Eps 13 CINTA ITU RUMIT

30 23 7
                                    

Ditengah ia menangis, seketika ada notifikasi whatsapp dari Ryan karena bunyi notifnya berbeda dengan bunyi notifnya Adi dengan sengaja ia memasang bunyi notif yang berbeda agar untuk menyelesaikan masalah tidak bercampur aduk sehingga tidak akan ada yang namanya salah kirim pesan. Nadia hanya melihat layar handphonenya saja lalu membaca notif dari Ryan sekilas namun tidak membukanya supaya hatinya tidak semakin tersayat karena ia sudah jatuh hati kepada Ryan yang selalu membuatnya nyaman, tenang dan aman namun ternyata dia sudah ada yang memilikinya. Karena Nadia tidak membuka whatsapp darinya hingga membuat dirinya penasaran dan khawatir pada Nadia, akhirnya si Ryan mencoba menelfonnya tetapi tidak diangkat olehnya sampai 15x mau masuk ke 17x baru Nadia mengangkat telefon darinya.

"Halo Nad, lo kenapa kok gak baca wa tadi"

Nadia masih diam membisu dan ia berat untuk berbicara kepadanya tetapi ada keinginan untuk berbicara dengannya namun keadaannya saat itu sangat rumit.

"Halo Nad, lo sakit ya? gue ke rumah lo ya?" Ryan mengulangi pembicaraannya hingga ia mau bicara.

Saat dia menawarkan dirinya ingin ke rumah Nadia, akhirnya ia berbicara juga.

"Halo, gue gak apa-apa kok"

"Nad, lo kenapa? cerita saja sama gue, gue siap kok"

Nadia menghela nafas pelan-pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah tirai jendela yang ditiup oleh angin pada siang hari, lalu ia berfikir dan bertanya pada dirinya sendiri apakah Ryan itu juga sayang sama dirinya? jika sayang, si Riri perempuan yang dekat kemarin itu siapanya? ia ingin menanyakan soal perempuan itu tetapi berat rasanya bibir Nadia untuk menanyakannya, ia takut perasaanya yang ia rasakan dengan dia semakin jatuh hati hingga semakin kuat rasa cemburunya dan ia tidak ingin menunjukkan rasa jatuh hatinya dahulu kepada Ryan dan ia rela menunggu waktu yang tepat dari Ryan mengatakan isi hatinya kepada Nadia. Cukup lama Nadia membiarkan tawaran dari Ryan di telefon hingga Ryan pun meminta untuk video call agar dirinya dapat melihat apa yang terjadi dengan Nadia.

"Nad, kita vidcall ya. Gue mau liat wajah lo" sambil dia klik ikon kamera untuk vidcall.

Nadia sungguh kaget dan dia buru-buru menghapus air matanya agar dia tidak tahu apa yang terjadi sekarang dengannya, karena Nadia tidak ingin permasalahan ini diketahui orang banyak termasuk Ryan.

"Nad, lo nangis ya?"

"Tidak ... tadi abis makan sambal pedes"

"Hah?! lo makan sambal, bukan nasi?" Ryan mencoba mengguraunya sambil memancing.

"Hm ... gak gitu juga sih konsepnya, maksudnya makan nasi pake sambal dan sambalnya pedas banget"

"Oh I see. Tapi mata lo kok bengkak?" Ryan terus memancing dirinya.

"Hah? tidak, gue kan abis makan pedas jadi keluar air matanya sendiri"

Akhirnya Nadia pun mulai merasa resah takut terbongkar, tidak sempat Ryan menyambung pertanyaan memancingnya ia pun langsung bertanya apa tujuan dia vidcall dirinya.

"Btw, lo ada apa sih vidcall gue?"

"Tidak ada sih, gue cuman melihat keadaan lo saja"

"Memang gue kenapa sampai lo seperhatian itu? si Riri gak diurusin?" ia keceplosan nama perempuan itu.

Ryan menahan senyumnya bahwa dia tahu kalau Nadia cemburu sama perempuan itu yang dekatnya kemarin akhirnya secara perlahan terpancing sedikit demi sedikit padahal itu hanya sebagai pengujian hatinya Nadia apakah dirinya juga ada rasa sama Ryan namun dia tidak ingin mengatakan secepatnya menunggu waktu yang tepat.

"Sorry, gue gak maksud apa-apa kok"

"Santailah Nad, dia bukan cewek gue kok"

Nadia terkejut mendengarnya bahwa Perempuan itu bukan pacarnya tetapi ia tidak ingin menunjukan dirinya ingin tahu lebih lanjut namun yang ada ia ingin mengakhir vidcall dengannya.

"Sudah ya vidcallnya?"

"Kenapa? lo cemburu ya kalau gue sama dia?" Ryan tidak bisa menahan senyumnya lagi.

Nadia selalu memasang wajahnya yang biasa saja.

"Idih, masih banyak kali ikan di laut"

Ryan semakin memanasin dan memancing dirinya.

"Oh gitu, okay. Besok gue nembak dia"

Sebenarnya Nadia cemburu dan ia berharap jangan sampai dia berkencan sama Rri tetapi cemburunya itu tidak ia lihatkan padanya.

"Yasudahlah, gue matikan ya vidcallnya"

"Bilang dulu, lo cemburu kan?"

Nadia menghela nafasnya pelan-pelan agar tidak terpancing olehnya.

"Apa urusannya kalau gue cemburu atau tidak dengan lo?"

"Tidak ada sih"

"Tidak ada kn? oke, bye" ia langsung mematikan vidcall bersama Ryan.

Setelah ia mengakhiri vidcallnya, ia sungguh bertanya-tanya pada diri Nadia apakah rasa ini kepadanya akan terbalas oleh Ryan? tetapi ia tidak ingin terburu-buru soal ini karena ia ingin memastikan lagi si perempuan itu yang dekat dengannya kemarin.

"Jika dia memang ada rasa sama gue dan Adi mulai peka, apa yang harus gue lakukan ya?"

"Serumit inikah cinta, Nadia?"

DUA PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang