=
Akhirnya, setelah 2 minggu dikurung di kamar. Leandra diperbolehkan keluar. 2 minggu tidak sekolah dengan alasan sakit, membuat wali kelasnya berniat akan menjenguknya. Tapi tentu Leandra menolak kehadirannya dengan sopan. Dan hari ini, Leandra kembali sekolah.
Jennifer, Jisa dan Rosie heboh saat melihat batang hidung Leandra muncul. Katanya kangen, 2 minggu tidak ada Leandra rasanya sepi.
"Lo udah sembuh total kan nih?"
"Udah."
"Asyik! Jangan sakit lagi ah, gue 2 minggu ini duduk sendirian anjir!" ujar Rosie.
"Mampus!"
"Si anjir, ayo ah ke kelas bentar lagi masuk." ajak Rosie lalu merangkul pundak Leandra. Diikuti Jennifer dan Jisa di belakang.
"Nanti istirahat kantin belakang." ucap Jisa.
"Oke!"
Lalu mereka berpisah di tangga lantai dua. Sesampainya di kelas, Leandra dan Rosie langsung duduk di kursi mereka masing-masing. Jeffie yang melihat Leandra masuk tersenyum senang.
Selama Leandra di rumah, keduanya sering bertukar pesan. Kadang juga voice call atau video call. Mereka berdua sudah berteman sekarang. Tapi Leandra selalu merasa tidak enak pada pemuda itu karena sudah menyembunyikan kebohongan besar.
"Lean!" Jeffie berjalan menghampiri Leandra.
"Oh, hai!" sapa Leandra.
"Akhirnya masuk juga. Udah sembuh total?"
"Udah dong!"
Rosie menatap keduanya bingung, "Kalian... sejak kapan deket?" tanyanya.
"Sejak lo kasih nomor gue ke dia."
"Oalah..."
Jeffie terkekeh, "Gue seneng lo udah sembuh. Nanti istirahat bareng ya?" Leandra mengangguk, Jeffie mengusap pucuk kepala Leandra lalu pemuda itu kembali ke belakang mengobrol dengan teman-temannya.
Rosie menganga melihat perlakuan Jeffie pada Leandra. Ini yang di usap Leandra tapi kenapa Rosie yang terbawa perasaan.
"Anjir anjir anjir! Fikseu dia suka sama lo!"
"Huh?"
"Keliatan banget dari cara dia natap lo!"
"So tau lo ah."
"Ih beneran! Ih gemes deh liatnya."
Leandra menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan ponselnya dan menonton video tiktok bersama Rosie. Mereka tertawa saat melihat video lucu. Leandra bisa tertawa diluar, tapi di dalam selalu merasa gelisah.
=
"Mau pesen apa?" tanya Jeffie pada Leandra.
Keduanya sekarang ada di kantin. Awalnya Leandra bersama ketiga temannya, tapi dia diculik oleh Jeffie. Alhasil teman-teman Leandra dan teman-teman Jeffie saat melihat itu menggoda keduanya.
"Indomie soto sama es teh manis."
"Mie? Lo baru sembuh, jangan makan mie. Nasi goreng aja, mau?"
"Pengen mie, Jeff."
"Nanti-"
"Gapapa, gue kan kuat."
"Oke deh, bentar ya." Leandra mengangguk, Jeffie pun pergi memesan makanan dan minuman Leandra dan dirinya.
Tak lama kemudian Jeffie kembali. Pemuda itu meletakkan nampannya di meja lalu duduk di hadapan Leandra. Leandra mengucapkan terima kasih, Jeffie hanya tersenyum. Pemuda itu memperhatikan Leandra, benar-benar bukan manusia sepertinya gadis itu!
"Kenapa?" tanya Leandra saat menyadari Jeffie terus-menerus menatapnya.
"Eh, gapapa."
"Di makan itu, nanti keburu dingin. Ga enak."
"Iya."
Jeffie pun menyantap makanannya. Mereka berbincang-bincang kecil. Hal itu tak luput dari teman-teman mereka. Rosie dan Jennifer yang gemas dengan mereka, sedangkan teman-teman Jeffie terus-terusan menggoda Jeffie tapi tak dipedulikan oleh Jeffie.
Jisa hanya menggelengkan kepalanya karena kantin rusuh oleh teman-teman Jeffie.
"Temen-temen lo berisik banget."
Jeffie terkekeh, "Risih ya?"
"Eh ngga, tapi kayaknya kalau itu mulut mingkem lebih baik deh." jawab Leandra.
Jeffie tertawa, pemuda itu membalikkan tubuhnya menatap teman-temannya. "Berisik lo pada! Diem, jangan banyak bacot." ujar Jeffie, teman-teman Jeffie terkikik geli.
"Udah." ucap Jeffie pada Leandra.
Leandra tersenyum. Jeffie kenapa menggemaskan sih? Apalagi saat pemuda itu tersenyum dan kedua lesung pipinya muncul. Leandra mengulum bibirnya, lagi-lagi dia merasa tidak enak pada Jeffie. Dia nyaman berteman dengan Jeffie, dan tidak mau pertemanan itu hancur.
Tapi kesalahannya, tidak bisa dimaafkan dengan mudah begitu saja. Jadi Leandra harus siap jika nanti Jeffie membencinya dan memutuskan hubungan pertemanan mereka.
=
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ERROR
FanfictionLeandra memang bodoh, dia lari dari masalahnya. Seharusnya Leandra bertanggungjawab atas kesalahannya, dia tidak bisa berpikir jernih malam itu. Dan saat kejadian itu terungkap, saat semua sudah mengetahui kalau Leandra lah pelaku tabrak lari itu. D...