bacalah ketika benar-benar luangg
din't forget to voment!!______
Berkali-kali aku mengatakan pada diriku "Lari Aalice!! Lari!! Temukan kebahagiaanmu! Lari dari lingkar penuh pesakitan ini! Ayo lari!!"
Aku juga tidak sepasrah itu untuk tetap melanjutkan hubungan yang menyakitkan ini, akupun ingin lari! Tapi kembali lagi. Siapa aku? Anak dari Jendral yang keluarganya sudah di bantai habis? Satu-satunya keturunan perempuan Romanov yang tersisa?
Apa yang mesti ku banggakan dengan itu? Pasukan yang sudah di bentuk kuat oleh Kakekku dulu, kemudian menurun kepemimpinannya pada Ayahku namun, namun setelah cukup lama dan pasukan sudah sangat kuat. Hari itu tiba, hari dimana Ayah, Ibu dan juga Kakakku tergeletak tak berdaya penuh darah di depan mataku.
Aku berteriak. Aku menangis pilu. Bagaimana bisa kalian meninggalkanku?
Setelah insiden itu pasukan milik Ayah di ambil alih kekaisaran. Pamanku awalnya sangat menentang keras. Namun paman Draco tak mempunyai cukup kuasa, ia pun juga bukan dari kalangan militer karna paman lebih ahli menjabat menjadi seorang penguasa di pengadilan. Dia sama sekali tak punya latar belakang ahli dalam militer. Namun berbeda dengan Zexy, bakat yang tidak di dapatkan Paman Draco dari Kakek di dapatkan oleh Zexy.
Tak lama setelah itu Kaisar terdahulu datang ke kediaman paman Draco, di sana aku terkejut dengan kedatangan ia dan Putranya Samuel. Namun tak lama dari kedatangan itu keluarlah Dekrit Kekaisaran yang mengatur pernikahanku dan Samuel.
Aku mendapati kabar itu, tak senang ataupun sedih. Aku terkejut, menjadi seorang Permaisuri bukanlah mimpiku.
"Yang mulia.."
Lamunanku sontak terbuyarkan
Aku menoleh dengan lemah, menatap Ana pelayan pribadiku.
"Kaisar meminta untuk makan di ruang makan, di sana sudah ada Kaisar dan selir Xena juga Alesha"
Aku memutuskan kembali menatap jendela kamarku sejenak, kemudian berdiri berjalan menuju ruang makan.
"Hormat yang mulia Permaisuri" Alesha dan juga Xena menyambutku dengan menunduk
Mereka memang palsu dan terkadang secara tidak langsung meremehkanku, namun di depan Kaisar mereka masih membudidayakan tata krama.
Aku tak menanggapi sambutan hormat itu. Hanya menatap mereka saja datar lalu duduk di kursiku. Tak ada niat untuk berbicara, aku tidak bertenaga.
"Tampaknya kau sudah cukup baik"
Aku yang masih mengaduk-aduk pelan piringku yang berisi makanan, menatap dengan sorot lemah Samuel yang juga tengah menatapku dengan mata tajamnya.
"Ya, seperti yang terlihat" balasku seadanya
Xena dan Alesha tampak terkejut
"Ma-af, Permaisuri tidak menjawab dengan sopan" Xena bersuara gugup
"Benar.. Bukankah jawaban Permaisuri sangat tidak beretiket?" Alesha tampak menambah minyak
"Lalu?" aku menatap dingin keduanya "Apa aku merugikan kalian? Tidak bukan? Maka jangan pernah ikut campur!" Aku menjatuhkan sendok yang semula ku pegang pada piring yang berada di bawahnya
Dentingannya cukup keras
"Xena, Alesha.. Tutup mulut kalian" Samuel menengahi
Aku sama sekali tak terpana dengan sikap Samuel.
Aku memang bodoh, aku akui itu. Namun hal ini tak berlaku pada orang lain selain Samuel, aku menghormati Samuel sebagai Kaisarku. Dan dua Gundik ini tak akan pernah ku biarkan tertawa besar dengan terang-terangan di depanku. Karna lebih dari apapun status sosialku berada jauh di atas mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/288394304-288-k411075.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aalice Jackey
Fiksi PenggemarKisah sederhana Permaisuri yang tidak di cintai Kaisarnya _____ Aalice kembali menatap pada Samuel tepat di iris kelam lelaki itu "entah akan ada atau tidaknya masa itu tapi suatu saat ada wanita lain selain Debora yang menguasai hatimu. Aku tidak b...