Denish masih saja mengamati Lena. Sontak Lena menatap ke arah Denish, merasa tidak nyaman Lena langsung menegur Denish.
"Ngapain lo liat-liat gue?" tanya Lena ketus.
"Idih, siapa yang ngeliatin lo, dari tadi lo ge'er banget ya, ampun deh gue. Kenapa gue harus sebangku sama lo sih?"
"Lo pikir aja sendiri," ketus Lena. Gadis itu kembali keaktivasi awalnya. Begitu pula dengan Denish, ia kembali seperti biasanya, membaca buku-bukunya yang ia bawa. Hobi Lena dan Denish sangat bertentangan, jika Lena lebih suka menulis, sedangkan Denish lebih suka membaca. Lena karakteristik cewek yang sulit dimengerti oleh banyak orang.
Hanya Zikri yang tau apa yang cewek itu mau dan apa yang tidak ia mau. Sampai banyak yang mengira mereka pacaran, padahal tidak. Lena dan Zikri sengaja menutupi identitas mereka, karna kalau banyak yang tahu akan jadi masalah nantinya. Dengan menyembunyikan identitas keduanya, Lena seperti bermain teka-teki pada dirinya sendiri.
***
Setelah melewati hari yang begitu panjang, akhirnya suara bel yang selalu ditunggu-tunggu berdering juga. Tanpa basa-basi sebagian dari mereka bergegas keluar, sedangkan Lena menunggu kelas sepi dan sunyi untuk keluar. Ia sangat malas jika harus dorong-dorongan, yang mengakibatkan kecelakaan kecil nantinya. Lena tak hanya sendiri, Denish juga menunggu teman-teman sekelasnya untuk keluar.
Saat Denish menatap ke arah Lena, muka judes dan cueklah yang Lena pasang. Ia sangat malas meladeni cowok itu, entah mengapa akhir-akhir ini Denish sangat senang menganggu Lena. Sekalipun hanya sekedar menjahilinya, apalagi sampai membuat Lena marah.
Dengan situasi seperti itu, untunglah Zikri datang menghampiri Lena. Melihat langkah Zikri mendekat, Denish langsung pergi meninggalkan Lena seorang diri.
"Gue cabut duluan ya," pamit Denish.
"Bodo amat," Lena masih saja ketus membalasnya. Sebenarnya Lena ingin mengatakan 'iya' hanya saja terhalang ego.
"Ya, udah, percuma juga gue ngomong sama nenek lampir kayak lo." sebelum mendengar jeritan Lena, Denish sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur. Agar dendang telinganya masih aman dan sempurna berfungsinya.
"DENISH COOL GUY!!" teriak Lena. Dari sisinya Denish hanya tersenyum mendengar teriakan itu. Suara itu seakan sebuah obat baginya, dikala dirinya tak tahu harus melakukan apa-apa, mendengar gadis itu bersuara saja sudah menaikan moodnya.
"Napa lo teriak-teriak?" tanya Zikri yang sudah sampai di hadapan Lena.
"Gak usah banyak bacot, cepatan!"
Zikri hanya mengelengkan kepalanya. Merasa bingun dengan sepupunya itu, tapi Zikri sangat suka melihat Lena seperti itu. Jika Lena sudah marah raut wajahnya sedikit menyeramkan. Yang biasanya imut, kini menyeramkan, seketika keimutannya menghilang begitu saja.
Tibanya di parkiran, Zikri langsung memberikan helem kepada Lena. Lena mangambilnya dengan kasar, Zikri malah tertawa melihat tingkah laku Lena. Alih-alih ingin tertawa keras, ia uraikan. Karna tatapan mematikan dari Lena.
"Gak usah galak-galak sih neng, cepat tua mampus lo," ledek Zikri.
"Lo bisa diam gak? Atau mau gue tampol?!" ancam Lena.
"Nih, kalau lo berani," tantang Zikri. Lena pun tak membuang kesempatan itu, justru ia butuh tempat untuk menguapkan segala emosinya. Lena menonjok perut Zikri pelan, meskipun kesal, Lena tidak ingin menyakiti sepupunya sendiri.
"Lumayan sakit juga ya tonjokan lo, bagus, kembangin lagi. Siapa tau lo jadi atlet petinju," ujar Zikri.
"Alzikri, lo mau diam atau gue tonjok lagi?!"
"Lo tau kan gue petakilan, jadi gak bisa diam," balasnya seenaknya.
Lena mengelus dadanya, mencoba sabar menghadapi mahluk aneh dan tak kesat mata itu. "Zikri sayang, dari pada lo kebanyakan bacot mending jalan!" awalnya halus, kini ngegas suaranya. Zikri langsung mengeluarkan motornya dari barisan, menancapkan gas motornya. Tapi ia lupa Lena belum menaiki motornya. Zikri memundurkan motornya kembali.
"Naik atuh neng, gak usah ngambek gitu," ujar Zikri.
"Gue gak ngangka, kenapa gue punya sepupu yang super nyebelin kayak lo sih? Kalau aja lo beli, udah gue suruh tuker," kesal Lena.
"Udah marahnya? Kalau udah kita jalan yok!" Zikri memang pandai mengambil hati orang yang sedang kesal. Tapi dia juga pintar membuat orang lain kesal padanya. Zikri ini seperti obat nyamuk, jika dibakar asapnya membuat kita sesak napas, tapi ketika dihidupkan bisa mengusir nyamuk-nyamuk nakal.
Lena pun tak bicara lagi, sudah lelah seharian ini ia harus marah-marah. Ia tak mau tenaganya terbuang sia-sia. Sampai di depan coffe. Lena turun dari motor Zikri. Meninggalkan laki-laki itu sendirian. Sang empu meneriaki nama gadis itu.
"Astagfirullah, kenapa gue punya sepupu kayak dia sih? Untung sayang, coba kalau enggak. Udah gue lempar lo Lena," umpatnya.
Di meja pojokan kiri, Lena dan Zikri duduk. Lena memilih tempat yang bisa melihat suasana jalanan, meskipun dari balik jendela. Sudah 2 menit mereka berada di sana, tapi belum ada satu pun makanan di atas meja. Zikri mengejutkan Lena yang sedari tadi hanya diam.
"Woi, markonah, lo gak mau pesan apa? Gue udah lapar nih," keluh Zikri.
"Pesan tinggal pesan, kenapa harus dibuat ribet sih."
"Oke, gue bakalan pesan, kalau lo mau makan pesan sendiri. Gak usah gangguin punya gue nanti!" peringat Zikri. Mendengar itu Lena memainkan kedua alisnya, ke atas dan ke bawah.
"Gue gak bakal gangguin lo kok, tapi sesuai janji lo tadi pagi pas berangkat sekolah. Lo bakal jajanin gue."
"Niatnya buat tabungan nikah, tapi kalau lo jajan minta ke gue terus ya gagal deh gue buat tabungannya," Zikri mengeluh kepada Lena. Seharusnya Zikri tidak usah bicara apa pun kepada Lena. Karna gadis itu tidak akan menangapinya dengan baik, ia justru meledeknya.
"Apa? Lo mau buat tabungan nikah? Astagfirullah Zikri, lo kalau ngehalu jangan berlebihan, gak baik. Lo itu jomblo, udah mau nikah aja. Cari jodoh dulu sana!" seru Lena.
"Jodoh udah ada yang gatur, untuk apa gue cari lagi. Buang-buang waktu aja, lagain nih ya Na, gue pacaran sana-sini, tapi Allah menakdirkan kalau calon makmum gue itu ada disekitar gue, ya percuma aja gue pacaran. Capek iya, sakit hati apalagi."
"Curhat mas?"
"Enggak mbak, saya lagi pidato, ya curhatlah, lo pake nanya lagi. Dahlah, gue mau pesan dulu."
Zikri memangil salah satu Mbak-mbak yang berada di dekat mereka. "Mbak, saya mau pesan," ucap Zikri.
"Iya mas, silahkan dilihat-lihat dulu menunya." Sang pelayan coffe memberikan sebuah buku tebal, yang isinya berupa menu-menu makanan yang disediakan.
"Em ... Mbak, saya pesan nasi goreng sepesial sama sofood ya."
Selamat membaca (♡˙︶˙♡)
Date, 18.01.2022.

KAMU SEDANG MEMBACA
Grilfriend OR Not?
Novela JuvenilBagaimana rasanya dekat dengan cowok yang super nyebelin? Pastinya naik darah terus, ini terjadi dengan seorang gadis bernama Lena Amalia. Yang harus marah-marah setiap harinya. Laki-laki itu sangat pandai membuatnya marah, apapun yang laki-laki it...