2. Reunion

116 13 0
                                    

─────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─────────────

Semua berawal sejak dua bulan lalu. Ketika takdir yang semula memisahkan kami berdua kembali bermain, membawa sebuah pertemuan yang sudah pasti tak akan berujung bahagia ini.

Sebagai salah seorang dari divisi perencanaan, aku harus mengikuti berbagai macam pertemuan dan rapat untuk membahas berbagai macam produk. Rapat-rapat tak jarang melibatkan banyak orang dari perusahaan lain yang menjalin kerja sama dengan perusahaan di mana aku bekerja. Lalu pada hari itu, aku tak sengaja bertemu dengannya.

Suna Rintaro. Putra sulung dari keluarga Suna yang aku ketahui memiliki pengaruh yang cukup kuat di prefektur ini, pun dalam dunia bisnis secara umum. Kami mantan teman sekelas ketika kuliah. Tidak lebih dari itu. 

Hanya saja, aku pernah memberikan malam pertamaku padanya dengan alasan impulsif yang belum pernah aku lakukan seumur hidupku; karena aku menyukainya dan aku tidak memiliki banyak waktu untuk bisa menatapnya meskipun itu dari jarak yang cukup jauh karena aku tahu, hatinya dimiliki oleh orang lain.

Aku meninggalkan Jepang setelah malam itu. Membawa benih penyesalan yang terus membayangiku selama kurang lebih lima tahun, merutuki betapa bodohnya aku saat itu.

Tidur dengan lelaki yang disukai merupakan sebuah roman yang diinginkan oleh banyak wanita. Tapi bagiku, tidur dengan seseorang yang bahkan tak menaruh perasaan apapun padamu hanya meninggalkan kekosongan. Aku menyesalinya meskipun aku sempat berpikir bahwa aku tak perlu menyesal begitu dalam karena aku tak akan pernah bertemu lagi dengannya.

Nyatanya, takdir berkata lain dengan memberikan kesempatan kedua untuk meluruskan semuanya. Namun alih-alih lurus, semuanya semakin membelok ke arah yang bahkan tak pernah menjadi tujuanku.

"Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku waktu itu?" Tanyanya. Dia sengaja menghadang, dan membawaku ke tempat lain di hari pertama pertemuan kami di perusahaan. 

Apa yang kulakukan saat itu memang terlihat seperti melarikan diri. Meskipun aku sempat meyakini bahwa satu malam yang pernah kami lewati bersama tak akan meninggalkan kesan apapun baginya. 

Tentu bukan tanpa alasan. Pertama, karena tidur dengan wanita mungkin bukan pertama kali baginya. Kedua, kami hanya teman sekelas yang saling bertegur sapa ketika ada keperluan saja.

Dulu, mungkin dia tidak pernah berpikir bahwa gadis asosial sepertiku bisa melakukan hal bisa mencederai harga diriku sendiri. Berada dalam lima tahun pelarian pun tak membuatku berpikir lebih positif, dan terus membayangkan seorang Suna Rintaro menceritakan pada teman-temannya bahwa dia telah tidur dengan satu-satunya gadis yang masih perawan dalam angkatan. Atau justru dia bungkam karena tidak ingin mencederai citranya sendiri dengan meniduri gadis paling redup yang pernah ia kenal.

"Aku tidak merasa bahwa aku berhutang penjelasan," lontarku. Mencoba untuk tak memicu amarahnya, karena aku tahu dia adalah salah satu kunci kesuksesan proyek besar yang tengah perusahaan kami kerjakan.

[Finished] a Haikyuu!! Fanfiction|Rêverie|Suna Rintaro x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang