=
Leandra keluar dari mobilnya, gadis itu mengedarkan pandangannya. Persis seperti terakhir kali dia ke sana, tidak ada orang lain dan kendaraan lain. Hanya ada dirinya dan mobilnya. Oh tidak, ada dua sapi di lapangan sedang memakan rumput.
Kalau kalian menebak Leandra ada di jalan dimana kecelakaan Kalara terjadi, itu benar.
Entah kenapa dia ingin pergi ke sana. Setelah 2 bulan lebih, akhirnya Leandra pergi ke jalan itu lagi. Itu artinya kematian Kalara sudah 2 bulan. Selama ini juga Leandra masih belum mengakui dirinya lah sang pelaku.
"Maafin gue, Kal. Gue janji, di saat gue udah siap, gue bakalan ngaku ke keluarga lo."
Leandra menghela nafasnya, ia berjalan ke depan mobilnya. Naik ke atas kap mesin, ia duduk di sana sembari memperhatikan pemandangan di sekelilingnya. Di sana sunyi dan damai, Leandra suka. Jauh dari kebisingan kota.
Suara motor dari arah depan sana membuat Leandra menajamkan matanya. Gadis itu terheran saat motor itu memelan kan motornya dan berhenti tepat di depan mobilnya.
"Mba, ngapain disini?" tanyanya.
"Duduk."
"Iya tau saya juga mba nya lagi duduk. Ini jalanan sepi mba, ga takut? Ditambah ini cuacanya lagi panas banget lho."
"Ngga."
Orang itu membuka helm dan kaca matanya. Oh wow! Lumayan. Orang itu tersenyum.
"Saya denger-denger di jalan ini pernah terjadi kecelakaan, tepatnya tabrak lari. Hati-hati lho mba, siapa tau arwahnya gentayangan disini. Waktu itu ada orang lewat sini, pernah ngalamin kejadian aneh."
"Ga usah ngada-ngada."
"Yah si mba ga percaya." Orang itu menurun kan standar motornya, lalu ia meletakkan helmnya di kaca spion.
Setelah itu ia berjalan menghampiri Leandra, duduk di samping Leandra dan merangkul pundak gadis itu seolah-olah mereka sudah akrab. Leandra memperhatikan orang itu risih. Ia melepaskan rangkulannya.
"Lo ngapain?"
"Ikut duduk disini. Pemandangan disini bagus ya." jawab orang itu.
"Oh iya! Kenalin, saya Carlos."
Lelaki bernama Carlos itu mengulurkan tangan kanannya. Leandra melihat tangan itu dan wajah Carlos secara bergantian. Carlos memberi kode pada Leandra untuk menjabat tangannya. Gadis itu menjabatnya dengan ragu.
"Leandra."
"Namanya cantik, orangnya juga cantik. Ayo temenan sama saya, mba."
"Kita baru aja kenal beberapa detik yang lalu."
"Yaaa terus kenapa mba?"
Leandra menggeleng, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Memperhatikan sapi-sapi yang sedang makan rumput, tadinya hanya ada dua sekarang ada enam sapi.
"Oke, berarti mulai hari ini kita temenan. Nih ketik nomor lo." ucap Carlos sembari menyerahkan ponselnya pada Leandra.
"Harus banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ERROR
FanfictionLeandra memang bodoh, dia lari dari masalahnya. Seharusnya Leandra bertanggungjawab atas kesalahannya, dia tidak bisa berpikir jernih malam itu. Dan saat kejadian itu terungkap, saat semua sudah mengetahui kalau Leandra lah pelaku tabrak lari itu. D...