc," Ziva, Taira, dan Keisya keluar dari kelas.

A Story About You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang