bagian : 11

2.3K 274 45
                                        

yang udah lupa bisa ulang baca Part sebelumnya ya:))

****

Setibanya Samuel di kursi kebesarannya, pria itu menoleh pada Permaisuri yang sedari tadi hanya menatap kosong ke depan tanpa ada pancaran keinginan untuk hidup.

"Kau semakin seperti mayat hidup"

"Selamat atas kedatangan Selir, Yang Mulia" Aalice tak menghiraukan perkataan Samuel sebelumnya

"Tentu, dia sangat cantik"

"Di mata Kaisar tampaknya semua wanita terlihat cantik, kemarin Duchess Debora dan sekarang Selir Yara?"

"Ah ya aku tak pernah memuji mu sebelumnya, apa ini maksud tersirat?"

Samuel terseyum remeh pada Aalice

"Siapa yang menginginkan pujian dari mulut Kaisar brengsek sepertimu?" Balas Aalice juga tersenyum remeh

Samuel tertegun.

Keraguannya terjawab, Aalice berubah dan kini ia tampak seperti bukan dirinya. Rambut panjang kebanggaannya di potong pendek. Tatapan mata lembut di iringi sendu kini tajam. Bibir yang selalu mengulas senyum ramah kini melukis seringai sinis?

"Apa yang terjadi? Kau tampak bukan kau"

"Mengapa? Mengapa itu menjadi masalah kini? Kau sebelumnya tak pernah memperhatikanku, yang mulia" Aalice mengangkat sebelah alisnya, menatap Samuel yang juga tengah menatapnya

"Kau menjadi semakin bertaring" Samuel tergelak remeh

"Menjadi Permaisuri dari Kaisar brengsek, mungkin selain bertaring aku juga harus beracun?"

Dahi Samuel mengerut, tatapan remeh yang semulanya ia tampilkan untuk Aalice berubah tajam

"Aalice Jackey.." Rahang Samuel mengatup keras

"Samuel.. Jangan hancurkan acaramu atau jika itu terjadi, kau tau tawa siapa yang paling kencang" Aalice lagi-lagi mengukir senyum remeh "Bukankah kekaisaran berhutang nyawa pada Klan keluargaku? Lalu dengan seenaknya cucu dari mendiang pendiri kekaisaran ini memainkan takhta ku? Ingin memberi takhta pada semua wanita yang memikat hatinya? Lalu mencampakanku tanpa harga diri? Sebelum itu terjadi, apa aku harus merencanakan pembunuhan untuk Kaisar?"

"Jaga bicaramu!!" Samuel menyela dengan intonasi suara penuh penekanan

"Sekali lagi! Sekali lagi kau mencoba memainkan takhtaku, akan ku jamin hidupmu setelah itu tak akan lagi pernah bahagia!! Karna ibu dari kekaisaran ini HANYA AKU!. HANYA AKU!."

"Kau menjadi Serigala dalam semalam?" Samuel tertawa renyah

"Maka berhati-hatilah, mungkin selanjutnya kau yang akan aku terkam!"

"Kau fikir begitu mudah menghabisiku?"

"Mudah saja, habisi Debora"

Mendengar dua penggal kata dari Aalice, Samuel seakan kesetanan. Ia segera beranjak dari kursi kebesarannya dan dengan cepat menarik tengkuk Aalice lalu mencekiknya.

Semua orang yang menyaksikan tampak terkejut, namun takbada yang berani mendekat.

Aalice tampak kesusahan dalam bernafas Matanya sudah memerah namun ia sama sekali tak gentar.

"Ayah mu menginginkan kita mati"

Tangan Samuel spontan terlepas. Aalice terbatuk-batuk. Dan semua orang yang berada di Aula kekaisaran menutup mulut tak percaya.

Aalice baru saja berbicara dengan bayinya setelah cekikan itu mengencang.

"Bukankah kita benar-benar tak berharga baginya?" Tambah Aalice lagi dengan tangan yang masih mengelus perut buncitnya

Aalice JackeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang