Pada esok harinya, aku ke kampus dengan hari yang drastis berbeda aku liat kekiri dan kekanan tidak seindah seperti kemarin, yang menemaniku sekarang hanya Caca dan Angel saja. Aku jadi merasa salah pada mereka berdua sebab sahabat memang lebih dari cinta, jadi pantaskah lagi aku kembali mengisi hari-hari bersama mereka berdua? Ternyata mereka tidak membenciku dan aku tidak menyangka sesayang itu mereka padaku, aku berjanji tidak akan meninggalkan sahabatku lagi karena cinta. Akhinya kami kembali bersatu seperti dulu, setidaknya rasa perihku ini sedikit demi sedikit terobati oleh mereka sahabatku. Aku bersama Caca dan Angel kembali ceria, saling berbagi, canda tawa seperti dulu ternyata aku baru sadari sahabat itu lebih berarti daripada cinta yang belum pasti dan aku bahagia saat didekat mereka, seketika semua tentang Ryan dan Adi aku bisa melupakannya tetapi belum sepenuhnya dan aku mencoba untuk sepenuhnya karena cinta yang pasti akan datang diwaktu yang tepat.
"Nad kamu udah senang gak hari ini?" ujar Angel.
"Tentu dong, kan ada kalian. Jadi aku bisa melupakan mereka secara perlahan"
"Gitu dong ... ini baru sahabat, ingat tidak janji kita kemaren?" tanya Angel.
Aku sama Caca saling barengan menjawabnya dengan senang hati.
"Sahabat lebih berarti daripada cinta" kami saling berpelukan dan kembali seperti dulu lagi.
Aku bersama mereka begitu senangnya didekat mereka, saking senangnya kami hampir lupa dengan waktu, hampir kami terlambat masuk ke kelas karena aku orangnya kalau sudah ketawa sulit untuk berhentinya jadi hal seperti itu yang sering lupa waktu tetapi sahabat aku yang satu ini yaitu si Caca dia selalu mengingatkan segala hal pada kami. Ditengah keasyikan kami, tiba-tiba aku tidak sengaja terlihat ada sosok Ryan yang disebelah kananku tetapi dia tidak sendirian disitu dan yang disampingnya aku sangat mengenali orang itu namun aku berprasangka ternyata dia sudah ada yang baru dan akhirnya aku menemukan suatu alasan mengapa dia meninggalkanku, bukan karena aku sudah mau menikah dengan Adi tetapi ternyata Ryan sendiri sudah ada hatinya yang lain. Betapa menyakitkan bagiku hal ini, serasa ingin beranjak aku dari bangku ini tetapi Angel selalu berkata ...
"Sudah Nad, jangan diteruskan lagi. Biarkan dia bahagia dengan yang lain, tapi percayalah jika dia memang terbaik untukmu suatu saat nanti dia akan kembali padamu ..."
Aku mengerti apa yang dimaksud si Angel, tetapi rasa ini sudah berontak untuk mengeluarkan emosiku ini padanya namun apalah dayaku kedua sahabatku tetap melarangku jangan lakukan seperti ini di depan anak-anak kelas lainnya. Kali ini aku menuruti permintaan kedua sahabatku ini karena aku tidak ingin kehilangan mereka hanya karena ini, tidak lama kemudian dosen pun masuk ke kelasku dengan mata kuliah kesukaanku yaitu tentang keperdataan. Materi pada hari itu, sangat berkaitan dengan apa yang aku rasakan dan mengalaminya yaitu tentang perkawinan, aku benar-benar mencermati penjelasan dari dosenku itu dan menyimpan apa yang disampaikan beliau agar aku bisa menyikapi sikapku ini terhadap yang aku rasakan saat ini.
Kemudian setelah usai kuliah hari ini, aku siap-siap bergegas pulang dan segera menemui Ryan di tempat parkiran bersama kedua sahabatku dan ternyata ...
"Ryan ..!"
Ia menoleh kearahku.
"Eh Nadia, ada apa?"
Aku mendekatinya dan langsung meringankan tanganku kearah pipinya tetapi itu ditahan oleh Riri, mataku pun berpaling kearah Riri dan aku berkata ...
"Jangan ikut campur urusan aku." sambil aku melepaskan dari tangannya.
Riri malah balas membentakku dan membela cowok ini.
"Iya, aku berhak ikut campur urusan Lo sebab Lo sudah menyakiti perasaan cowok aku sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA PILIHAN
Novela JuvenilSILAHKAN 🌼🌻🌸 __________________________________________ Nadia dan Adi memang telah bersahabatan lama dari mereka kecil, tetapi yang namanya persahabatan dengan lawan jenis tidak akan pernah lepas dari sebuah perasaan ingin untuk memiliki. Namun p...