ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤUntukmu, krow.
Mungkin setelah ini, kau akan menjadi salah satu orang yang sangat membenciku. Aku paham betul apa yang kau rasakan nantinya, kau anak yang sangat ekspresif. Maka tak heran apa bila nanti kau menunjuk ke arahku menggunakan pisau itu.
Aku selalu berhati-hati atau aku akan kehilangan sesuatu, tapi sayangnya aku hanya manusia. Kamu boleh mengambil kepalaku, jika kau mau. Suara di kepalaku memintaku untuk lari sekarang, tapi aku tetap tinggal. Entah itu untuk membunuh atau di bunuh..
Tolong mengerti bahwa aku sedang mencoba berusaha sekuat tenaga, kepalaku kacau namun tak menghentikan niatku untuk terus berusaha.
Kalian hanya ingin bahagia, aku minta maaf karena tidak bisa menunjukan caranya. Aku tidak merasa kasihan pada diriku, tak apa jika kau melupakanku. Itu cara yang menyakitkan, namun aku berharap itu terjadi. Aku berharap demikian..
Krow, aku senang bahwa kau memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang kamu mau, dan kamu selalu bisa mengekspresikan apa yang kamu rasa.
Aku bersyukur, dengan itu aku tidak khawatir jikalau kau menyembunyikan perasaanmu. Kita memang tak banyak berbincang, tapi aku harap takdir memberiku kesempatan untuk bersama mu lebih lama. Kita sudah bersama cukup lama, jika boleh ku ungkit, aku ingin kembali pada saat kita menjadi orang biasa. Dimana saat-saat kita yang tak banyak merenggut nyawa, damai dengan kota.
Dimana kita bersahabat dengan semua insan, dan tak mengenal kata musuh. Aku rindu kala kita pergi kesana kemari tanpa rasa gundah, menyapa setiap orang yang bertemu di jalan, bukan menghentikannya. Tapi, itu sama sekali tak membuatku menyesal mendirikan keluarga ini.
Tak ada sekali pun rasa sesal di dada, untuk melindungi kalian. Maaf jika aku belum bisa menjadi rumah yang nyaman bagi kalian, dan maaf jika aku membuat kalian terlalu percaya padaku.
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤMaaf, aku bukan rumah..
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤ
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIPAN TERAKHIR KU, CAINE.
Teen Fiction"Ada seribu melati yang ada di hadapan ku namun sial nya aku memilih 1 mawar yang berduri. Kemana aku akan pergi? sejauh apa ku akan berjalan? Bukankah setiap langkah ku hanyalah menuju pada kematian..."