7. Minimarket

19 4 0
                                    

28 Agustus 2022.

Unit 302.

"Lihat, barang persediaan kita sudah habis." ucap Nisa kepada abangnya, Dika.

"Tidak apa-apa, kita akan mendapatkan makanan." ucap Dika.

"Bagaimana caranya? Meminta kepada penghuni lantai atas? Itu tidak mungkin! Mereka tidak akan memberikan bahan persediaan mereka." ucap Nisa.

"Tidak, kita tidak akan meminta kepada siapapun." ucap Dika. "Kamu tenang saja, ini menjadi urusanku." lanjutnya.

Unit 401.

Ardi keluar kamar untuk mengambil minum, tenggorokannya sangat kering, sepertinya dia kekurangan minun.

Kosong.

Ternyata persediaan minumnya sudah habis, lalu sekarang dia akan minum apa? Dia mengecek persediaan makanan dan habis juga.

"Oh, tidak! Semua persediaanku sudah habis." ucap Ardi. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanyanya.

Unit 301.

"Air minumku sisa tiga botol, makanan juga menipis." ucap Ezra, dia mengecek persediaan di dapur, semuanya hampir habis hanya tersisa beberapa.

"Bagaimana nih?" tanya Ezra. "Polisi wanita adalah jalan keluarnya." ucapnya.

Ezra berganti pakaian dan bergegas keluar, entah kemana. Mungkin ke Unit 802 untuk meminta makanan.

Unit 802.

Ting! Tong!

Ceklek.

"Ada apa?" tanya Nadhia membuka pintu. "Kenapa ramai sekali?" tanyanya satu melihat banyak orang di depan pintu apartemennya.

"Ada urusan apa?" tanya Nadhia sekali lagi karena tidak ada yang menjawab.

"Kami kesini ingin meminta kamu untuk berbagi persediaan karena milik kami sudah habis." jawab Ezra.

"Hah? Kenapa kalian minta ke saya?" tanya Nadhia. "Apa saya terlihat banyak persediaan?" lanjutnya.

"Kamu harapan kami satu-satunya, penghuni lantai atas lainnya pasti tidak akan memberikannya." jawab Dika.

"Apakah kalian melihatku akan memberikannya?" tanya Nadhia.

Disinilah para penghuni sekarang, di ruangan GYM lagi. Nadhia mengusulkan bahwa mereka bisa pergi ke market di kompleks apartemen.

Nadhia akan memilih beberapa orang untuk ikut bersamanya. Tentunya tanpa paksaan dan secara sukarela.

"Oke! Siapa yang bersedia ikut saya untuk mengambil persediaan makanan ke market." ucap Nadhia.

Raka yang berada di sebelah Nadhia mengangkat tangan. "Aku ikut." ucapnya.

"Ada lagi?" tanya Nadhia.

Mei mengangkat tangannya. "Saya ikut." ucapnya berpindah ke sebelah Nadhia.

"Oke, ada lagi?" tanya Nadhia.

Vernon dan Dika mengangkat tangannya bersamaan, keduanya ingin ikut. Diikuti oleh Dylan, dia menjadi orang terakhir yang akan ikut ke market.

"Tidak ada lagi?" tanya Nadhia. "Baiklah, mari kita berangkat." ucapnya.

"Andrew, tolong jaga pintu utama saat kami keluar." ucap Nadhia.

"Baik." ucap Andrew.

Mereka berenam pergi ke pintu utama karena tidak ada akses ke market melalui basemen. Mereka membawa alat-alat untuk membela diri. Raka dengan pisau lipatnya, Mei dan Nadhia dengan pistolnya, Dylan dengan tongkat baseball-nya, Vernon dengan Stun Gun atau alat kejut listrik dan Dika dengan raket nyamuknya.

Watch Out (SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang