Happy Reading ♡
***
"Hi! Renaya,"Sapa Hiekal di pagi hari menuju sekolah.
Hari ini Hiekal di turunkan oleh teman-temannya di tengah jalan menuju sekolah karena Hiekal yang malah teriak-teriak di mobil gak jelas, membuat kekesalan di rasakan oleh Nandra, Raka dan Janu. Dan akhirnya mereka menurunkan Hiekal. Tapi, bukannya Hiekal kesal malah berterimakasih. Karena Hiekal melihat Renaya sedang berjalan sendiri ke sekolah. Kalo bukan karena mereka, Hiekal tidak akan melihat Renaya.
"Sendiri aja?"tambah Hiekal.
Renaya menoleh ke samping menatap Hiekal yang tersenyum kepadanya, Renaya hanya menjawabnya dengan sedikit anggukan.
"Surat kemarin udah dibaca?"
"Belum."
"Loh kenapa?"tanyanya setengah kaget.
Si Nandra di suruh ka gak bener nih orang, awas ya lo Nandra gue mangsa si Purba baru tau rasa lo!
Batin Hiekal.
"Suratnya di baca sama temen gue,"jawab nya setengah jutek.
"Kok? Tapi lo tau kan isinya?"
Renaya mengangguk.
"Ya gitu deh."Hiekal menggaruk tengkuk lehernya merasa malu.
Renaya hanya berjalan dengan cuek menghiraukan Hiekal. Hiekal yang merasa di cuekin mulai lebih mendekati Renaya.
"Minta nomor hp,"ucap Hiekal tanpa basa-basi, emang kalau buaya udah kelaparan gak suka nunggu lama, langsung aja cari mangsa lalu di lahap masak-masak.
"Buat apa?"
"Buat—"Hiekal berpikir sesaat, "buat chat an? Telepon nan?"
"Minta aja sama Nandra."percayalah Renaya tidak ingin ribet akibat keinginan Hiekal.
"Maunya langsung dari lo!"ucap Hiekal setengah merengek.
"Nomor gue sama kok, jadi minta aja sama si Nandra."
"Yah beda lah Renaya, kalo dari lo nya langsung itu kayak bener-bener berarti gitu, kalo dari si Nandra gak ada artinya apa-apa."
Renaya pun menyerah kan handphonenya kepada Hiekal dengan terpaksa, takut bilamana buaya ini tidak langsung diberi makan. Buaya ini akan mati.
"Nah gitu dong, baru itu calon pacar gue."
Renaya mengernyit kan alisnya.
"Mau gak jadi pacar gue?"ucap Hiekal tiba-tiba, matanya masih menatap layar Handphone Renaya. Ia berbicara demikian seolah ini semua hanya permainan semata, karena dengan mudahnya Hiekal menembak Renaya tanpa aba-aba.
Renaya melotot kaget, "ngak."jawabnya singkat. Tentu saja tembakan Hiekal meleset karena terlalu terburu-buru, dan kepercayaan diri yang tinggi.
Baru juga kenal udah ngajak pacaran aja, gue aja kenal sama Dono bertahun-tahun ngak pernah tuh dia ngajak gue pacaran!
Ledek Renaya di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiekal
Teen Fiction{ On Going } Sebuah kisah antara seorang pria yang mencintai wanita yang jauh dari kata sempurna. Dan suatu ketika pria itu pun sadar Bahwa dirinya juga jauh dari kata sempurna. Kal, bagaimana bisa kau titipkan cinta, pada saya yang jauh dari kata...