Tiba di kampus penyemangat Nadia selalu ada untuknya.
"Hai Nad, how are u?" Tanya Angel
"Hai Nadia our princess, semoga kamu bahagia hari ini dan seterusnya..." tutur Caca.
"Hai kesayangan gue dua-duanya, gue selalu bahagia karena masih ada orang baik di sekitar gue."
Nadia dan kedua sahabatnya berpelukan bahagianya seorang sahabat yang terbaik, tiba-tiba ditengah mereka sedang menyambut kebahagiaan mereka dari salah satu sahabatnya yaitu Nadia ada yang seketika menghampiri lalu memanggil nama Nadia dari belakang posisi Angel, lalu Nadia pun menoleh ke sumber suara itu.
"Ryan, sendiri? Mana Riri?" Bertanya dan bahagia kehadiran sosok yang pernah ada dihati Nadia hingga sulit memilih diantara dua pilihan.
"Iya gue sendiri, Riri lagi di rumah gue."
"Wah... sebentar lagi Lo sudah mau jadi sejoli ni? Kapan?"
"Selesai kita lulus, sebenarnya Lo?"
Nadia mengerti maksud kedatangan Ryan tetapi setelah mendengar kabar dari Ryan, Nadia merespon kabarnya bahagia.
"Tenang Ryan, gue bahagia kok kalau Lo bahagia. Yang penting jangan terlalu memaksa sebuah pilihan tu menjauh, karena itu sudah pilihan Lo bersama orangtua Lo." Memegang lengan bahunya Ryan.
Ryan menghela nafas perlahan menyatakan yang sesungguhnya pada Nadia.
"Iya gue juga bahagia kalau Lo bahagia tapi gue mencintai Lo Nad.."
Kedua sahabat Nadia melirik-lirik ke arah Nadia yang hanya terdiam dan menghela nafas perlahan lalu melihat matanya Ryan yang fokus kepada Nadia.
"Ryan gue juga gak ingin kehilangan sosok yang mencintai gue dengan tulus kedua kalinya, tapi gue minta maaf tidak bisa menerima cinta dari Lo jadi bahagiakan dia, cintai dia seperti Lo cintai gue dengan tulus. Terimakasih sudah selalu mengerti buat gue."
Nadia pun meninggalkannya dan mengajak kedua sahabatnya ke kelas tetapi lengan Nadia digapai oleh Ryan hingga hampir posisi badan Nadia beberapa senti lagi dengan tubuhnya dan Nadia terkejut.
"Plis Nad, gue mencintai Lo dibanding dia."
"Gue gak bisa, karena Riri sahabat gue SMP jadi gue mengalah untuk dia bisa bahagia bersama Lo."
"Tapi Nad?"
"Ryan, cinta tidak harus saling memiliki dan tidak saling menyakiti tapi cinta itu dirasakan bukan dipaksakan."
"Gue gak maksa Lo Nad, gue memang benaran ada rasa sama Lo."
"Gue paham, tapi rasa Lo ke gue disaat yang tidak tepat jadi jangan paksakan takdir Lo bersama gue. Nikmatin saja takdir Lo sekarang karena itu sudah jalan Lo bahagia nanti."
Ryan terus memohon agar Nadia kembali membukakan hatinya dan bahagia bersamanya, namun kenyataannya tidak sejalan.
"Maaf Ryan, gue gak bisa menerima Lo lagi. Gue rela demi Riri bisa bahagia bersama Lo."
"Jadi Lo merelakan kebahagiaan Lo untuk Riri?"
Nadia mengangguk dan tersenyum ikhlas.
"Gue gak ingin merebut kebahagiaan orang lain demi gue, karna gue yakin kita sudah disiapkan ruang untuk bahagia."
Ryan mulai menyerah dan menjauhkan posisi dirinya dengan Nadia, lalu ia berkata...
"Okey jika ini ingin Lo, gue terima. Meskipun gue gak tau akan sekuat ini kedepannya."
"Ryan, gue yakin Lo lebih kuat dari hari ini dan gue yakin kok Lo bakal mencintai pilihan orangtua Lo lebih dari Lo mencintai gue."
Ryan hanya terdiam dan menunduk merenungi sembari menguatkan dirinya walau akhirnya dia tidak bersama Nadia sosok perempuan yang harus mendapatkan pria yang layak buat Nadia dan Ryan hanya berdoa dalam hati semoga Nadia bisa jauh lebih bahagia dengan pilihan dirinya yang saling mencintai serta saling memberikan kenyamanan.
Tidak lama kemudian, Caca melihat dosen mau menuju ke kelas mereka.
"Nad, ayo kita masuk lagi. Dosen sudah masuk."
Nadia dan Angel melihat kearah posisi dosen yang sudah hampir mendekati kelas mereka.
"Sudah ya Ryan, kita mau ke kelas. Happy for you."
Nadia meninggalkan dirinya yang masih berdiri tegak menunggu Nadia masuk ke kelas hingga Ryan bisa menerima semua kenyataani yang ada.
Tidak sampai 5 menit Nadia dan kedua sahabatnya duduk di kelas, dosen pun masuk lalu selepas beliau meletakkan barang-barang dosen itu diatas meja, beliau langsung menginstruksi kepada mahasiswanya untuk presentasi hasil kerja kelompok mahasiswa di kelas tersebut. Kelompok ketiga yang akan mempresentasikan didepan kelas adalah kelompok Nadia bersama Angel dan Caca. Dan hari itu hanya 4 kelompok saja yang mempresentasikan karena selepas presentasi, dosen tersebut langsung mengadakan ujian akhir semester di matakuliah hari ini.
Selesai ujian, kelas mereka pun kelar. Nadia dan kedua sahabatnya seperti biasa ke kantin sebelum pulang ke rumah. Mereka tidak membahas lagi yang sudah berlalu yang pernah terjadi di kantin, rooftop dan taman karena itu sudah menjadi cerita lalu disimpan dalam kenangan jadi mereka membahas rencana setelah lulus kuliah.
"Ca Lo abis kuliah ngapain lagi?" Tanya Angel.
"Gue abis kuliah, rencana langsung S2 di Jerman. Sedangkan Lo Angel?"
"Gue sih lanjutkan perusahaan bokap dan Lo Nad?" Melirik Nadia yang hanya mengaduk-ngaduk soto dan seakan sedang memikirkan sesuatu.
"Nad, Lo rencana ngapain nanti abis kuliah?" Sambung Caca.
"Gue belum tahu lagi, gue ingin Adi disini."
Kedua sahabatnya saling melirik satu sama lain.
"Nad, dia sudah tenang disana." Tutur Angel.
"Iya, tapi gue teringat cita-cita kami berdua selesai kuliah bakal melanjutkan perusahaan bokap kami, sekarang dia sudah pergi akankah gue bisa menjalankan perusahaan besar itu sendiri?"
"Nad, Lo jangan berpikir sebelum Lo melakukannya. Lakukan dulu, jalankan dulu baru Lo menilai kemampuan diri Lo dan gue yakin kok Lo pasti bisa menjalankan perusahaan property bokap Lo." Tutur Angel.
"Iya gue yakin juga kok, Lo itu Nad berpotensi dan Lo bisa melakukan semua yang Lo inginkan." Tambah Caca.
"Sudah Nad, tutup segala cerita dan kenangan kalian berdua. Sekarang fokus dan kembalikan diri Lo yang ambisi serta semangat menggapai keinginan Lo." Tutur Angel.
"Betul, jalanin aja proses dan nikmatin proses Lo sudah melanjutkan perusahaan bokap Lo." Tambah Caca.
Nadia terdiam seribu bahasa dan mencerna apa yang telah disampaikan oleh kedua sahabatnya yang selalu memberikan energi positif buat Nadia dan ternyata untuk mengembalikan seperti dulu Nadia harus pelan-pelan berjalan kedepan karena hidup harus terus berjalan jangan stuck disini.
Selesai mereka makan, mereka pergi ke perpus untuk mencari referensi serta berbagai sumber untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah. Nadia, Angel dan Caca mereka sahabat yang sangat positif, selalu semangat dalam ambisi mencapai apa yang mereka inginkan dan tidak terlalu bergantung pada orang lain.
"Nad, gue sama Caca ke lorong situ ya?"
"Oh iya Okey Angel, nanti kalau kalian ada bukunya kita berbagi ya."
"Okey, ayo Ca."
Angel dan Caca ke lorong buku-buku sejarah dan sekaligus di lorong itu terdapat buku-buku yang dapat membantu referensi untuk tugas akhir. Sedangkan Nadia mencari buku-buku teori yang akan membantu referensi tugas akhir, ditengah Nadia mencari tidak sengaja ada selipan buku yang diambil Nadia terdapat selembar kertas kecil berwarna kuning lalu kertas tersebut hanya berisi dua kalimat singkat, padat dan membuat Nadia tidak bisa berkata apa lagi setelah membaca selembar kertas kecil berwarna kuning tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA PILIHAN
Ficção AdolescenteSILAHKAN 🌼🌻🌸 __________________________________________ Nadia dan Adi memang telah bersahabatan lama dari mereka kecil, tetapi yang namanya persahabatan dengan lawan jenis tidak akan pernah lepas dari sebuah perasaan ingin untuk memiliki. Namun p...