bagian : 6

1.6K 245 27
                                    

Kami sampai di wilayah pedesaan itu.

Aku dan Samuel di sambut hangat dan sangat antusias, namun seperti biasa Samuel tak banyak tersenyum pada orang-orang kecuali pada Debora.

Senyum ku mengukir lebar, aku merasa sangat hidup di suasana ini. Seorang anak kecil mendekat padaku lalu memberikan rangkaian bunga yang telah di susun indah. Aku mengalungkannya pada Leherku dan ini sangat cantik dengan perpaduan warna yang pas.

"Kaisar sangat beruntung mempunyai Permaisuri yang cantik"

kata-kata dari anak kecil itu membuat raut wajah ku tiba-tiba berubah pias, namun tak berselang lama aku kembali mengukir senyum.

"Yang mulia Kaisar, apa yang kau lakukan sehingga mendapatkan Permaisuri?"

Semua orang tua di sana diam. Tidak ada yang tidak tau bagaimana buruknya hubunganku dengan Samuel di kekaisaran ini. Dan anak ini masih kecil tidak salah juga jika ia tidak tau.

Aku menatap Samuel yang termenung dan tampak tengah mencari kata, meskipun bagaimana hubungan kami telah menjadi rahasia umum namun Samuel masih tetap menjaga nama baik tampaknya.

"Kaisar terdahulu memilihnya untukku" jawab Samuel tak sopenuhnya bohong

"Ketika besar nanti apakah aku juga boleh menikah dengan Permaisuri?" Anak itu bertanya dengan antusias

Aku lagi-lagi menatap Samuel, dan kini ia juga menatapku dan dengan santai menjawab "Tentu" tanpa fikir panjang

Dia lagi-lagi tidak menghargaiku

"Jika kau sudah besar tentu aku sudah tua, apakah kau tetap ingin bersama wanita tua anak pintar?" Aku menunduk kemudian mengusap kepalanya

"Hmm benar juga, tapi aku ingin mempunyai istri di masa depan secantik Permaisuri"

"Aku berharap tuhan mendengar permintaanmu ini" Aku kembali mengacak gemas rambut anak lelaki itu hingga kami di bawa menuju penginapan yang telah disiapkan untukku dan Samuel.

Kamar sederhana namun tidak juga tampak buruk. Jika di pikir-pikir sudah lama aku tidak berbagi kasur dengan Samuel.

Samuel melangkah menuju jendela dan duduk di sebuah kursi yang berada di sana

"Di sini masih sangat asri"

"Ya, udaranya juga sejuk" jawabku

"Hm"

Suasana tiba-tiba hening

"Apakah kau akan membersihkan diri?" Tanyaku memecah keheningan

"Ya tapi tidak sekarang"

"Baiklah aku akan membersihkan diri terlebih dahulu"

Aku melangkah menuju pemandian yang juga ada di dalam kamar ini namun di ruangan yang berbeda.

Tiba-tiba Samuel mencekal tanganku

"Kau tau aku tak biasa membersihkan diri sendiri"

Aku tertegun dan sedikit tidak memahami perkataan Samuel hingga berselang lama akhirnya aku paham

"Baik aku akan mempersilakan pelayan masuk"

"Kau lupa? Kita hanya membawa prajurit tidak dengan pelayan"

"Hampir saja aku melupakan itu"

Karna wilayah ini sedikit tidak aman kami hanya memperbanyak prajurit dan tidak membawa pelayan karna ya kunjungan ini hanya satu hari.

"Lalu bagaimana? Apakah tidak masalah jika aku membantumu?" Sambungku lagi

"Hanya kau yang ada di sini tentu tidak masalah" Jawabnya datar

Aalice JackeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang