15. Pelukan Hangat

21 3 0
                                    

Saat terjadi penculikan Adeline, Nadhia sudah menyiapkan satu kantong darah di balik jaket miliknya. Dia mengambil sampel darah dari rumah sakit saat Aksa meminta apartemen untuk di isolasi.

Saat ini, Nadhia berada di ambulan seorang diri. Dia melihat sebuah kantong darah di sebuah nampan stainless steel. Tertulis nama Adeline disana.

Nadhia menukarkan kantong darah Adeline yang asli dengan kantong darah yang dia bawa.

•••••

Setelah Joshua menahan Raka untuk mengejar Nadhia ke rooftop.

Adeline membuka suara. "Kak Nadhia bilang kita tidak aman disini." ucapnya. "Tempat paling aman di unit apartemen Kak Nadhia. Kita harus kesana sekarang sebelum terlambat." lanjutnya.

Mereka segera pergi ke unit apartemen Nadhia melalui tangga darurat. Saat sudah sampai, Raka tidak ikut masuk.

"Tidak masuk, kak?" tanya Adeline masih menunggu di depan pintu masuk.

"Kalian saja, aku akan kembali ke unit apartemenku." jawab Raka. "Hati-hati." ucapnya menepuk pucuk kepala Adeline lalu pergi dari sana.

Unit 701.

Raka memasuki unit apartemennya, dia duduk di sofa ruang tamu, membuka ponselnya. Banyak sekali foto bersama Nadhia, ada sebuah video yang diambil beberapa bulan yang lalu.

Dia menontonnya.

"Raka, sini! Aku lagi bikin mini vlog." ucap Nadhia. "Masuk kamera dong, jangan malu begitu." lanjutnya.

"Kenapa pakai ponselku?" tanya Raka.

"Sebagai kenangan di ponselmu. Ayo, cepat! Lihat kamera." ucap Nadhia. Raja hanya bisa menurut.

"Halo, semuanya." sapa Nadhia kepada Ketua Tim dan Andrew. "Mereka adalah temen kerjaku." ucapnya.

Ketua Tim dan Andrew menatap kamera dan melambaikan tangan singkat.

"Sini, kembalikan ponselku." ucap Raka merebut ponselnya dari tangan Nadhia.

"Aish! Kamu menyebalkan." ucap Nadhia.

Raka mengingat semua memori dalam video itu. Dia menggeser layar, ada video lainnya disana.

"Kami sedang makan malam bersama." ucap Nadhia di awal video, menyorot ke arah Ketua Tim, Raka dan Andrew.

"Kenapa tidak menyorot wajahmu saja?" tanya Raka sambil makan.

"Aku adalah kameramen, ah salah, aku kamera women ahahaha." ucap Nadhia tertawa dengan leluconnya sendiri.

"Ayo kamu ikut makan, jangan menyorot kami saja." ucap Ketua Tim.

"Baiklah." ucap Nadhia kemudian video tersebut berhenti.

Raka menggeser layarnya lagi, banyak foto-foto Nadhia yang dia abadikan secara diam-diam.

Foto terakhir adalah foto mereka berdua yang diambil sebelum apartemen di isolasi. Raka berdiri di samping Nadhia, tanpa senyum. Keduanya dipaksa oleh Ketua Tim untuk berfoto bersama.

Watch Out (SEVENTEEN) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang