Lena tidak lagi banyak bicara, gadis itu terdiam. Zikri menyuruh Lena duduk, laki-laki itu pun mencari obat Lena. Saat Zikri hendak keluar, Lena mencegahnya.
"Lo mau kemana ulat sagu?"
"Mau ke bawah cari obat lo," katanya. Lalu laki-laki itu hilang dibalik pintu.
"Kenapa sih Zikri gak pernah ngertiin gue? Gue gak mau terlihat lemah, orang gue balik-baik aja kok," Lena bergumam pada dirinya sendiri. Lena membaringkan tubuhnya, mencoba menghilang rasa sakitnya. Tak lama kemudian, Zikri kembali. Membawa kantong pelastik putih, cowok itu berjalan menuju Lena.
"Nih minum!"
"Dapat dimana lo?"
"Dari langit, yah dari Apotek dong Lena. Buruan minum!"
"Iya, bawel banget sih lo," kesalnya. Lena langsung meminum obatnya, setelah itu ia kembali membaringkan tubuhnya. Zikri yang melihat itu jadi kasihan.
Zikri menutupi tubuh Lena dengan selimut, sedikit bergumam. Tapi gumamanya masih bisa didengar oleh Lena. Gadis itu tidak benar-benar tidur.
"Lo kenapa gini sih Na? Kan gue udah bilang. Kalau makan ya kira-kira, udah tau gak bisa makan pedes, masih aja ngeyel mau makannya."
"Tapi makanan itu enak," celetuk Lena. Zikri langsung menghidar. Terkejut itu sudah pasti.
"Astagfirullah," ucap Zikri. Lalu mengelus dadanya, melihat aksi itu Lena jadi tertawa girang.
***
Seperti biasa, pagi Lena tidak akan menyenangkan. Zikri kembali berulah. Awalnya Lena biasa saja, tapi Zikri kembali membuat gadis itu emosi. Dengan tampang tidak berdosa, ia mengempeskan ban motor Lena. Setelah mendengar Lena ingin membawa motor sendiri, Zikri langsung keluar rumah, dan mengempeskan ban motor Lena. Di waktu bersamaan, Lena memarahi Zikri.
"Woi ulat sagu, lo kenapa nyebelin banget sih?" Zikri pura-pura tidak tahu apa maksud dari ucapan Lena barusan. Laki-laki itu malah sibuk membenahi motornya, padahal tidak ada yang aneh dengan motornya.
"Woi Zikri, lo dengerin gue gak sih?!"
"Ha? Apa? Lo ngomong sama gue?"
Lena memukul kepala Zikri. Untungnya cowok itu sudah memakai helem terlebih dahulu, ia seperti tahu bahwa Lena akan marah padanya. Masih pura-pura tidak tahu, Zikri pun bertanya sebagai basa basinya.
"Lo kenapa sih Na? Tiba-tiba marah, terus ngeplak pala gue lagi?" Ocehnya. Itu hanya alasannya saja, agar tidak ketahuan sama Lena.
Gadis itu kembali mengeluarkan suaranya, tidak besar seperti tadi, tapi mampu membuat mimik wajah Zikri berubah derastis. "Heh! Ulat sagu, lo ya yang ngempesin ban motor gue kan?"
"Apaan sih Na, nuduh aja lo. Mana gue tau, gue aja baru mau berangkat ke sekolah. Kalau ban motor lo kempes, ya bareng gue aja. Gitu aja kok susah, biasanya juga sama gue berangkatnya."
Lena menatap Zikri dengan begitu lekat. Ia memajukan mukanya ke muka Zikri, Zikri langsung membuang muka dari Lena.
"Gue curiga sama lo," ucapnya.
"Lo curigaan mulu sama gue, kapan gak curiganya?"
"Enggak, lo aneh kalau gue liatin, pasti ada sesuatu. Jujur aja deh Zik, lo kan yang ngempesin ban motor gue?"
Disela keributan mereka, wanita paruh baya datang menghampiri mereka berdua. "Kalian kenapa belum berangkat ke sekolah? Ini udah jam 7 lewat loh," ucapnya. Mendengar perkataan dari sang Mamah, Zikri langsung menghidupkan mesinnya.
"Lo mau bareng gue gak? Atau lo mau nunggu sampe ban lo keisi angin lagi? Kalau gitu gue berangkat duluan ya. Babay Lena." baru saja Zikri ingin menancapkan gasnya. Lena langsung menaiki motornya Zikri.
"Ya udah gue bareng sama lo."
"Nah gitu kan enak, ngapain juga lo mau bawa motor segala, kalau lo kenapa-napa gimana? Mending sama gue, aman terkendali."
Lena langsung menyeletuk, ia ingin bawa motor sendiri bukan karna ingin menonjol. Tapi karna ia tidak nyaman dengan bacotan yang ia dengar dari anak-anak sekolahnya. Tentang dirinya yang mau didekati oleh cowok-cowok, apalagi sama Zikri dan kedua temannya.
"Gue pengen sendiri aja, kenapa lo yang ngatur gue?"
"Wajar gue ngatur, karna gue gak mau lo kenapa-napa. Udah lah, ayo berangkat. Kita udah kesiangan ini. Gue yakin kali ini gue di hukum bareng sama lo," pedenya. Tapi sepertinya iya, waktu sudah menunjukan angka 7.30.
"Ih, ini semua gara-gara lo sih ulat sagu, jadi telat kan gue," kesal Lena.
"Lo juga salah, jangan nyalahin gue terus," balas Zikri.
"Heh Zikri! Cewek itu gak pernah salah," terang Lena.
"Kata siapa? Itu lo nya aja yang kepedean."
"Emang benar kok," kekehnya.
"Seterah lo aja deh Na," final Zikri.
Setelah keributan itu, keduanya pun pergi dari pekarangan rumah mereka. Lena masih saja mengomel kepada Zikri, gadis itu tidak terima atas apa yang telah Zikri lakukan.
"Sumpah, gue kesal banget sama lo ulat sagu," ocehnya. Mendengar grutuan itu Zikri malah tersenyum.
"Kesal kenapa sih lo? Gue gak ngapa-ngapain lo kok Na," balasnya.
Sontak Lena memukul helam yang dikenakan Zikri. Zikri yang mendapatkan perlakuan seperti itu malah ketawa.
"Lena, lo lucu banget ya," ujar Zikri.
Ekspresi Lena jadi berubah, saat mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Zikri. "Lucu? Heh ulat sagu, gue gak lagi ngelawak ya," protes Lena.
"Yang bilang lo ngelawak siapa? Gak ada Lena," balas Zikri.
Seketika Lena terdiam, tidak lagi menjawab ucapan Zikri. Tak lama kemudian mereka berdua sampai diperkarangan sekolah, Lena langsung turun. Masuk ke dalam dengan berjalan kaki, karena ia tidak ingin menjadi omongan anak sekolahnya lagi.
Sesampainya di sana, Lena bertemu dengan Dara, teman perempuan yang ia miliki. Gadis itu sangat mengerti dengan Lena. Meskipun dekat, Lena masih tetap bungkam akan identitas Zikri dan dirinya.
"Eh, Lena, berangkat sama siapa lo?" Tanyanya. Gadis itu menghampiri Lena, Lena terdiam ditempatnya. Sampai Dara tiba ditempatnya berdiri.
"Sama abang ojek lah, mau sama siapa lagi?"
"Gue kira sama pacar lo tempo hari, anak IPS 2," balasnya.
Lena tertawa begitu keras mendengar tuturan dari Dara. "Mana mungkin gue pacaran sama cowok kayak dia, dan gak akan mau. Kalau lo suka sama dia, gue bisa bantuin lo buat dekat sama dia kok," tawar Lena.
"Ih, apaan sih lo Na, gue gak mau bersaing sama nenek lampir ya," cetusnya. Mendengar kalimat terakhir Lena memasang wajah bingung. Untungnya Dara peka akan hal itu.
"Iya, si Nadia CS, lo tau sendiri Nadia orangnya gimana, dia bakal kejar apa yang ingin dia perjuangkan."
Wajah Lena kembali seperti biasa, cuek. "Ehem, nih ya Ra, lo gak usah takut. Ada gue, tenang aja," ucapnya meyakinkan.
Selamat membaca ( ˘ ³˘)♥
Date, 18.02.2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grilfriend OR Not?
Подростковая литератураBagaimana rasanya dekat dengan cowok yang super nyebelin? Pastinya naik darah terus, ini terjadi dengan seorang gadis bernama Lena Amalia. Yang harus marah-marah setiap harinya. Laki-laki itu sangat pandai membuatnya marah, apapun yang laki-laki it...