ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤUntukmu, Rion.
Maaf untuk segala kekacauan yang sudah kubuat, terimakasih sudah menerimaku dengan baik. Menjadikanku yang payah ini sebagai rekanmu, sebagai kepala keluarga. Kau sangat hebat, melindungi kami, menyediakan kami rumah untuk berlindung, kau benar-benar berperan sebagai pemimpin yang hebat..
Aku minta maaf, maaf Rion.. aku tidak pernah bermaksud mengkhianati keluarga yang sudah kau bangun dengan jerih payahmu, aku hanya.. hanya berusaha melindungi keluarga ini, keluargaku. Kau begitu bersinar terang melindungi mereka, dan aku berusaha untuk melindunginya di balik bayanganmu..
Hidupku berada di titik terendah, aku mencoba bertahan dari hari yang kejam dan mengerikan ini..
Aku tak tahan lagi dengan umpan yang bernama rasa sakit, terus kesana kemari ketika semangat ini semakin memudar.
Tak ada yang mau memegang tanganku meskipun sudah ku ulurkan, membuat rasa sakit yang semakin menjadi.
Aku meminta diriku bertahan dari tajamnya udara yang ku hirup, aku memaksa diriku untuk terus bernafas.Kau menyelamatkanku, Rion. Hariku yang hitam putih kini berwarna, karenamu, karena mereka. Kekosongan di hati ini kini telah sirna, berkatmu Rion. Kau banyak menyinari hari seseorang, kau seperti matahari. Terimakasih sudah membiarkanku tetap berada di sisimu walau tak melalukan apapun untuk membantumu banyak.
Dan jika boleh ku tarik nafas saja, aku tak keberatan jika tak memiliki banyak waktu untuk berbincang. Banyak yang ingin kubicarakan denganmu, terkadang kesunyian menuntun pikiran untuk berpindah ke tempat yang begitu jauh.
Thank you for never giving up..
Jika di kehidupan lain aku di beri pilihan untuk terlahir kembali, aku tetap akan memilih sebagai Caine. Karna dengan begitu, aku akan tetap bertemu denganmu, Rion Kenzo. Mari bersama-sama melewati terowongan yang gelap hingga kita menemukan sebuah cahaya di ujung terowongan itu.Di dunia yang gelap ini aku tidak merasa sendiri lagi, meski pada akhirnya aku akan pergi sendirian. Melangkahkan tungkaiku menjauhi keluarga yang sudah berusaha ku lindungi, —tidak, Rion. Tolong bunuh aku saja, aku tak akan sanggup untuk menjauh dari kalian. Kalian hidupku, separuh nafasku, kalianlah jiwaku.
Jika hari itu tiba, tolong lepaskan timah panas itu padaku. Biarkan benda itu menghampiriku, masuk kedalam tubuhku tanpa permisi, dan menyatu bersama jiwaku yang di bawa pergi. Dan tolong lupakan saja bahwa kita pernah bersama. Tolong lupakan bahwa, ada harimu bersama dengan ku.. kau harus tetap hidup, sebagai kepala keluarga. Mereka membutuhkanmu dibandingkan aku, bimbing mereka untuk menjadi seseorang yang tangguh sepertimu. Tetap jalani kehidupanmu seperti biasa..
Aku bersungguh-sungguh bahwa aku lebih baik menghembuskan nafas terakhirku di tanganmu, ini kenyataan pahit yang sebenarnya, sulit untuk menerimanya. Bahkan jika mereka menyuruhku untuk mati, aku benar benar akan mati untuk mereka, bukan hanya sekedar pura pura mati.
Maka di hari kematianku nanti, pastikan puisi bersama keheningan di setiap celah sinar matahari, juga kata per kata yang terdiam memenuhi liangku bersama tanah yang mengeras, aku tak ingin orang-orang menangis di hadapan nisan yang tak tahu apa-apa, ia baru saja lahir beberapa jam setelah kematianku. maka di hari kematianku nanti aku tak ingin orang-orang bersedih atau sampai menangis karena mungkin sudah waktunya atau aku sudah kehabisan kata-kata, bisa saja di hari kematianku nanti ada bayi yang baru saja lahir atau hujan yang dirayakan para petani jadi untuk apa bersedih, dengan alasan apa tak ingin bahagia?
Selamat tinggal mungkin akan tampak selamanya, perpisahan memang seperti akhir. Tetapi, dalam hatiku ada kenangan di sana yang akan selalu ada. Baiknya, aku pergi..
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤTerimakasih atas segalanya, Rion Kenzo.
Semoga keberuntungan terus berada di pihakmu, ku harap kebahagiaan terus menyelimutimu, dan doaku akan selalu menghangatkanmu...
—i wish that i was good enough.ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN TERAKHIR KU, CAINE.
Teen Fiction"Ada seribu melati yang ada di hadapan ku namun sial nya aku memilih 1 mawar yang berduri. Kemana aku akan pergi? sejauh apa ku akan berjalan? Bukankah setiap langkah ku hanyalah menuju pada kematian..."