1. Ekstra Sabar

20 9 8
                                        

Punya sepupu yang super jahil seperti Alzikri Safwan harus punya tingkat kesabaran yang luar biasa. Tiap hari ia harus mengatasi kejahilan Zikri, anak itu tidak bisa diam sehari. Di sekolah ia bersikap manis pada Lena, tapi saat di rumah. Lena dibuat seperti orang gila oleh dirinya, entah itu hanya menjahili rambutnya, berantakin kamarnya. Pokoknya ia akan melakukan apa yang bisa bikin Lena marah-marah.

Seperti pagi ini, saat mau berangkat sekolah. Zikri kembali berulah, laki-laki itu mencampurkan udang ke dalam nasi goreng Lena. Gadis itu tidak bisa makan udang, jika dipaksakan ia harus minum obat alergi, akibat ulah keduanya alhasil meja makan jadi ramai karna pertengkaran mereka berdua.

"Lo kenapa sih Zik, gangguin gue mulu kerjaannya. Lo kan tau kalau gue gak bisa makan udang," omel Lena. Yang diomelin malah cengar-cengir tanpa dosa.

"Ya elah, makan aja gak usah bawel. Kenapa lo gak makan udang? Takut korestrol ya? Udang itu enak Lena, sehat lagi. Jadi lo gak perlu takut makannya, gue aja makan nih, masa lo enggak."

"Gue gak takut korestrol ya, cuman lo tau kan gue alergi banget sama udang. Kalau gue kenapa-napa gimana? Lo mau tanggung jawab?"

Melihat perdebatan itu, keluarga mereka hanya bisa menonton, mereka tahu tingkat kejahilan Zikri sangat akut. Jadi jika dibilangin tetap saja dilakukan. Jahilnya hanya kepada Lena saja, tapi sama yang lain ia tak seperti itu. Sikap dinginlah yang ia tunjukan.

"Gak maulah, ya kali gue mau tanggung jawab."

"Tuh kan nyebelin, udahlah gue mau berangkat aja, gak mood gue sarapan."

Lena menyalimi pungung tangan keluarganya. Kepergian Lena langsung disusul oleh Zikri.

Keluarga mereka berbeda, dirumah besar itu tidak hanya kedua orang tuanya Lena yang tinggal. Tapi ada Kakek dan Neneknya, serta kedua orang tua Zikri. Satu keluarga berkumpul di sana, jadi tidak ada kata sepi di rumah mereka.

Setelah kepergian Zikri dan Lena, keadaan rumah kembali seperti semula. Adem anyem, tapi ketika mereka kembali. Suasananya akan berubah. Kehidupan keluarga Junaidi bergantung dengan tema kedua anaknya itu. Jika mereka bisa akur, suasana rumah akan baik-baik saja. Begitupun sebaliknya.

Diperjalan menuju sekolah aja keduanya sempat-sempatnya bertengkar.

"Lena, lo tau gak sih, gue itu ganteng banget," pedenya. Zikri sangat beda dari kebanyakan cowok di luar sana. Bisa dibilang Zikri ini tipe cowok yang humoris, tapi bisa juga jadi es.

"Bodo amat, lo itu jelek, nyebelin lagi."

Lena memang malas meladeni Zikri, gak ada diamnya. Sikapnya yang romantis hanya di depan teman-teman mereka saja.

"Gitu banget lo balasnya, masih ngambek ya sama gue?" jelas dong, jangankan Lena. Perempuan lain pun akan sama marahnya.

"Udah gak usah ngomong sama gue lagi lo! Capek gue nanganin orang kayak lo," sepertinya Lena memang marah sama Zikri.
"Na, lo ngambeknya gitu banget, gue beliin cilok mau gak?"

"Nyogok kok gak elit, cilok terus bosen gue, setiap gue ngambek dibeliin cilok, gak ada yang lain apa?"

"Ada, lo maunya apa? Seblak, somay, atau apa?"

Lena tersenyum penuh kemenangan, kali ini ia bisa memanfaatkan Zikri, gak papa sekali-kali.

"Gue akan maafin lo, kalau lo mau nurutin kemauan gue," terangnya.

"Lo mau apa?"

"Untuk hari ini, lo jajanin gue dikantin. Dan satu lagi, untuk 24 jam lo jangan gangguin gue oke," pintanya.

"Gak ada yang lain apa Na? Gue gak bisa kalau gak gangguin lo, kayak ada yang beda gitu. Kayak makan mie tapi lupa dikasih bumbunya, hampa."

"Bodo amat, sekarang lo nyetir yang benar! Gue gak mau ya lo tiba-tiba nabrak pohon."

"Iya bawel."

Tak ada obrolan lagi, saat tiba di pintu gerbang sekolah, Pak Asep sudah menyambut keduanya. Seperti biasa, pak Asep memberikan sapaan pada setiap murid yang masuk.

"Selamat pagi neng Lena, dan akang Zikri."

"Pagi pak," balas Lena.

"Waduh pak, saya kalau dipanggil akang itu jadi berasa tambah ganteng gitu loh pak. Kayaknya cocok panggilannya buat saya, akang dan neng Lena. Cocok kan pak?" Lena mengerutkan keningnya bingung. Ia pikir kenapa harus Zikri yang jadi sepupunya. Kenapa gak yang lain aja. Yang otaknya agak normal dikit, gak papa dingin. Tapi gak petagilan kayak Zikri.

"Iya cocok kayaknya Zik, ya udah kalian masuk sana! Nanti telat loh, nanti saya juga yang disalahin sama Pak Darto."

"Ya udah kalau gitu kita berdua masuk ya pak, bapak baik-baik di sini oke," kelakuan Zikri itu emang ajib. Yang jadi saudaranya harus extra sabar menghadapinya. Contohnya Lena, jika saja dia tidak sabar lagi, mungkin Zikri akan habis dibuatnya. Cewek kalau lagi kesel pukulannya kayak tukang bangunan, kenceng banget.

Lena pergi meninggalkan Zikri, membiarkan cowok itu ngobrol dengan sang satpam. Tak jauh jaraknya, suara Zikri meneriaki Lena.

"Lena, tungguin gue ih," kesalnya.

Sang empu yang dipanggil hanya diam, gadis itu memilih untuk diam. Daripada ia harus kehabisan kesabarannya nanti. Saat Lena masuk kelas, tatapan tidak suka diberikan oleh Riska dan kedua temannya. Lena tidak tahu apa maksud dari tatapan itu. Toh, selama ini Lena tidak pernah mencari musuh. Ia selalu ramah dengan siapapun. Tak heran jika Lena lebih banyak dikenal orang dengan julukan cewek murah senyum.

Sedari pagi Lena sudah menghabiskan tenaganya untuk meladeni Zikri. Sekarang ia harus meladeni teman sebangkunya, yang sama menyebalkannya seperti Zikri. Lena dan Zikri tidak satu kelas, karna Lena lebih memilih jurusan IPA daripada IPS yang diambil oleh Zikri.

"Misi, gue mau lewat," ucapnya. Tapi tak ada respon dari sang empu. Lena kembali bersuara lagi, "bisa minggir gak?! Gue mau duduk," kesalnya. Terkadang Lena tidak mengerti dengan laki-laki yang berada di depannya itu. Awal mereka duduk bareng aja gak ada obrolan, laki-laki itu cenderung pendiam. Jika dilihat-lihat ia juga sulit berintraksi dengan teman sekelas. Kalau ada tugas yang diberikan, ia hanya bertanya sekali. Lalu mengerjakannya. Otaknya memang encer, tapi dia juga harus bisa mengimbangkan sosialisasi sesama teman. Karna itu penting.

Lena tak mau banyak mulut lagi, ia langsung menerobos begitu saja. Ekspresi laki-laki itu jadi berubah saat melihat aksi Lena barusan.

"Lo kalau jalan asal aja ya," omelnya. Tentu saja Lena tidak akan mau kalah. Ia menyemprot kembali laki-laki itu.

"Heh! Lo aja yang budek, dari tadi gue udah permisi, lonya malah diam aja kayak patung."

Selamat membaca (♡˙︶˙♡)

Date, 03.01.2022.

Grilfriend OR Not? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang