9. Rooftop

24 3 0
                                    

"Aku sangat takut, mereka sangat banyak." ucap Mahen bersembunyi di belakang Mei.

Ya, keduanya terjebak di tangga darurat lantai 6. Mereka bersembunyi disana setelah dikejar-kejar zombie.

"Tidak apa-apa, untuk sementara kita aman di sini." ucap Mei.

Tok. Tok. Tok.

"Apakah ada orang?" tanya Nadhia.

"Ya! Ini aku, Mahen. Ada tentara wanita juga disini." jawabnya.

"Baiklah, buka pintunya." ucap Nadhia.

Ceklek.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Nadhia.

"Tidak tapi aku lelah." jawab Mahen.

"Itu tidak penting, ayo aku antar ke unit kalian." ucap Nadhia.

Mereka keluar dan mengikuti Nadhia karena ingin kembali ke unit mereka. Tiba-tiba, seorang zombie menyerang mereka di lorong menuju unitnya.

Wanita lantai 2.

"Sial! Kalian, cepat masuk lift." pinta Nadhia, ia berusaha untuk menahan zombie itu bersamanya.

Mahen dan Mei segera menaiki lift dengan perasaan bimbang. Sebenarnya mereka tidak tega meninggalkan Nadhia seorang diri disana tapi ini adalah perintah langsung dari Nadhia.

Nadhia berusaha menjauhkan zombie dari tubuhnya, namun malah tercakar di bagian lengan kirinya.

"Aish! Menjauhlah dariku." ucap Nadhia mendorong zombie lebih kencang dan berhasil kemudian dia menembakkan peluru ke zombie tersebut.

Kena.

Zombie itu tergeletak setelah sebuah peluru tepat mengenai kepalanya.

Nadhia kelelahan, dia berjalan gontai ke unit 602 lalu menekan bel.

"Siapa?" tanya Nabilla melalui interkom.

"Aku." jawab Nadhia.

Ceklek.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Nabilla.

"Aku terluka, obati aku." jawab Nadhia.

Kemudian, Nabilla membawa Nadhia masuk untuk diobati dan tidak lupa untuk menutup pintu.

"Bagaimana kamu bisa terluka?" tanya Nabilla mengeluarkan kotak P3K.

"Aku melawan zombie di luar unitmu." ucap Nadhia. "Cepet obati, aku masih harus menyelamatkan Mahen, Mei dan Dika setelah ini." lanjutnya.

Nabilla dengan telaten mengobati luka di lengan kiri Nadhia, dia memberikan plester di luka tersebut.

"Sudah selesai." ucap Nabilla.

Nadhia bangkit dari duduknya dan akan pergi dari sana.

"Apakah aku boleh ikut?" tanya Nabilla.

"Tidak, tetap di sini. Di luar sangat berbahaya." jawab Nadhia.

"Baiklah." ucap Nabilla.

"Kamu berlindung di unitku saja." ucap Mahen baru saja keluar dari lift.

"Tidak usah, itu merepotkan." ucap Mei.

"Tidak apa-apa, agar kamu ada tempat aman." ucap Mahen.

"Baiklah." ucap Mei.

"Oh! Kalian berkencan?" tanya Reza yang baru saja keluar dari unitnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Mahen mengalihkan pembicaraan.

Watch Out (SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang