14. Entwined

71 9 0
                                    

──────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────────

Tak banyak orang berada di sekitar kami meskipun jam makan siang telah tiba. 

Tentu saja, segelintir orang saja yang mampu memasuki tempat yang hanya bisa direservasi oleh orang-orang dengan kelas tertentu. Hachioji Yuriko adalah salah satu orang yang memiliki status tersebut, dan secara kebetulan mengundangku untuk makan siang mewah yang sebenarnya tidak aku inginkan ini.

Aku masih tidak tahu apa urgensi yang harus membuatku duduk semeja dengan calon istri dari mantan kekasihku?

"Pesanlah sesukamu," katanya sambil mengulurkan buku menu yang juga terlihat mewah.

"Cukup teh ini saja," tolakku halus, sambil mendorong kembali buku menu ke arahnya.

"Aku akan memー,"

"Aku tahu kau yang akan membayarnya, tapi aku benar-benar sedang tidak ingin makan." Potongku dengan kalimat yang cukup panjang. "Selain itu, bukankah ada yang ingin kau bicarakan?"

Dari gerak bibirnya, aku bisa membaca bahwa dugaanku benar.

"Sebelum kau mulai, aku harus memastikan dulu bahwa harusnya kau tahu kalau aku sudah tidak berhubungan lagi dengan Rintaro."

"Dia bilang itu padaku."

"Kalau begitu bukankah sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan?" Lalu sekelebat aku mengingat satu hal. Bahwa aku belum pernah minta maaf padanya. 

"Aku, ada." Cetus Yuriko pendek. "Mengenai anak itu juga."

Bibirku mengatup rapat selepas Yuriko mengucap kalimatnya. Bagaimana dia tahu hal ini? Apa Rintaro juga mengetahuinya?

Pikiranku mendadak kacau.

"Aku minta maaf kalau yang kulakukan ini seperti penguntit," Yuriko sepertinya tahu aku cukup terguncang dengan kata-katanya hingga aku terdiam. Karena itu pula dia yang mencoba menyambung lagi pembicaraan yang sempat terputus karenaku. "Tapi aku punya alasan."

"Apa dia tahu tentang hal ini?" Aku bertanya setelah menata kembali pikiranku.

"Entah."

"Jangan beritahu dia!"

Tentu saja, raut Yuriko saat ini terlihat penuh tanda tanya. Namun aku enggan menjabarkan alasanku, karena keberadaannya mungkin adalah salah satu penyebabnya.

"Kapan kau akan berhenti menyiksanya?" Setelah jeda cukup lama, pertanyaan menyakitkan itu terlontar dari bibirnya.

Menyiksa?

"Ah, sebelum itu aku juga harus memberitahumu sesuatu," Yuriko kembali berujar. "ーbahwa pertunangan kami batal."

Mataku nyaris tak berkedip beberapa detik setelah dia menyatakan hal itu. Tapi pikiranku lebih cemarut saat selanjutnya dia kembali menjejaliku dengan banyak informasi yang membuatku kebingungan untuk memprosesnya.

[Finished] a Haikyuu!! Fanfiction|Rêverie|Suna Rintaro x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang