12. Listrik Darurat

10 2 0
                                    

Kini, Nadhia sudah bersiap untuk pergi menyalakan listrik darurat. Namun, semua penghuni disandera oleh Jason.

"Apakah kamu sudah yakin untuk meninggalkan mereka?" tanya Jason.

"Kamu sangat percaya diri sekali, Jason. Jangan sampai terkejut." jawab Nadhia kemudian membuka pintu basemen.

Jason langsung menutup pintu itu dan menguncinya. "Carilah jalan masuk lain." ucapnya dengan senyum mengejek.

Nadhia hanya tersenyum sinis untuk menanggapinya. Lalu, dia berjalan ke arah tangga darurat menuju rooftop, seperti yang Reza bilang, di sebelah tangga itu benar-benar ada pintu.

Dia membuka pintu dengan bacaan 'Selain Karyawan Tidak Boleh Masuk' itu secara perlahan.

Kosong.

Tidak ada orang.

Dia bergegas mendekati mesin generator listrik itu, dia menekan tombol untuk menghidupkan mesin.

Bunyi mesin itu sangat kencang, dia bahkan tidak bisa mendengar suaranya detak jantungnya sendiri. Dengan cepat dia keluar dari ruang mesin.

Dia menaiki tangga menuju rooftop, namun dia terkejut kenapa pintu ini terbuka padahal waktu itu menguncinya dengan borgol miliknya.

Ceklek.

Borgol miliknya sudah tergeletak di bawah dalam kondisi hancur. Sepertinya Jason yang melakukannya.

"Ini adalah salah satu jalan keluarnya, dia membukanya saat aku pergi." ucap Nadhia dalam batin.

Nadhia bergegas memasuki gedung melewati tangga darurat satunya. Dia melihat lift dalam kondisi naik, dia harus memeriksa lift ini sebelum turun.

Ting!

Pintu lift terbuka.

Nadhia melihat tubuh tentara wanita itu sudah terbujur kaki dalam kondisi bergelimang darah. Dengan cepat, dia menarik Mei keluar dari lift.

Nadhia menetralkan detak jantung dan nafasnya. Dia mengambil walkie talkie untuk menghubungi Aksa.

"Keadaan di apartemen berbahaya, ada pembunuhan. Penghuni lain disandera oleh pelaku" ucap Nadhia kemudian memeriksa keadaan Mei.

Banyak sekali luka tusukan di perutnya, lehernya juga tersayat, sepertinya dia melakukan perlawanan. Namun, masih ada sisa nafas dan denyut nadi.

"Bagaimana bisa?" gumam Nadhia.

"Kami mengirim bantuan." ucap Aksa.

Nadhia mendengar langkah kaki yang terburu-buru dari tangga darurat.

BRAK!

Munculah sosok Dika.

"Kamu hidup?" tanya Nadhia terkejut.

"Panjang sekali ceritanya, kita bawa dia dulu ke unit Joshua." ucap Dika.

Dika menggendong Mei di punggungnya, mereka bergegas ke lantai 7 melewati tangga darurat. Saat baru saja masuk ke unit apartemen Joshua, lift tiba-tiba terbuka, Nadhia dengan cepat menutup pintu apartemen.

Nadhia menduga bahwa itu adalah Jason yang tidak sabar menunggunya.

Ting Tong!

Nadhia melihat dari interkom, Jason berada tepat di depan pintu. Nadhia menahan nafas karena takut ketahuan. Sedangkan Dika merebahkan tubuh Mei di sofa sambil mengobati luka-lukanya.

Mungkin karena tidak ada jawaban dari apartemen 702, Jason pergi dari sana. Sepertinya dia mengecek satu per satu unit, apakah ada orang atau tidak.

Watch Out (SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang