10. Kena Marah

6 2 0
                                    

"Nih Pak." Lena menyodorkan uang yang ia ambil dari dompetnya tadi. Saat si Bapak hendak memberikan kembaliannya, Lena menolak.

"Kembaliannya ambil aja Pak, oh ya, saya boleh minta nomornya anak Bapak?"

"Boleh atuh neng, 0895******** itu nomornya neng," Bapak itu menyebutkan nomor anaknya. Lena langsung menyimpan nomor itu, dengan nama yang Bapak itu kasih tadi.

Saat berjalan menuju motor, Zikri langsung bertanya pada Lena, untuk apa gadis itu menyimpan nomor anaknya Bapak tadi. "Lo ngapain minta nomornya Ardian segala?"

"Gak papa, kenapa emang? Suka-suka gue dong mau nyimpan nomor siapa aja," kekeh Lena.

"Oh, lo mau PDKT-an ya sama dia? Gak papa sih, gue reatuin sama dia. Kayaknya dia anak yang baik. Semoga aja setelah lo kenal dia, atau malah jadian sama dia, lo bisa lupain masa lalu lo yang gak guna itu," ucap Zikri.

"Bisa gak usah ngomongin masa lalu gue gak? Kan gue udah bilang sama lo, gue gak akan percaya sama omongan cowok selain lo, Faren, dan Aldi."

"Sepesialnya kita bertiga apa? Sampe lo percaya sama kita? Bukan gak mungkin kita bisa bohongin lo kan? Bisa jadi kita bertiga bohong sama lo," apa yang Zikri ucapkan benar adanya. Sebaik-baiknya laki-laki, ia akan bohong jika itu jalan terbaik untuk dirinya atau orang yang ia sayang.

"Gue gak mikir ke sana sih, overtingking aja dulu, siapa tau enggak." Zikri mengelus pujuk kepala Lena gemas.

"Bukan overtingking Lena. Positiftingking yang benar itu, ih gue gigit lama-lama pipi lo ini, gemes gue liatnya."

"Ih apaan sih lo, lo gigit gue, gue tinju muka lo!"

"Kalau gitu gak jadi deh, tinjuan lo sakit Na, kalau gue pingsan lo kan jadi dorong motor sampe rumah," ledek Zikri. Lena mengangkat kedua alisnya bingung. Lalu bertanya pada sepupunya itu.

"Dorong motor?"

"Iya, lo gak gak bisa bawa motor gue yang ini," ujar Zikri. Zikri tidak memakai motor biasanya, ia justru memakai moge hitamnya. Motor itu sangat jarang Zikri pakai, motor itu akan dipakai jika diwaktu tertentu. Kalau sekolah Zikri mengenaikan motor metic, dengan alasan agar Lena tidak kesusahan. Karna anak itu pakai rok selutut.

"Gampang Zikri, gue tinggal naik ojol, motor lo gue tinggalin deh," gadis itu mengulas senyum pada Zikri.

"Kalau ilang gimana?"

"Tinggal beli," balasnya enteng.

"Enak ya, lo pikir cari duit gampang apa?"

Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan Zikri. Tapi tak masalah bagi Lena, gadis itu malah menjawab apa adanya.

"Udahlah gak usah banyak omong lagi, pulang yuk! Gue capek," keluh Lena. Lena itu cewek aneh, dia yang ngajak dia yang capek, gitu juga kalau lagi ngambek.

***

Tibanya dirumah, di depan pintu sudah ada Ibunya Lena. Wanita paruh baya itu menyilangkan tangannya, menatap kepada kedua orang dihadapannya itu.

"Kalian habis dari mana?" tanyanya langsung. Tanpa adanya basa-basi.

"Abis jalan Mah," balas Zikri. Lena hanya diam. Gadis itu menundukan kepalanya, tak berani menatap sang Mamah.

"Oh, Lena kenapa kamu diam?"

Masih dengan posisi yang sama, Lena bukannya menjawab tapi malah diam seperti patung.

"Lena Mamah nanya loh," suaranya kembali terdengar.

"Gak papa Mah, Lena cuman ...," Lena menghentikan ucapannya.

Sepertinya asam lambung Lena kumat. Tapi gadis itu tidak memegangi perutnya. Ia masih berdiri tegak, mencoba untuk terlihat kuat. Selain pintar bikin orang lain nyaman dengan dirinya. Lena juga pintar menyumbunyikan masalahnya.

"Cuman apa Lena?" Tanya Melda pada anak gadisnya.

"Cuman biarin Zikri ngomong aja dulu Mah, kan gak baik motong pembicaraan orang lain." Lena mengukir senyumnya. Tak lama kemudian ia izin untuk masuk ke dalam, dan membiarkan Zikri masih berada di sana.

"Mah, Lena masuk duluan ya. Pegel-pegel soalnya."

"Ya udah, ganti baju ya. Kalau kamu lapar makan, jangan ditunda-tunda!" suruh Melda.

"Iya mah."

Melda membiarkan anak gadisnya masuk. Tibanya dikamar, Lena langsung menjatuhkan tubuhnya kekasur. Sambil memegangi perutnya. Menahan rasa sakit itu tanpa ringisan, karna ia tidak ingin suaranya terdengar.

"Aduh, obat gue mana ya?" gadis itu mengobrak-abrik tempat obatnya. Mencari obat lambungnya, tapi tidak ketemu juga.

Salahnya Lena itu ceroboh, gadis itu lupa mengunci pintu kamarnya. Zikri yang orang super kepo membuka pintu itu dengan cepat, Lena pun tak dapat lari seperti biasanya.

"Astaga gue lupa kunci pintu. Ulat sagu pake masuk segala lagi, bisa-bisa kena marah nih gue sama dia," gumam Lena.

"Lena, lo ngapain sih dibawah sana?"

"Ha? Em ... gue lagi cari Mikiy," bohongnya. Pintar sekali ngelesnya.

"Gak usah ngeles deh Na, mana ada Mikiy di sini, dia dibawah lagi makan tuh."

"Apa sih, tadi dia di sini sama gue, ah mungkin pas dia keluar gue gak tau kali ya?" Lena mencoba terlihat biasa, tapi kebohongannya itu diketahui Zikri.

"Lambung lo kumat ya?" tebak Zikri. Gak meleset, tapi mampu membuat mimik wajah Lena jadi berubah.

Seperti kata pepatah, 'sepandai-pandianya tupai melompat pasti akan jatuh juga' sama halnya seperti Lena. Sepintar apapun Lena menyembunyikan sesuatu dari Zikri, laki-laki itu pasti mengetahuinya.

"Enggak, apaan sih Zik, lo jadi orang suka banget sok tau," elak Lena.

"Halah Lena, gue tau banget sama lo, gak usah bohong deh. Lo itu gak bisa bohong sama gue, sekarang lo jujur aja ke gue."

"Apaan sih Zik enggak ih," masih dengan kekeh Lena menyembunyikan rasa sakitnya itu.

"Bohong banget deh, ini pasti lo kebanyakan makan pedas. Lena Amalia, lo udah tau gak bisa makan yang pedas-pedas, kenapa masih ngeyel mau makan pedas?" omel Zikri.

"Karna enak, lo kenapa ngelarang gue terus sih?"

"Gue ngelarang lo demi kebaikan diri lo juga, siapa lagi kalau bukan gue yang merhatiin lo?"

"Siapa aja bisa."

Cewek keras kepala kayak Lena memang susah diaturnya, tapi gadis itu penurut. Lena itu tipe cewek yang gak suka diatur, tapi selalu nurut kalau diomongin baik-baik.

Zikri mencoba bicara baik-baik pada Lena. Itu tidak sulit bagi Zikri, karna sekali Zikri ngomong. Gadis itu langsung diam.

"Lena Amalia, gue pengen lo selalu sehat, gue gak mau lo sampe kenapa-napa. Jadi kalau gue dengar lo sakit kayak gini gue panik Na, gue gak bisa liat lo nahan sakit kayak gini. Kenapa lo gak bilang kalau lo sakit?"

"Karna gue gak mau bikin orang lain kepikiran sama gue."

"Tapi gak gini caranya Na."

Selamat membaca (♡˙︶˙♡)

Date, 04.02.2022.






Grilfriend OR Not? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang