Eps 18 SEBENARNYA

24 18 0
                                    

Setelah keadaan Nadia sudah lumayan membaik tetapi membutuhkan istirahat yang cukup jadi Nadia diperbolehkan oleh dosennya yang akan mengajar pada mata kuliah siang ini dikelasnya untuk pulang, secara otomatis ia bakal pulang sendirian karena kedua sahabatnya dan Ryan masih ada kelas.

"Hati-hati Nad." ujar Angel.

"Iya, besok gue minta buku binder lo ya catat materi hari ini?"

"Okey beb."

Selesai Nadia mengemas buku-bukunya di masukin ke tasnya, ia pun pamit ke Angel dan Caca.

"Okey, gue duluan ya. Belajar yang baik Ca, Angel."

"Okey hati-hati kesayangan kita." Angel dan Caca.

Kemudian, Nadia pun meninggalkan kelas dengan menggendong tasnya yang berwarna hitam bergaris pinggir putih dibahu kanannya dan tangan kirinya membawa beberapa buku yang dibawanya pagi tadi, lalu ia berjalan keluar menuju parkiran mobil  tanpa melihat Adi yang masih syuting di lingkungan kampusnya Nadia karena ia tidak ingin memikirkan hal yang sudah terjadi di hari kemarin sebab hal-hal tersebut sudah berhasil membuat Nadia merasa menyakitkan dengan hal itu jadi mulai hari ini Nadia belajar berjalan terus kedepan tanpa harus membalikkan badan ke masa lalu yang membuat menangis.

Berbanding terbalik dengan Adi, walaupun dia sedang syuting tetapi dia todak sengaja melihat Nadia sedang berjalan menuju parkiran mobil dan Adi pun meminta izin kepada sutradaranya untuk pergi keluar sebentar. Akhirnya Adi pun beranjak dari lokasi syutingnya, lalu ke arah parkiran mobil untuk mengantarkan Nadia pulang ke rumah. Sedangkan Nadia sudah mau masuk ke mobilnya dan Adi pun menyamperinnya.

"Nad, ayo biar gue yang antarkan lo ke rumah."

"Tidak usah, gue ada mobil kok."

"Maksudnya gue iringkan dari belakang."

"Tidak payahlah, Thanks ya."

Nadia langsung menutup pintu mobilnya, lalu ia menghidupkan mesin mobil dan ia meninggalkan klarkson ke Adi.

Akhirnya Nadia pergi dengan mobilnya sedangkan Adi dengan perasaannya yang kecewa tetapi masih ingin berjuang walaupun tidak dilihat olehnya lagi.

"Lo pasti bisa Adi, lo jangan lemah jadi cowok." berbicara ke diri sendirinya.

Ternyata ekspektasi Adi tidak sesuai dengan kenyataan, namun Nadia sebenarnya juga berekspektasi sama bisa pulang bersama dengannya seperti dulu lagi tetapi untuk mengulangi seperti dulu tidak bisa karena perbuatan Adi sekarang dengan perbuatan Adi dulu yang selalu mengucap janji akan selalu bersama walaupun terbentang oleh jarak akan selalu ada komunikasi satu sama lain, namun nyatanya yang merasakan itu hanyalah seorang Nadia saja dan disaat Adi sudah merasakannya semua itu lalu ia hadir di waktu Nadia menduga ada orang yang mampu menggantikan posisi Adi.

Sesampai di rumah, Nadia langsung ke kamar lalu mengunci pintunya dan menatap bingkai foto mereka berdua di masa SMA. Ia melihat foto tersebut penuh dengan kenangan, karena itu hanyalah masa lalu yang diukir bersama meskipun sekarang tidak seindah dulu lagi walaupun itu yang diharapkan dan dijanjikan waktu itu. Kemudian, Nadia pun menulis isi perasaannya di buku diarynya.

Dear My Love, 08-06-1999
Gue senang akhirnya lo bisa peka dan menyadari atas kesalahan lo, tapi lo hadir disaat waktu yang tidak tepat Adi, bukannya gue menolak kehadiran lo tetapi gue tidak ingin hati ini tersiksa oleh rindu lagi disaat kita jauh. Sebenarnya hati gue masih ada nama lo tetapi sekarang gue belum bisa membuka hati lagi untuk lo karena gue masih menghargai orang yang berjuang untuk memiliki hati ini.
Maafkan aku Adi, mungkin kita akan bertemu lagi dalam dua ikatan cinta atau mungkin kita hanya bertemu sebatas sahabat saja dan kita sama-sama menunggu jawaban itu.

Setelah selesai ia menuliskan isi perasaannya pada buku diarynya, Nadia mengambil handphone lalu membuka nomor asing tadi yang ada di kontak WhatsAppnya dan ia langsung menyimpan nomor itu tanpa chat dahulu ke Adinya karena ia tidak ingin menahan rindu lagi seperti kemarin, membiarkan saja semuanya kapan benar-benar waktu bisa bersama lagi tidak ada jarak yang memisahkan lagi.

Tidak lama kemudian, Ryan menelefon.

"Halo."

"Halo Nad, lo sudah pulang ya?"

"Iya, gue dibolehkan pulang sama dosen tadi."

"Oouh, keadaan lo gimana?"

"Alhamdulillah sudah membaik, btw lo ada apa telefon?"

"Tidak ada cuman nanya keadaan lo saja, malam nanti gue ke rumah ya?"

Nadia tidak menjawab apa-apa karena malam biasanya Adi datang dan ia tidak ingin terjadi seperti di kampus tadi.

"Halo Nad, boleh kan malam nanti gue ke rumah?"

Nadia menghela nafas pasrah.

"Iyalah, boleh."

"Kok lo tidak senang gitu gue datang malam nanti?"

"Enggak, gue senang kok lo datang. Datang saja."

"Okey, see you tonight."

"See you."

DUA PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang