5. Pemungutan Suara

29 3 0
                                    

Semua penghuni sudah berkumpul kembali di ruang GYM. Orang-orang sibuk membicarakan apa yang harus mereka lakukan untuk mengusir Nadhia.

Petugas kebersihan dan Ketua Tim ikut datang untuk menyelamatkan Nadhia. Walaupun mereka bukan penghuni tetap namun suara mereka dibutuhkan.

"Oke! Kita akan mulai pemungutan suara ini, silahkan tulis O kalau setuju dan tulis X kalau tidak setuju polisi wanita kita di keluarkan." ucap Mahen membagikan kertas kepada penghuni kecuali Nadhia.

"Kamu tidak usah." ucap Mahen menarik kembali kertas yang akan dia berikan.

"Si bangsat ini bikin aku kesal." umpat Nadhia menahan emosinya.

Para penghuni satu per satu maju ke depan untuk mengumpulkan pilihannya dan kembali duduk.

"Oke! Mari kita hitung bersama." ucap Mahen mengambil satu per satu kertas itu. "Satu O, dua O, satu X, dua X, tiga X, empat X, lima X, enam X, tiga O, tujuh X, delapan X, empat O, sembilan X, sepuluh X, sebelas X, dua belas X, tiga belas X, empat belas X, lima belas X, enam belas X, lima O, enam O." ucapnya.

"Apakah kalian semua bodoh?" tanya Reza. "Kalian mau ikut terinfeksi seperti dia juga?" lanjutnya.

"Aku tidak terinfeksi." ucap Nadhia. "Kau mau? Aku bisa mendorongmu keluar sekarang juga." lanjutnya.

"Maaf, tapi sejak awal kami berada di pihak polisi wanita." ucap Ezra.

Para penghuni lainnya menyetujui ucapan Ezra, mereka semua berada di pihak Nadhia kecuali wanita lantai 2 dan suaminya serta kakek dan nenek.

"Aish! Para penghuni bodoh ini tidak takut kalau sewaktu-waktu wanita itu berubah." ucap Mahen.

"Kalau aku berubah, kalian berdua akan menjadi orang pertama yang akan aku gigit, kamu tahu?" ucap Nadhia.

Wanita lantai 2 maju ke depan. "Oke! Selamat untukmu." ucapnya. "Kalau begitu mari kita menjaga apartemen ini bersama-sama." lanjutnya.

"Tidak! Kamu menjaga dirimu saja agar tidak tergigit." ucap Nadhia kemudian pergi dari ruangan GYM.

Menyusul Nadhia, para penghuni lainnya keluar dari ruangan GYM itu dan hanya menyisakan Mahen, Reza, wanita lantai 2, suaminya, kakek dan nenek.

"Bagaimanapun caranya kita harus mengeluarkannya." ucap nenek.

Reza tidak mendengarkan ucapan nenek tersebut dan memilih untuk kembali ke unit apartemennya disusul oleh Mahen.

•••••

"Kemungkinan besar Nadhia memiliki antibodi, kamu sudah mencari dimana Roy menyimpan vaksinnya?" tanya Aksa.

"Kami sedang berusaha mencarinya, pak. Tetapi belum ditemukan." ucap tentara.

"Terus mencari dan pastikan kita lebih dulu menemukannya." ucap Aksa.

"Baik, pak. Laksanakan!" ucap tentara kemudian meninggalkan ruangan.

•••••

26 Agustus 2022.

Unit 802.

"Kakak!" panggil Adeline saat masuk ke dalam kamar Nadhia.

"Ada apa?" tanya Nadhia menepuk kasur sebelahnya menyuruh Adeline duduk.

"Aku melihat ibu itu pergi keluar setelah berada di dalam kamar mandi selama berjam-jam." jawab Adeline.

"Pergi kemana?" tanya Nadhia.

Watch Out (SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang